Mohon tunggu...
faqih alfadlil
faqih alfadlil Mohon Tunggu... Guru - Penyair Malam

Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Takwil Mimpi

29 April 2022   19:58 Diperbarui: 30 April 2022   09:03 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah nabi Yusuf masih belum selesai. Ketika kejadian dengan Zulaikha, Yusuf dihukum penjara oleh sanga raja, walaupun jelas yang salah bukanlah dia, melainkan Zulaikha. Di dalam penjara, dia tinggal bertemu dengan dua orang. Mereka berdua memimpikan sesuatu. Ada yang bermimpi sedang memeras anggur. Ada yang bermimpi menaruh roti di atas kepalanya lalu sebagian roti itu dimakan oleh burung.

Mereka meminta tafsir mimpi mereka kepada Yusuf karena mereka melihatnya tampak seperti seorang alim. Maka dijelaskan oleh Yusuf bahwa satu di antara mereka akan dibebaskan dan yang satunya lagi akan disalib dan kepalanya dimakan burung. Dan itu terjadi sungguhan. Salah satu dari mereka bebas dan satunya dihukum mati.

Sebelum teman penjaranya itu bebas, Yusuf berpesan agar dia mengabari raja mengenai keadaannya sekarang. Sayangnya, setan membuatnya lupa. Hingga Yusuf berada dalam keadaannya seperti biasa. Selama empat tahun dia berada dalam penjara tanpa ada yang mengetahui kemampuan takwilnya yang luar biasa. Akan tetapi hal itu sejalur dengan keinginannya yang mengatakan bahwa lebih baik dipenjara dari pada berada di luar dan bertemu dengan fitnah. Dia lebih memilih berada dalam tempat yang hina ketimbang terjebak dalam perbuatan hina dan nista.

Tibalah saat di mana raja bermimpi 7 ekor sapi kurus memakan 7 ekor sapi gemuk. 7 bulir gandum hijau dan 7 bulir gandum kering. Dia panggil semua para penyihir dan ahli takwil mimpi. Semuanya mengatakan hal yang sama, kurang lebih, itu hanyalah mimpi yang kosong. Hingga seorang pelayan yang dulunya teman penjara Yusuf mengingat bahwa teman sepenjaranya dulu bisa menafsirkan mimpi. Akhirnya dia pun mengajukan diri agar menemui seorang pentakwil mimpi yang tidak lain adalah Yusuf.

Ketika bertemu dengan Yusuf setelah empat tahun lamanya berpisah, dia pun agak malu. Pasalnya, dia tidak menjalankan amanah yang diminta oleh Yusuf. Kendati demikian, Yusuf juga tidak mengambil hati atas tindakan mantan teman sepenjaranya tersebut. Akhirnya pelayan itu meminta penafsiran mengenai mimpi raja. Yusuf pun menjelaskan semuanya dengan detail.

Kabar itu sudah sampai raja. Dia ingin menemui Yusuf untuk mendengar langsung darinya. Akan tetapi Yusuf tidak mau keluar dari penjara untuk menemui raja sebelum dia dibebaskan dari tuduhannya dengan Zulaikha. Raja pun menuruti keinginan Yusuf. Akhirnya nabi Allah itu menjelaskan bahwa akan datang masa paceklik, maka rakyat Mesir harus bercocok tanam selam tuju tahun. Lalu menyimpannya dengan keadaan masih ada tangkai di buahnya agar bisa bertahan lebih lama untuk menghadapi masa-masa di mana makan itu tidak ada.

Maka raja pun memerintahkan rakyatnya agar melakukan apa yang telah dijelaskan oleh Yusuf. Dan masa-masa itu benar-benar terjadi. Apa yang dijelaskan oleh Yusuf itu benar-benar terjadi. Maka diangkatlah dia menjadi seorang bendahara kerajaan. Di sanalah masa kejayaan nabi Yusuf dimulai.

Dari kisah itulah kita tahu bahwa ketika seorang hamba bersabar dalam menghadapi musibah dan ujian, maka nanti akan memetik hasilnya. Manusia terkadang galau dengan keadaan yang begitu parah dan rendah. Mereka lalu melakukan hal-hal yang dilarang agama. Mereka melakukan dengan cara "jalan pintas". Cepat dan instan. Walaupun pada hakikatnya tidak ada yang namanya cara instan. Pepatah mengatakan bahwa, barang siapa yang naik tanpa hambatan, maka akan turun tanpa kehormatan.

Patutlah kiranya kita meniru kesabaran nabi Allah, Yusuf alaihi salam, dalam penjara. Ketika dibuang ke dalam sumur, lalu mendapat godaan dari wanita cantic, dan akhirnya masuk penjara. Ketika di penjara pun, teman sepenjaranya lupa memberitahu keahliannya kepada raja agar bisa dikeluarkan. Lupanya bukan sehari atau dua hari. Dia lupa selama 4 tahun. Yusuf masih bersabar dengan hal itu. Memang terkadang orang yang sudah kita bantu itu lupa dengan segalanya. Orang bilang kacang lupa kulit. Akan tetapi, hal itu tetap bernilai jika kita ikhlas dalam membantu. Sebaliknya, jika sudah membantu tapi malah mengungkit-ungkit kembali jasa yang sudah dilakukan, makan nanti jadinya tidak berkah. Bahkan bisa hangus. Wallahua'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun