Mohon tunggu...
Faradilla Witha Fernanda
Faradilla Witha Fernanda Mohon Tunggu... Penulis - Sabar itu susah, makanya hadiahnya surga. Kalo mudah, hadiahnya kipas angin.

Penyuka sejarah, khususnya zaman kuno. Dulu bercita cita jadi arkeolog, sekarang Ibu Rumah Tangga, berkarya di rumah :)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mlaku Mlaku di NdalemRatu, Singosari

17 Februari 2020   20:24 Diperbarui: 17 Februari 2020   20:34 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin malam, saya melihat akun instagram kuliner di malang yang berkunjung ke tempat makan di Singosari. Saya yang memang kepingin jalan-jalan tapi nyari yang dekat dan belum pernah saya kunjungi langsung kepincut. Dari instagramnya saya liat tempatnya Jawa banget dan asri. Ah, pingin kesana tapi kapan ya?, hati ini bertanya-tanya, he he. 

Besoknya, sambil nunggu antrian dokter, saya liat lagi instagramnya dan saya tunjukkan ke Ibu Mertua saya. Eeeh beliau juga pingin kesana dan bilang, "Ayo langsung kesana setelah dari sini!  Ibuk ajak temen Ibuk juga ya! ". Saya ga bisa nolak, selain saya juga pingin kesana (hihi), saya juga pingin bawa Ibuk jalan-jalan sebentar karena saya tahu beliau kelelahan selama menemani saya opname minggu lalu. 

Tempat tinggal saya di Karangploso jadi tidak begitu jauh dari Singosari. Dari RS, langsung naik taksi online ke sana. Mudah settingnya di aplikasi karena sudah ada di Maps. Perjalanan sekitar 20 menit dari RS. Oiya, kata Ibuk mertua saya di Singosari ga ada bakso yang ga enak. Bisa banget habis dari NdalemRatu ini melipir ke Bakso Cak Kar karena dekat (jalan kaki cm sebentar). Bakso Cak Kar ini terkenal bakso merconnya, saya sendiri belum pernah coba, next trip lah kesana. 

NdalemRatu memang tidak terlalu besar, namun setiap ruangannya unik karena dihiasi dengan perabot kuno dan penataan yang cantik. Di teras ada 2 tempat duduk untuk 3-4 oramg yang dikelilingi tanaman hias dan kolam kecil. Di ruangan tengah ada meja besar untuk kapasitas +- 15 orang dan ada tempat duduk kapasitas 3-4 orang. 

Ruangan tengah juga tempat para staf menyiapkan makanan dan tempat kasir. Selain itu disediakan tempat duduk dengan bangku dan meja memanjang (seperti kita duduk di warung). Yang unik, ada deretan botol berisi limun jadoel lho di sini. Sayang tadi saya tidak mencobanya. Kelihatannya enak diminum siang-siang ditambah es batu. Yummy :) 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Nah, sebelum menuju ruang belakang, terdapat deretan kursi panjang  yang menghadap kolam dengan beberapa bantal. Bayangin deh tenang banget rasanya duduk di situ dengan mendengarkan gemericik air, disinari matahari, dan liat ikan di kolam yang berenang-renang. Ditemani pisang goreng dan wedang jahe, waah.... langsung pengen rebahan, hihi. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ruang belakang sebagian besar difungsikan untuk galeri batik, souvenir, dan uniknya ada penyewaan baju tradisional lho di sini!  Saya tidak bertanya berapa harga sewa per baju, tapi dari info yang saya baca harga sewa pwr baju Rp. 30.000 saja (CMIIW), terjangkau banget ya? Juga ada tempat tidur kuno yang bisa dijadikan spot cantik untuk berfoto.  

Oiya, di ruang belakang ini juga ada meja makan besar kapasitas +- 12 orang. Lucunya,  saat mendekati meja makan ini tiba-tiba ada bau melati menyergap hidung saya. Kaget, pikiran pertama saya langsung mengira ini berhubungan dengan sesuatu yang mistis. Tapi begitu balik badan ternyata ada setumpuk bunga melati yang diletakkan dalam wadah di belakang saya!  Haha ya ampuun.... 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Setelah berkeliling saya memilih meja di teras depan untuk tempat makan siang. Saya pesan Nasi Kuning Majapahit, Mertua saya pesan Nasi Urap-urap Singosari, dan teman Mertua saya pesan Nasi Pecel Kediri.

 Minumannya semua pesan Jahe Kelapa. Plus 1 porsi Pisang Goreng. Jadi disini selain bisa makan berat, ada camilan seperti pisang goreng, tape goremg, kacang rebus, dan banyak lagi. Selain itu disediakan menu tradisional seperti jamu kunir asem dan beras kencur. Dan yang saya seneng lagi harga makanannya sangat terjangkau, rata-rata dibawah Rp 20.000. Happy tummy happy wallet, hihi. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ibuk mertua saya dan temennya sangat suka foto-foto. Jadi mulai dari sebelum makan sudah keliling berfoto di setiap spot Ndalem Ratu. Kalo saya sih duduk anteng nunggu makanan datang sambil jagain tas. Selesai makan pun Ibuk mertua saya foto-foto lagi, haha. Staf disini juga membantu Ibuk saya foto-foto. Tanpa diminta lho, mantap servicenya. 

Saya puas berkunjung ke Ndalem Ratu, dari segi makanan, interior, service, semuanya cukup baik. Mudah-mudahan menu makanannya bisa ditambah lagi dan ada penjelasan singkat  sejarah dibalik menu makanan berlabel Singosari, Kediri, dan Majapahit.  Selain itu juga bagus jika ada permainan tradisional yang bisa dimainkan pengunjung.  

Semacam congklak atau sejenisnya. Bertambah lagi satu rekomendasi tempat makan bertema sejarah yang akan saya sarankan untuk para pelancong di kota Malang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun