Kita sebagai pengguna internet aktif sudah diwajibkan untuk selalu bersikap secara bijak terhadap informasi yang akan dicerna, sampai kita asal menelan informasi tanpa menyaring dan memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Ketika dihadapkan oleh info-info yang kebenarannya masih dipertanyakan, kita harus bijak dan berhati-hati dalam menanggapinya. Lebih baik tinggalkan dan cari tahu informasi dari sumber terpercaya.
Jika merasa ini bukan lagi gejala yang ringan maka sangat disarankan untuk langsung berkonsultasi kepada ahli, selayaknya sakit pada fisik, sakit pada mental juga memerlukan penanganan khusus dan pengobatan yang tidak bisa asal-asalan. Dan apabila tidak ditangani dengan serius dan tepat, maka gejalanya tentu akan menjadi lebih parah dan semakin berkepanjangan.Â
Secara global, lebih dari 70% orang dengan penyakit mental tidak menerima perawatan dari staf perawatan kesehatan. Bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan penghindaran atau penundaan pengobatan sebelum datang untuk perawatan termasuk (1) kurangnya pengetahuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri penyakit mental, (2) ketidaktahuan tentang cara mengakses pengobatan, (3) prasangka buruk terhadap orang yang memiliki penyakit mental, dan (4) ekpektasi diskriminasi terhadap orang yang didiagnosis dengan penyakit mental. (Henderson, C., Evans-Lacko, S., & Thornicroft, G., 2013)
Masih rekatnya stigma bahwa pergi menemui psikolog atau psikiater berarti orang gila adalah hambatan besar untuk orang-orang pergi memeriksakan diri. Hal ini tentu saja berbahaya karena tidak banyak orang bisa mengabaikan stigma ini ketika ingin berobat ke psikolog stigma ini harus dikikis sehingga memudahkan orang-orang mendapatkan penanganan tepat. Sisi baik dari merebaknya mental health awareness di media sosial adalah semakin terbukanya pemikiran orang mengenai betapa pentingnya kesehatan mental sebagaimana pentingnya kesehatan fisik.
Baiknya kita terus mempertahankan anggapan bahwa berobat atau konsultasi mental kita bukanlah sebuah aib, karena dengan semakin banyak orang-orang yang mendapatkan bantuan dan penanganan tepat maka masalah kesehatan mental dapat dikikis perlahan-lahan, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang sehat baik jasmani maupun rohani.
Daftar Pustaka :
Kuehn, B. M. (2013). More than one-third of US individuals use the Internet to self-diagnose. Jama, 309(8), 756-757.
Henderson, C., Evans-Lacko, S., & Thornicroft, G. (2013). Mental illness stigma, help seeking, and public health programs. American journal of public health, 103(5), 777-780.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H