Mohon tunggu...
Faqih Faturahman
Faqih Faturahman Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Jurusan Game Application di Binus University. Penyuka sastra dan literasi. Senja menjadi waktu favorit saya. Penulis artikel di www.kesekolah.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Simak Panduan Pendidikan Seks Menurut UNICEF dan WHO (Bagian II)

10 Agustus 2016   08:46 Diperbarui: 10 Agustus 2016   09:17 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melanjutkan bagian pertama dari Panduan Pendidikan Seks Menurut UNICEF dan WHO, berikut merupakan level selanjutnya dari mendidik agar anak Anda terhindar dari perilaku menyimpang seperti seks bebas, dan juga ramainya kelompok LGBT.

Level III, anak usia 12-15 tahun

Tentu usia ini merupakan usia yang krusial karena si anak sedang mengalami masa pubertas. Mereka mulai mengerti artinya cinta, kerja sama, persamaan gender dan kepedulian pada keluarga dan teman. Tak hanya keluarga, teman sebaya sangat berpengaruh pada anak di level ini. Pada level ini juga rentan mulai terjadi konflik antara anak dan orangtua karena emosi masa pubertas anak.

Hal yang perlu dijelaskan pada anak usia ini adalah:

  1. Pertemanan bisa jadi memberi dampak positif dan negatif. Pertemanan yang terlalu dekat bisa berakhir dengan hubungan seksual. Jelaskan bahwa hubungan seksual yang terlalu dini berisiko pada kesehatan reproduksi karena hamil di usia muda dan berdampak negatif pada psikologis anak.
  2. Pelecehan dan kekerasan dalam pertemanan bisa terjadi karena perbedaan gender dan labelisasi. Setiap orang bertanggungjawab melawan kekerasan, bias dan intoleransi dalam hubungan pertemanan.
  3. Pernikahan akan bahagia jika berdasarkan cinta, toleransi, menghargai dan tanggung jawab. Pernikahan yang terlalu cepat (di bawah 20 tahun) rentan mendapat pandangan negatif dan berisiko untuk kesehatan.

Pada poin ini orangtua bisa menjelaskan lebih detil soal anatomi tubuh dan organ reproduksi manusia. Hindari mengganti kata-kata yang dianggap tabu. Tetap gunakan kata vagina dan penis untuk menjelaskan alat vital manusia. Bagian ini juga bagian inti dalam pendidikan seksual untuk anak.

Jelaskan juga secara ringkas proses pembuahan yang bisa menyebabkan seseorang hamil. Terangkan tentang risiko kesehatan akibat hubungan seksual yang tidak sehat, misalnya karena terlalu dini.

Berganti-ganti pasangan bisa sebabkan penyakit kanker bahkan HIV/AIDS yang mematikan. Anda juga bisa menambahkan penjelasan sesuai peraturan agama dan kepercayaan yang Anda anut mengenai hal ini.

Level IV, anak usia 15-18 tahun ke atas

Anak mulai mengerti aturan dan hukum terkait pelecehan dan kekerasan seksual.

Dalam tahap dan usia ini, tentu anak Anda yang sudah beranjak remaja ini sudah mengerti atas tiap tindakan akan menghasilkan pertanggungjawaban. Anak juga sudah mengerti hukum atas perilaku kejahatan seksual dan mengerti konsekuensinya.

Peran keluarga bisa berubah ketika ada anggota keluarga yang hamil, menolak menikah atau menunjukkan orientasi seksual tertentu.

Hindari memberikan stigma bahwa anak sebaiknya tidak mengikuti perilaku menyimpang seperti kaum LGBT, namun berikan alasan jelas mengapa Anda khawatir. Misalnya karena hal itu dilarang agama dan keyakinan keluarga Anda. Biarkan anak paham dan menyadari dengan bijak kekhawatiran Anda.

Dengan demikian anak akan bisa mengambil sikap sesuai kesadaran mereka, tanpa paksaan, jika menemukan fenomena ini dalam kehidupan mereka.Ini akan membuat orangtua lebih tenang, bahkan jika anak Anda kelak berada jauh dari Anda.

Hindari juga memberi contoh seperti mendiskriminasi, menyudutkan atau membenci kelompok tertentu karena perbedaan pandangan. Ajari untuk menghargai dan memberi toleransi. Satu lagi, hindari pula menakuti anak dengan momok apapun. Menakuti anak hanya akan mengerdilkan jiwanya. Atau malah memancing rasa ingin tahunya yang lebih besar dan kemungkinan anak akan mencari informasi sendiri.

Pernikahan bisa jadi hal yang sangat berharga dan penuh tantangan

Pada poin ini anak harus mengerti tanggung jawabnya terhadap sikap yang diambil dan keputusannya terkait pernikahan. Orangtua bisa menyarankan anak untuk menunda menikah dan berhubungan seksual minimal hingga usia 20 tahun.

Itulah Panduan Pendidikan Seks Menurut UNICEF dan WHO. Kunci utama dari pendidikan seksual yang baik adalah orangtua yang selalu memperhatikan dan membimbing anak. Memberi pengetahuan yang komplit dan mudah dimengerti juga akan menghindari si kecil untuk penasaran dan mencoba mencari informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Semoga artikel ini bermanfaat dan mampu membimbing anak untuk terhindar dari perilaku seksual yang menyimpang dan lain sebagainya.

Oleh: Faqih F

(Dikutip dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun