Mohon tunggu...
muhamad faqih adzkia
muhamad faqih adzkia Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

nama saya muhamad faqih adzkia bisa di panggil faqih, saya anak ke 3 dari 4 bersaudara, terimkasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi dalam Pembentukan Jiwa Agama Remaja

31 Januari 2024   09:40 Diperbarui: 31 Januari 2024   09:43 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak: Psikologi Agama Dalam Pembentukan Jiwa Agama Remaja Manusia adalah makhluk homoreligius yang merupakan fitrah dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama serta menjadikan agama sebagai acuan dan rujukan dari sikap dan perilakunya. Perkembangan hidup beragama seseorang sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, terutama pada remaja yang dikenal sebagai masa usia rawan, penuh konflik dan mempunyai karakteristik khusus sehingga perlu pembinaan dan bimbingan, dalam rangka memperoleh kesadaran beragama yang kemudian akan menjadi kukuatan penggerak dan pegangan dalam proses pembentukan jiwa religius yang mapan. Maka dengan demikian secara psikologi agama mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pembentukan jiwa agama remaja, agama mempunyaia daya preventif dalam mengatasi problema-problema dan konflik yang terjadi pada remaja dengan psikoterapi keagamaan. Dukungan, binaan dan bimbingan dari orang tua dan lingkungan baik lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sangat berperan dalam pembentukan jiwa keberagamaan remaja, sehingga ia dapat melalui masa remajanya dengan wajar dan tidak sia-sia, untuk menuju kedewasaan yang mapan jiwa dan agamanya.

Kata Kunci: Psikologi, Agama, Jiwa, Remaja

Pendahuluan

            Secara umum psikologi mempelajari pola perilaku manusia yang berkaitan dengan persepsi (kognisi), emosi (perasaan), dan niat (conasi). Gejala-gejala di atas umumnya mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan manusia normal, beradab, dan lanjut usia. Dengan cara ini, keempat gejala utama dapat dikenali melalui ucapan dan perilaku manusia. Namun, terkadang ada pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam latihan yang sepertinya ada hubungannya dengan campuran gejala, oleh karena itu ahli mengartikannya sebagai milik empat gejala campuran utama yang dipelajari dalam psikologi: pikiran, perasaan, kemauan, dan campuran gejala.

            Psikologi dipahami sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam, dan para sarjana mencatat bahwa psikologi memiliki hubungan erat dengan pengalaman manusia yang paling mendasar, yaitu agama. Selanjutnya, departemen psikologi diawali dengan kajian yang berfokus pada hubungan antara keyakinan beragama dan kecenderungan beragama.

            Dalam salah satu fase kajian psikologi agama, pertimbangan diberikan pada pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan istilah "psikologi" dan "agama". Kedua istilah ini digunakan dengan arti yang berbeda-beda, namun bukan berarti ada kendal yang tidak jeli dalam memahami kedua istilah ini dengan jelas.[1]Teori psikologi sering digunakan untuk memahami sifat manusia dan keterbatasan manusia. Sebaliknya, penggunaan terminologi agama sering kali memicu kontroversi yang lebih penting daripada signifikansi permasalahannya. Beberapa definisi di antaranya menyatakan bahwa agama adalah sarana transendensi diri, sistem kepercayaan, dan semacam emosi tertentu.[2] Pendidikan psikologi agama lebih menitikberatkan pada pemahaman bahaya agama dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi yang bersumber dari pendidikan agama non agama.[3]

 

Islam mengakui adanya ruh-Nya dalam fitrah manusia, dengan tujuan agar umat manusia mempunyai hubungan yang erat dengan pencipta alam itu, Allah SWT. Menurut psikologi Islam, ada empat dimensi yang terdapat dalam fitrah manusia, yaitu: ruh-ragawi (biologi), kejiwaan (psikologi), lingkungan (sosiologi budaya), dan ruhani (spiritual).

 

Sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat otonom, psikologia agama mempunyai kerangka pembelajaran yang unik dan berbeda dengan disiplin ilmu lain yang mempelajari isu-isu terkait agama lainnya. Psikologi agama mempengaruhi cara sekelompok orang atau masyarakat tertentu menghayati agamanya. Fokus kajiannya adalah pada pemahaman perilaku keagamaan tersebut di atas dengan menggunakan metode penelitian psikologi (Robert H. Thouless: 25).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun