Mohon tunggu...
Faradila Ardina Rahman
Faradila Ardina Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Edit video

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Permanian Tradisional Mulai Luntur

15 Desember 2023   06:51 Diperbarui: 15 Desember 2023   06:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permainan tradisional dapat didefinisikan sebagai karakteristik dari pengetahuan secara turun-temurun diwariskan untuk generasi selanjutnya serta memiliki berbagai fungsi dan pesan di dalamnya, dengan artian pada prinsipnya permainan anak tetaplah permainan yang bisa dimainkan oleh anak-anak. Dengan demikian, jika dilihat bentuknya tetap sama, menggembirakan dan menyenangan untuk anak karena tujuan utamanya sebagai media untuk bermain permainan. 

Aktivitas permainan juga membantu dalam perkembangan berbagai aspek psikologis anak yang bisa dijadikan sarana belajar untuk persiapan menuju ke dunia orang dewasa. Permainan sebagai istilah luas mencakup capaian perilaku dan kegiatan yang lebih luas serta untuk berbagai macam tujuan yang sesuai dengan usia anak.

Khasanah berpendapat bahwa, permainan tradisional memiliki beberapa karakteristik, seperti:

1. Permainan tradisional cenderung menggunakan alat, permainan itu cenderung memanfaatkan alat bahkan tanpa perlu membeli beberapa fasilitas di lingkungan, hanya diperlukan kreativitas dan daya imajinasi yang tinggi. Terdapat beberapa alat permainan yang digunakan atau dibuat dari tumbuhan dan benda yang ada disekitar kita seperti, tanah, genting, batu, biji sawo, biji salak, kulit kerang, kerikil, dan masih banyak lagi.

2. Permainan tradisional banyak melibatkan pemain, jadi tidak heran apabila kita melihat pada setiap permainan tradisional memiliki begitu banyak anggota. Sebab, selain mendahulukan faktor kesenangan kelompok, permainan ini juga bertujuan meningkatkan kemampuan interaksi antara pemain satu dengan pemain lain.

3. Permainan tradisional mengandung pesan moral dan nilai-nilai luhur tertentu seperti nilai kejujuran, sikap menerima kekalahan/lapang dada, sportif, dan yang paling utama adalah nilai kebersamaan. Semua itu bisa diperoleh jika pemain yang benar-benar menikmati, mengerti tujuan, dan menghayati permainan tersebut.

Permainan rakyat atau sering disebut permainan tradisional merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada masa lampau terutama tumbuh di masyarakat pedesaan. Permainan tradisional ini tumbuh berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat, kebanyakan permainan tradisional dipengaruhi oleh lingkungannya, oleh karena itu permainan tradisional disetiap daerah selalu memiliki perbedaan den tentunya selalu menarik serta menghibur sesuai dengan kondisi saat itu. 

Permaianan tradisional itu adalah permainan yang mudah ditemukan pada zaman dahulu dan sangat mudah dimainkan karena bahan yang dipergunakan untuk membuat permainan tradisional sangat mudah ditemukan di sekeliling kita. Memang, dahulu kala permainan tradisional seperti menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat khususnya anak-anak. Banyaknya varian dan jenis permainan membuat permainan tradisonal menjadi sesuatu yang tidak bosan untuk dimainkan. Jenis permainan tradisional yang populer pada waktu itu adalah permainan kelereng, gobaksodor, cublak-cublak suweng, untrakol, congklak, petak umpet, egrang, layang-layang, dan lainnya. 

Menurut Hasruddin Nur dan Muhammad Ferdhy, Permainan tradisional populer pada zamanya karena lahan yang masih memadai, anak-anak juga masih banyak yang belum memiliki gadget, dan bahan yang masih mudah untuk didapatkan. Akan tetapi, pada saat ini  saja sudah jarang sekali melihat anak kecil yang bermain permainan tradisional, bahkan jarang sekali anak perempuan yang terlihat bermain 'Pasaran'. Pasaran yaitu permainan memasak menggunakan bahan dan alat seadanya dari tumbuhan sekitar, padahal permainan tersebut tidak membutuhkan lahan yang luas. 

Sebagian besar permainan tradisional dan olahraga adalah hasil ekspresi cara hidup dan budaya asli, banyak memberikan kontribusi terhadap identitas umum kemanusiaan yang kini telah menghilang dan ada juga yang masih bertahan tetapi purnah atau hilang dari peradaban manusia karena pengaruh globalisasi serta harmonisasi keragaman warisan budaya dan olahraga dunia. Padahal, permainan tradisional memiliki banyak manfaat, antara lain membantu anak dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan secara holistik dan terintegrasi serta membangun berbagai karakter positif seperti perilaku sosial anak yang meningkat, kerjasama antar teman sebaya yang makin erat, meningkatkan kemampuan kognitif, serta muncul kosakata baru dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Hal ini sebagai bagian kecil dari perkembangan bahasa, dan menuntut anak untuk aktif sehingga membantu perkembangan motorik kasar anak yang memainkan permainan tradisional tersebut.

Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi lebih tepatnya pada kecanggihan gadget yang masuk ke Indonesia beberapa tahun silam ini. Dahulu, anak-anak dengan alat seadanya saja sudah bisa bermain. Namun kini, banyak dari mereka yang harus bermain dengan mengandalkan teknologi terutama gadget yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, permainan tradisional perlahan-lahan mulai terkikis pada dunia anak-anak di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengerti apa sih permainan tradisional itu. Mereka belum pernah memainkan bahkan melihat bagaimana mekanisne dari permainan tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun