Mohon tunggu...
faqih alfadlil
faqih alfadlil Mohon Tunggu... Guru - Penyair Malam

Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akhir dari Perseteruan Norma Risma dan Rozy

13 Januari 2023   05:12 Diperbarui: 16 Januari 2023   19:31 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, berita yang cukup menghebohkan datang dari seorang anak muda yang gagal menjalani rumah tangga. Dikarenakan sang suami ternyata berselingkuh dengan ibu mertua. Sesuatu yang amat sekali jarang terjadi.

Dari sekilas, sang istri jauh lebih cantik ketimbang ibu mertua. Namun entah apa yang terjadi sehingga sang suami memilih untuk berselingkuh dengan ibu mertuanya. Dari kacamata pribadi sebagai lelaki, kejadian ini sangat aneh. Sebab, biasanya yang manjadi standar pasangan ideal adalah fisik. Yakni kecantikan.

Dalam Islam sendiri hal semacam ini tentunya dilarang. Jangankan berselingkuh dengan ibu mertua. Bahkan walau seorang pria sudah menceraikan istrinya, si pria tidak boleh menikahi ibu mantan istrinya. Karena dalam Islam, sekali ibu tetaplah ibu. Sehingga hubungannya adalah mahram. Hal itu menyebabkan menantu dan mertua selalu memiliki hubungan. Tidak boleh sembarangan. 

Di luar sana orang-orang yang tidak paham agama seringkali berhubungan dengan bebas tanpa aturan. Tidak tau mana mahram dan mana bukan. Berselingkuh juga menjadi hal biasa bagi sebagian. Merasa bahwa wanita lain itu nampak lebih indah dari pada istri di rumah. Itu karena setan telah menghiasi wanita tersebut sehingga nampak lebih indah. Yakinlah, bahwa istri di rumah adalah bidadari terindah yang dikirimkan Allah kepada kita. 

Semoga kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur dengan pemberian Allah. Puas dan menerima apapun yang menjadi keputusannya. Juga semoga kita terhindar dari penyakit syahwat yang bisa menggelamkan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun