Sebenarnya alam itu mengajarkan kepada kita banyak hal. Contoh kecil batu. Coba kita lihat batu, apa yang kira-kira pelajaran di baliknya. Secara karakter, batu itu keras dan solid. Batu sering kali menjadi bahan pokok pembangunan agar menjadi kokoh dan kuat.
Maka batu mengajarkan kita agar tetap menjadi kokoh dan kuat. Orang yang memiliki tekad seperti batu tidak akan menyerah. Walau badai menyerang, dia akan terus bersemangat dan terus berjuang. Di zaman ini sangat dibutuhkan orang seperti demikian, yang kuat mentalnya menghadapi para perusak bangsa dan agama. Contohlah para pahlwan bangsa yang dengan sekuat tenaga melawan para penjajah.
Kendati demikian, ada istilah negatif yang dinisbatkan ke batu yaitu "Kepala batu". Yang berarti bebal dan tidak mau dinasihati. Orang-orang seperti ini biasanya melakukan segala sesuatu semaunya sendiri tanpa memperhatikan kondisi sekitar. Bila dinasihati, dia tidak mau. Contoh yang paling pas dan disebutkan di dalam Al-Quran adalah kaum Nabi Musa. Ketika dinasihati tentang kebenaran, selalu saja melawan dan membangkang. Bahkan hingga hari ini golongan yang membangkang itu masih memiliki watak yang sama. Selalu bikin resah dan masalah di mana pun mereka tinggal.Â
Ada juga jenis orang "kepala batu" yang sering kali menggelorakan sebuah ideologi. Seakan punya prinsip kuat dan rencana bagus untuk masa depan. Namun dalam perjalanan, ketika terjadi kesalahan dia tidak mau diingatkan. Tetap kekeh dengan pendirian. Semua nasihat dan anjuran dari orang lain diabaikan. Orang seperti ini cukup bahaya karena menganggap diri paling benar.
Sekiranya begitu banyak pelajaran dari alam yang bisa kita ambil. Bila mata tertutup dari pelajaran yang begitu banyak, maka sedikit ilmu yang akan diserap. Maka sedikit pula manfaat yang bisa diberikan untuk umat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H