Mohon tunggu...
Faradiba Ratu Parasputri
Faradiba Ratu Parasputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Radiologi UA tahun masuk 2022.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Klasifikasi Kardiomegali dengan Teknik Radiologi: Analisis Menggunakan 5 Modalitas untuk Meningkatkan Akurasi

12 Juni 2024   22:30 Diperbarui: 12 Juni 2024   22:41 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/43150/23121

Ultrasonografi jantung atau sering disebut dengan ekokardiografi adalah prosedur pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang ultrasonik berfrekuensi  untuk memvisualisasikan  anatomi , fungsi ,dan patologi dari vaskuler dari jantung. Pemeriksaan ekokardiografi  dilakukan saat ada indikasi klinis seperti  gagal jantung dengan ciri sesak nafas,mudah letih , adanya gangguan irama pada  jantung (aritmia) serta kardiomegali yang telah tervisualisasi  dari pemeriksaan foto rontgen dada.  Diagnosa Kardiomegali disebabkan oleh  penyempitan pada arteri koroner, hipertensi,gangguan pada katup jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kardiomiopati, efusi perikard, hipertensi pulmonal, gangguan tiroid, hemokromatosis, amiloidosis, dan juga infeksi virus pada jantung yang menyebabkan pembesaran pada area jantung.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/43150/23121
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/43150/23121

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/43150/23121
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/43150/23121

Pada kedua gambar diatas telah di diagnosa bahwa ada efusi perikardial yang mana yang mana ada ruang bebas antara visera dan perikardium parietal yang di tinjau dari parasternal, apikal, subkostal yang termasuk dalam pemeriksaan jenis TTE ( Trans Torakal Ekokardiografi) untuk menilai efusi perikardial.. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga bisa dilakukan terhadap bayi, anak anak sampai dewasa yang bersifat lebih fokus dan efisien serta hasilnya dapat diinterpretasikan sepanjang waktu oleh dokter klinis.Pada pemeriksaan USG jantung/ Ekokardiografi  tidak perlu persiapan khusus saat pemeriksaan kecuali saat pemeriksaan lower abdomen yang dianjurkan harus puasa makan 8-12 jam , Pasien hanya perlu berbaring saat proses scanning.  Pada pemeriksaan ini menggunakan jenis probe phased array yang memiliki frekuensi sekitar 2,5 MHz. 

Dalam pemeriksaan ekokardiografi sering menggunakan pemeriksaan jenis TTE (Trans Thoracal Ekokardiografi) karena pasien tidak merasa kesakitan yang mana alat transduser hanya diletakkan di atas rongga dada bagian tertentu. Alat transduser ini mengirim gelombang suara, kemudian dikonversi oleh komputer sehingga bisa ditampilkan pada layar monitor. Modalitas TTE ada 3 macam yaitu pertama  dalam bentuk 2 Dimensi yang mana lebih fokus pada anatomi jantung yang secara natural, kedua adalah M-mode yang digunakan untuk visualisasi jantung berdasarkan pada gerak irama jantung dan mengukur dimensi  ruang ruang jantung, ketiga adalah Doppler yang mana memberikan informasi tentang  hemodinamik struktur jantung.

Pada pemeriksaan ekokardiografi TTE terdapat 5 pemeriksaan standar yang dilakukan yaitu pertama adalah  Parasternal Long Axis (PLAX) yang mana transduser diletakkan diatas dada( sternum) dengan posisi transversal atau bidang memanjang  untuk evaluasi ukuran ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kiri. Kedua adalah Parasternal Short Axis (PSAX) yang mana transduser diletakkan di atas dada (Area sternum) dengan posisi longitudinal dan marker menghadap pundak kiri pasien untuk evaluasi apakah  posisi ventrikel kiri lebih besar dan bulat dari ventrikel kanan ,Ketiga adalah   Apical yang mana transduser diletakkan pada apex jantung dengan marker menghadap pada axilla bagian kiri untuk evaluasi ruang jantung termasuk dari ukuran dan pergerakan dari ventrikel kanan, ventrikel kiri,atrium kanan ,atrium kiri. Keempat adalah Subcostal yang mana transduser diletakkan di area  bawah xipoideus dengan marker di sebelah kanan sedikit dimiringkan untuk evaluasi vena cava inferior. Kelima adalah Substernal  dengan transduser diletakkan pada area substernal dengan leher di ekstensikan dan marker menghadap pada kanan pasien untuk evaluasi vaskular termasuk arcus aorta, tetapi scanning area ini tidak disarankan untuk pasien yang terpasang endotracheal tube.

SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)

SPECT atau  Single Photon Emission Computed Tomography adalah teknologi yang menggabungkan antara CT (Computed Tomografi) dengan Single Photon Emission. Pada umumnya pemeriksaan MPI atau Myocard Perfusion Imaging. MPI sendiri merupakan teknik pencitraan dengan menggunakan thallium-201 (201Tl) atau technetium-99 m (99mTc) sebagai tracers (Angelidis et al., 2017). Di Australia  semua studi mengenai MPI dilakukan di satu pusat pada tahun 2012-2016. Dan didapatkan hasil pada MPI yang dilakukan memiliki tujuan evaluasi kondisi jantung yang memiliki patologi seperti kardiomegali atau juga efusi perikardial. selain itu, dapat dilakukan untuk mengevaluasi patologi aorta toraks, paru-paru, hati, limpa, retroperitoneum, kelainan dipertimbangkan IDL (incidentally detected lesions), dan lesi yang tidak diketahui sebelum masa MPI kinerja atau yang mengalami kemajuan signifikan.

Extra-cardiac findings in the age of hybrid cardiac imaging: Incidental or essential? In Journal of Nuclear Cardiology Vol. 29, Issue 4, pp. 1823--182
Extra-cardiac findings in the age of hybrid cardiac imaging: Incidental or essential? In Journal of Nuclear Cardiology Vol. 29, Issue 4, pp. 1823--182

Ket : Figure. Informasi diperoleh dari studi perfusi yang dilakukan pada sistem SPECT/CT untuk mengevaluasi pasien dengan nyeri dada atau gejala lain yang mengarah pada penyakit koroner epikardial.

Extra-cardiac findings in the age of hybrid cardiac imaging: Incidental or essential? In Journal of Nuclear Cardiology Vol. 29, Issue 4, pp. 1823--182
Extra-cardiac findings in the age of hybrid cardiac imaging: Incidental or essential? In Journal of Nuclear Cardiology Vol. 29, Issue 4, pp. 1823--182

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun