Atau kita yang memang hanya ingin ngomong semata, mementingkan EGO tanpa mau peduli dengan orang lain?
Ah, bermacam-macam alasan.
Abraham Lincoln, suatu ketika pernah mengalami masalah yang pelik, maka dia pergi ke rumah temannya yang berjarak cukup jauh dari tempat tinggalnya, berbicara, menumpahkan pendapatnya, dan kemudian pulang dengan perasaan puas dan lega.
Temannya tidak memberikan pendapat apa-apa, temannya hanya mendengarkan dengan penuh perhatian. Dengan kepedulian.
Namun itulah yang dibutuhkan Lincoln, dia hanya butuh didengarkan, berbicara untuk mengutarakan pendapatnya yang sebenarnya mungkin - dia sudah tahu kira-kira jalan keluarnya.
Pendengar yang baik, bukan hanya mendengarkan diam saja saat ada yang bicara. Namun juga bisa memberikan tanggapan yang menunjukkan kepedulian, yang disesuaikan dengan keadaan si pembicara.
24 Maret, ditulis di antara jalan Rantau _ Tanjung