Mohon tunggu...
Faqih Khoirul Anam
Faqih Khoirul Anam Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa

saya memiliki hobi membaca dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merti Dusun Maesan Wetan: Warisan Budaya yang Memperkaya Kehidupan Masyarakat

12 Juni 2024   01:04 Diperbarui: 12 Juni 2024   01:14 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merti Dusun Maesan Wetan: Warisan Budaya yang Memperkaya Kehidupan Masyarakat

Di Dusun Maesan Wetan, Desa Wahyuharjo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta, tradisi Merti Dusun masih lestari dipegang teguh. Lebih dari sekadar ritual, Merti Dusun menjadi wadah bagi masyarakat untuk bersyukur, melestarikan budaya, dan memperkuat rasa persatuan. Merti Dusun di Maesan Wetan diawali dengan persiapan matang yang melibatkan seluruh warga. Gotong royong membersihkan desa, menyiapkan gunungan berisi hasil bumi, dan merapikan berbagai perlengkapan menjadi pemandangan yang hangat. Upacara dimulai dengan doa dan penghormatan kepada leluhur, memohon kelancaran dan berkah.

Suasana kian meriah dengan alunan musik, tarian tradisional, dan nyanyian yang sarat makna. Tak lupa, berbagai permainan dan lomba tradisional turut memeriahkan, menjadi ajang silaturahmi dan keceriaan bagi seluruh warga. Merti Dusun di Maesan Wetan bukan sekadar ritual perayaan. Tradisi ini memiliki makna mendalam, yaitu:

  • Ucapan Syukur: Masyarakat bersyukur atas limpahan rezeki, panen yang melimpah, dan kesehatan yang terjaga.
  • Pelestarian Budaya: Merti Dusun menjadi wadah untuk melestarikan tradisi leluhur, memperkenalkan budaya Jawa kepada generasi penerus.
  • Memperkuat Kebersamaan: Gotong royong, perlombaan, dan keceriaan bersama mempererat hubungan antar warga, menumbuhkan rasa persatuan dan kekeluargaan.
  • Penghormatan kepada Leluhur dan Alam: Nilai religius dalam tradisi Merti Dusun terlihat jelas dalam kegiatan pengajian/pembacaaan Yasin dan Tahlil yang dipimpin oleh sesepuh Dusun Maesan Wetan dan diikuti oleh masyarakat Dusun Maesan Wetan yang ditujukan untuk arwah leluhur dan ungkapan wujud syukur kepadaTuhan Yang Maha Esa. Selain itu juga karena doa-doa yang digunakan dalam setiap prosesi Upacara Merti Desa menggunakan do'a secara syariat Islam

Merti Dusun di Maesan Wetan tak hanya dilestarikan, tetapi juga dikembangkan. Kreasi dan inovasi ditambahkan dalam setiap penyelenggaraan, menjadikannya semakin menarik dan berkesan. Semangat untuk menjaga tradisi ini terus ditanamkan kepada generasi muda, memastikan Merti Dusun tetap hidup dan bermakna bagi masyarakat Maesan Wetan.

Pandangan dari masyarakat mengenai tradisi ini bertujuan untuk mempererat hubungan antaranggota masyarakat dan memperkuat rasa persatuan serta kebersamaan. Selain itu, Merti Dusun juga bertujuan untuk menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur. Selain itu, Merti Dusun juga memiliki tujuan spiritual, yaitu untuk menghormati leluhur dan alam sekitar. Masyarakat percaya bahwa dengan melaksanakan Merti Dusun, mereka akan mendapatkan berkah dan perlindungan dari leluhur serta alam.

Di era modernisasi, tradisi Merti Dusun Maesan Wetan perlu terus dijaga dan dilestarikan agar tidak tergerus oleh arus globalisasi. Upaya edukasi dan sosialisasi kepada generasi muda tentang pentingnya tradisi ini menjadi kunci utama. Pelibatan generasi muda dalam pelaksanaan Merti Dusun juga penting untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab mereka dalam melestarikan tradisi ini. Adaptasi terhadap perkembangan zaman tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Merti Dusun juga perlu dilakukan. Agar lebih dikenal masyarakat luas saat keberlangsungan tradisi ini diperlukan adanya dokumentasi dan pengenalan melalui promosi baik dari kalangan masyarakat secara langsung maupun dari media sosialMerti Dusun Maesan Wetan bagaikan simfoni budaya yang terus mengalun, mengantarkan masyarakat pada rasa syukur, kebersamaan, dan penghormatan kepada leluhur. Melestarikan tradisi ini berarti menjaga warisan budaya yang tak ternilai dan memastikan generasi penerus tetap terhubung dengan akar budayanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun