Mohon tunggu...
Muhammad Ibnu Faqih Wijaya
Muhammad Ibnu Faqih Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Lulusan Ekonomi Pembangunan yang terjun di Dunia Penulisan (harusnya jadi analis malah jadi penulis)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenapa Kau Meninggalkanku?

13 Maret 2023   23:15 Diperbarui: 13 Maret 2023   23:24 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria itu berdiri di sebuah taman yang indah. Dia memandangi senja yang semakin turun, kemudian dia melihat wanita yang dicintainya muncul dari kejauhan.

Pria: "Hai, apa kabar, sayang? Apa yang kau lakukan hari ini?"

Wanita: "Aku baik-baik saja. Aku hanya menghabiskan waktu bersama keluarga."

Pria: "Aku merindukanmu. Aku ingin menghabiskan waktu bersama kamu."

Wanita: "Aku juga merindukanmu. Tapi kamu tahu kan, aku sudah tidak berada di dunia ini lagi."

Pria: "Apa? Kamu mengatakan apa?"

Wanita: "Aku sudah meninggal, sayang. Kamu hanya membayangkan keberadaanku."

Pria: "Tidak, itu tidak mungkin. Aku merasa kamu masih bersamaku."

Wanita: "Itu hanya khayalanmu. Kamu harus menerimanya dan melanjutkan hidupmu."

Pria: "Tapi, bagaimana aku bisa melupakanmu? Aku mencintaimu begitu dalam."

Wanita: "Aku tahu kamu mencintai aku, tapi kamu harus menghormati kenyataan. Aku sudah pergi, dan kamu harus menjalani hidupmu dengan baik."

Tiba-tiba pria itu terbangun disebuah kuburan sambil memandangi foto wanita yang dicintainya dengan penuh kasih sayang.

Pria: "Aku merindukanmu begitu dalam."

Tidak ada jawaban dari wanita itu, hanya angin malam yang bertiup lembut.

Pria: "Kamu tahu, sayang. Aku selalu merasakan kehadiranmu di sampingku. Bahkan, aku merasakan kehangatanmu dalam tidurku."

Dia tersenyum saat memikirkan kenangan indah yang mereka bagikan bersama. Semuanya terasa begitu hidup dan nyata, seolah-olah dia bisa merasakan ciuman wanita itu, mendengar tawa lembutnya, dan merasakan belaian lembutnya.

Namun, dalam sekejap mata, pria itu tersadar dari khayalannya. Dia sadar bahwa wanita yang dicintainya sudah tiada, dan dia hanya berbicara dengan bayangan.

Pria: "Tidak mungkin. Tidak mungkin kamu pergi meninggalkanku."

Dia terus menolak kenyataan dan membiarkan dirinya terus hidup dalam khayalan. Dia merasakan kesedihan yang dalam, tapi dia masih terus membiarkan dirinya terhanyut dalam dunianya yang abadi.

Pria: "Aku akan selalu mencintaimu, sayang. Aku akan selalu merindukanmu dan berbicara denganmu. Sampai kita bertemu lagi di akhirat nanti."

Dia meletakkan bunga mawar putih di atas makam, dan kemudian pergi. Dia tahu bahwa dia harus menghormati kenyataan dan melanjutkan hidupnya, tapi dia juga tahu bahwa dia akan selalu mencintai wanita itu sampai akhir hayatnya.

Kisah cinta mereka mungkin sudah berakhir, tapi cintanya akan selalu abadi dalam hatinya. Dan walau bagaimanapun, dia tahu bahwa dia akan selalu merasakan kehadiran wanita itu di sisinya, bahkan jika hanya dalam khayalannya yang menyedihkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun