Mohon tunggu...
Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stop! Kambing Hitam dengan Pendidikan Karakter Kebanggan Indonesia

28 Oktober 2017   20:46 Diperbarui: 28 Oktober 2017   21:25 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jika yang menguncang rasa persatuan yang ada di indonesia adalah konflik sektarianisme dimana sektarianisme adalah sebuah diskriminasi yang muncul akibat perbedaan di antara suatu kelompok yang mendominasi agama dan politik. Seringkali nampak dalam sektarian melahirkan sikap atau perilaku yang antikomunikasi, reaksioner, amat emosional, tidak kritis, angkuh dan anti dialog yang akan menyebabkan seseorang atau sekelompok masyarakat membabi buta membela kelompoknya atau mahdzabnya. 

Seperti yang terjadi di yaman tentu perang ini tidak lepas dari perkembangan sosial dan politik di timur tengah yang mengalami sektarianisasi politik fase ini berawal dari krisis politik di Suriah yang acap berkembang menjadi konflik sektarian antara rezim Bashar al-Assad yang dikenal dari golongan Syiah dan para kelompok revolusi beserta segenap pendukungnya dari kelompok Sunni (termasuk Arab Saudi). Dalam konteks Suriah, sektarianisasi konflik di sana bahkan telah menarik minat para jihadis internasional untuk bergabung dan kemudian membentuk kelompok sendiri dikenal dengan nama ISIS. Dibanding yang terjadi di Suriah, sektarianisasi konflik politik terjadi di Yaman berlangsung secara lebih vulgar, bahkan menjadi perang antarnegara seperti sekarang.

Semua pihak harus mewaspadai perang ini agar tidak berkembang menjadi panggilan terbuka bagi kaum jihadis internasional untuk terlibat dalam perang ini. Bila ini sampai terjadi, eksodus kaum jihadis internasional dari pelbagai macam negara akan semakin masif terjadi ke wilayah-wilayah konflik di Timur Tengah, termasuk dari Indonesia. disinilah peran pluralisme yang terpenting meliki rasa toleransi yang tinggi apalagi indonesia adalah negara yang kaya perbedaan jika tidak menjujung tinggi rasa toleransi maka dengan mudah mempropaganda mayarakat indonesia terutama orang awam yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dan dari sinilah peran pendidikan sebagai penyalamat keutuhan negara indonesia bisa membedakan yang baik dan buruk serta tidak mudah mengikuti aliran sesat dan radikalisme. 

Serta melindungi generasi mudah dari ancaman doktrin-doktrin yang bisa menggeser nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara karena itu indonesia sangat membutuhkan generasi unggul. Generasi penerus bangsa yang memiliki rasa saling menghargai antar agama ras suku dan tidak mudah memberika judge kepada yang lain bahkan dengan mudah mencetuskan kata KAFIR yang seagama. Jangan biarkan negeriku bersepai, Mari junjung perdamaian, Utamakan toleransi, SALAM PERSATUAN!!!

 

[1]http://www.dakwatuna.com/2014/06/30/53863/asal-muasal-isis danperkembangannya/#ixzz3HhnyEcjH, diakses pada tanggal 28 Juli 2017, pada pukul 13.00 WIB.

[2] Rahmat Wibowo, Modusifikasi Jangan biarkan agama menjadi landasan kekerasan, diakses pada tanggal 28 juli 2017, pada pukul 14.00 WIB.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun