Oleh: Icha Faradiba
UNIVERSITAS ISLAM SUNAN AMPEL SURABAYA JAWA TIMUR
Pendidikan sebagai akar kemajuan negara penopang seluruh faktor kebutuhan negara, penunjang kemajuan negara dan memberikan perubahan emas dari segi ekonomi maupun  mutu sumber daya manusia serta penguat sistem yang telah berjalan di indonesia.
Pendidikan seringkali diperbincangkan karena pendidikan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa elemen pendukung dan saling mempengaruhi didalamnya. Pendidikan adalah faktor utama yang memiliki pengaruh kamajuan yang sangat besar. Dengan pendidikan kualitas sumber daya manusia akan tinggi sehingga perindustrian di indonesia bisa dikendalikan masyarakat pribumi. Kemajuan suatu negara tidak hanya pendidikan semata. melainkan pendidikan yang harus balencedengan moral dan karakter setiap individu. Dengan seperti itu kemajuan di indonesia memiliki progressyang sangat cepat. Namun patut disayangkan hampir setiap insan yang mengenyam pendidikan tidak disertakan dengan moral dan karakternya sehingga dapat dengan mudah menghujat orang lain.
Indonesia merupakan negara demokrasi dimana negara demokrasi memiliki hak kekuasaan penuh pada rakyat, hak kebebasan pendapat sehingga semua orang bisa berpendapat sesuai daya tarik yang ingin di katakan. Menyebabkan akhir-akhir ini banyak berita viral yang menginformasikan  kaum beragama saling merendahkan dan mudahnya sesama umat islam saling menghujat satu sama lain. Dengan kerap melempar tuduhan kafir menanamkan kebencian, dan melakukan tindakan kekerasan terhadap kelompok lain dengan tuduhan sesat, liberal dan tuduhan lainnya.
Seringkali agama muncul sebagai cover individu maupun kelompok segalanya bisa diatas namakan dasar agama. Marilah kita tengok beberapa fenomena yang terjadi di indonesia akhir-akhir ini  kerap membuat rasa persatuan dan rasa teloransi yang tinggi di indonesia terguncangkan. Hanyalah kepentingan pribadi maupun kelompk Yang menganggap kekerasan yang dilakukan adalah menggunakan dasar agama. Probelmatika yang baru saja muncul di indonesia adalah sekelompok ISIS
(Islamic State in Iraq and al-Syam) yang saat ini menjadi sangat viral dibahas di negara iraq dan suriah sekaligus nama yang  menjadi magnet yang menarik banyak pasukan dari berbagai daerah di medan perang untuk menyatakan kesetiaannya di bawah organisasi payung yang besar. Disebut sebut awal dari pembentukan ISIS ini merupakan dari front kemenangan organisasi Daulah Iraq Islamiyah yang digantikan menjadi Daulah Islamiyah fil Iraq wa Asy-Syam.[1] Mereka memiliki kekuatan militer dan teknologi yang kuat serta kesetiaan pasukannya sehingga mereka mampu bertempur dengan alasan yang sama atas nama agama. Itulah salah satu contoh organisasi besar yang saat ini menjadi ancaman disetiap negara terutama negara indonesia. organisasi yang memiliki kualitas pada sumber daya manusia nya tetapi memiliki jiwa yang bisa dibilang sangat miskin karena  moral dan karakter nya.
Adalagi probelematika yang sering terjadi beberapa tahun silam yang menimpa warga ahmadiyah, syiah yang memberikan kesan rusuh terhadap masyarakat serta banyak lagi konflik kekerasan antar etnis dan antar agama yang mereka peluk.[2]
Dari persoalan diatas menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak ibu pertiwi kian gelisah dengan terjadinya banyak konflik yang timbul. Jika keberadaan agama sebagai dasar perdamaian bagaimana dengan sumbangsih realita yang terjadi? Dan jika sektarianisme mendominasi konflik di indonesia bagaimana dengan sikap pluralisme yang kian sangat marak diperbicangkan? Jika  pendidikan tidak bisa lepas dengan keagamaan bagaimana dengan peran pendidikan masa kini?
Â
Pendidikan moral dan karakter merupakan pendidikan yang tidak kalah penting. Menuntun setiap insan berjalan menuju kedamaian yang abadi serta merendam segala aspek kejahatan yang menggunakan kemajuan teknologi. Seringkali muncul agama sebagai landasan ideologi dan sebagai sumbangsih kepentingan pribadi maupun kelompok. Realitanya agama diturunkan sebagai pedoman setiap manusia, membawa manusia menuju perdamaian. Setiap agama mengajarkan manusia bisa memanusiakan manusia, setiap agama mengjarkan hidup toleransi dan bekerja sama. Yang menjadikan manusia lupa dengan seluruh yang diajarkan agama adalah manusia kalah dengan apa yang menjadikan keinginannya mencari simbol dan eksistensi agar menjadi manusia unggul diantara yang lain tetapi lupa dengan proses dan dampaknya sehingga menjadikan setiap individu itu lupa diri bahwa manusia merupakan makhluk terkecil dan sangat lemah dimata tuhan-Nya.Â
Contohnya saja etnis yang pernah terjadi di indonesia beberapa tahun silam yang hingga kini masih belum terpecahkan karena masalah yang sangat kompleks untuk dianalisis mengingat intensitas dan ekstensitas wilayah dan pelaku konflik antar tahap memperlihatkan perbedaan yang sangat mendasar. Terdapat beberapa pola kerusuhan yang dapat dilihat pada konflik yang terjadi di Poso sulawesi tengah. Konflik yang melatarbelakangi agama jika di telusuri lebih lanjut maka yang mewarnai konflik tersebut hanyalah karena kepentingan pribadi. Akibatnya Konflik Poso telah memakan korban ribuan jiwa serta meninggalkan trauma psikologis yang sulit diukur tersebut, ternyata hanya disulut dari persoalan-persoalan sepele berupa perkelahian antar pemuda.Â
Jika yang menguncang rasa persatuan yang ada di indonesia adalah konflik sektarianisme dimana sektarianisme adalah sebuah diskriminasi yang muncul akibat perbedaan di antara suatu kelompok yang mendominasi agama dan politik. Seringkali nampak dalam sektarian melahirkan sikap atau perilaku yang antikomunikasi, reaksioner, amat emosional, tidak kritis, angkuh dan anti dialog yang akan menyebabkan seseorang atau sekelompok masyarakat membabi buta membela kelompoknya atau mahdzabnya.Â
Seperti yang terjadi di yaman tentu perang ini tidak lepas dari perkembangan sosial dan politik di timur tengah yang mengalami sektarianisasi politik fase ini berawal dari krisis politik di Suriah yang acap berkembang menjadi konflik sektarian antara rezim Bashar al-Assad yang dikenal dari golongan Syiah dan para kelompok revolusi beserta segenap pendukungnya dari kelompok Sunni (termasuk Arab Saudi). Dalam konteks Suriah, sektarianisasi konflik di sana bahkan telah menarik minat para jihadis internasional untuk bergabung dan kemudian membentuk kelompok sendiri dikenal dengan nama ISIS. Dibanding yang terjadi di Suriah, sektarianisasi konflik politik terjadi di Yaman berlangsung secara lebih vulgar, bahkan menjadi perang antarnegara seperti sekarang.
Semua pihak harus mewaspadai perang ini agar tidak berkembang menjadi panggilan terbuka bagi kaum jihadis internasional untuk terlibat dalam perang ini. Bila ini sampai terjadi, eksodus kaum jihadis internasional dari pelbagai macam negara akan semakin masif terjadi ke wilayah-wilayah konflik di Timur Tengah, termasuk dari Indonesia. disinilah peran pluralisme yang terpenting meliki rasa toleransi yang tinggi apalagi indonesia adalah negara yang kaya perbedaan jika tidak menjujung tinggi rasa toleransi maka dengan mudah mempropaganda mayarakat indonesia terutama orang awam yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dan dari sinilah peran pendidikan sebagai penyalamat keutuhan negara indonesia bisa membedakan yang baik dan buruk serta tidak mudah mengikuti aliran sesat dan radikalisme.Â
Serta melindungi generasi mudah dari ancaman doktrin-doktrin yang bisa menggeser nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara karena itu indonesia sangat membutuhkan generasi unggul. Generasi penerus bangsa yang memiliki rasa saling menghargai antar agama ras suku dan tidak mudah memberika judge kepada yang lain bahkan dengan mudah mencetuskan kata KAFIR yang seagama. Jangan biarkan negeriku bersepai, Mari junjung perdamaian, Utamakan toleransi, SALAM PERSATUAN!!!
[1]http://www.dakwatuna.com/2014/06/30/53863/asal-muasal-isis danperkembangannya/#ixzz3HhnyEcjH, diakses pada tanggal 28 Juli 2017, pada pukul 13.00 WIB.
[2] Rahmat Wibowo, Modusifikasi Jangan biarkan agama menjadi landasan kekerasan, diakses pada tanggal 28 juli 2017, pada pukul 14.00 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H