Mohon tunggu...
Faqih Muhammad Murtaqi
Faqih Muhammad Murtaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Departemen Geofisika dan Meteorologi - Program Studi Meteorologi Terapan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Media Sosial pada Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (AUS)

20 November 2022   23:13 Diperbarui: 20 November 2022   23:33 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

Teknologi informasi merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Saat ini, perkembangan teknologi informasi sangat pesat dan akan terus berevolusi dan berkembang selama peradaban manusia masih ada. Salah satu pemanfaatan perkembangan teknologi informasi adalah penggunaan media sosial. Media sosial ini berkembang tanpa bisa dibendung, membawa dampak positif dan negatifnya. Perkembangan teknologi membuat kita mudah dalam mendapatkan informasi melalui media sosial. Namun, tidak selamanya media sosial memberi dampak positif, banyak kemungkinan digunakan untuk hal negatif. Media sosial tidak hanya dikunjungi oleh orang dewasa, tetapi anak-anak dapat dengan mudah mengaksesnya, khususnya yang memasuki fase Anak Usia Sekolah (AUS). Media sosial dapat memberi efek negatif bagi AUS jika tidak ada manajemen keluarga yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dan manajemen keluarga dalam mengontrol penggunaan media sosial pada AUS.

Anak Usia Sekolah (AUS) atau dikenal dengan istilah Middle Childhood, yaitu anak yang berada pada rentang usia 6-12 tahun. Anak Usia Sekolah masuk dalam masa industry versus inferiority. Pada masa tersebut, anak-anak mulai mampu mengembangkan produktivitasnya seperti kemampuan menggunakan logika, beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, kemampuan menguasai emosi, dan kemampuan berkompetisi. Usia sekolah sering juga disebut sebagai masa intelektual karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran.  Mereka sudah mampu mengembangkan kekuatan internal yang memungkinkan mereka untuk bergaul di luar rumah.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakteristik dan kepribadian anak usia sekolah, contohnya adalah keluarga dan media sosial. Keluarga adalah guru pertama dan terakhir bagi seorang anak. Anak usia sekolah membutuhkan keluarga yang berperan untuk mendidik dan memberi pengajaran mengenai banyak hal. Sedangkan, media sosial adalah sekumpulan aplikasi berbasis internet yang berdasarkan pada ideologi dan teknologi Web 2.0 sehingga memungkinkan terjadinya penciptaan dan pertukaran konten oleh penggunanya.

Media sosial memiliki peran penting dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi, dikarenakan media sosial dapat menyediakan informasi, hiburan, pengetahuan ilmiah, dan berbagai jenis informasi lainnya dari berbagai belahan bumi. Sesuai dengan perkembangan zaman, anak usia sekolah pun sudah mengenal apa itu media sosial. Melalui survei, beberapa orang tua telah merasakan bahwa sikap sang anak berubah drastis setelah mengenal media sosial. Anak menjadi lebih suka menyendiri, jarang bersosialisasi dengan orang lain, lebih suka berada di dalam kamar, dan tidak ingin bertemu dengan orang lain.

Benar adanya bahwa era digital ini sangat berpengaruh besar pada setiap perkembangan anak. AUS cenderung lebih rentan mengalami kecanduan dibandingkan dengan orang dewasa. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan AUS rentan mengalami kecanduan media sosial, yaitu rendahnya kontrol diri, kesepian, dan sensation seeking behavior. Selain itu, mereka juga belum bisa memilah mana yang baik serta patut untuk dicontoh dari pemakaian media sosial itu sendiri. Sering pula terjadinya kemalasan dalam mengerjakan tugas. Ketika anak cenderung memanfaatkan gadget yang dimiliki untuk bermain dibandingkan untuk belajar, tingkat  pengetahuan anak  pun  dapat menurun.

Anak Usia Sekolah masih kesulitan dalam mengontrol diri karena emosinya masih berubah-ubah. Kesepian juga dapat membuat anak ingin mencari hiburan, misalnya dengan membuka media sosial yang menyediakan berbagai macam fitur yang membuat rasa bosan pada anak hilang. Sementara itu, sensation seeking behavior adalah sifat dimana seseorang memiliki kebutuhan akan sensasi dan pengalaman yang bervariasi, asli, dan kompleks serta kesediaan untuk mengambil resiko secara fisik dan sosial demi pengalaman-pengalaman tersebut.

Teknologi informasi merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pemanfaatannya adalah penggunaan media sosial. Media sosial dapat dikunjungi oleh berbagai kalangan, tidak hanya orang dewasa saja, tetapi juga oleh Anak Usia Sekolah. Pada dasarnya, media sosial memang dapat memberikan dampak yang positif yang sangat berlimpah. Tetapi, media sosial juga sangat rentan akan dampak negatif terutama apabila digunakan oleh AUS, sehingga peran keluarga sebagai unit terkecil dan terdekat dalam masyarakat sangat dibutuhkan untuk melakukan manajemen dan juga pengawasan terhadap AUS dalam menggunakan sosial media. Orang tua merupakan gerbang utama dalam keluarga untuk menghadapi maraknya media sosial di kalangan AUS. Manajemen yang dilakukan oleh orang tua sangat diperlukan agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam bahaya sosial media. Setiap keluarga dan tentunya orang tua pasti memiliki caranya masing-masing yang dimana dari berbagai cara pastinya akan kembali lagi kepada tujuan utamanya yaitu kebaikan dan pengawasan terhadap anak-anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun