Mohon tunggu...
A Faqih Qadafi
A Faqih Qadafi Mohon Tunggu... -

kalahiran Madura muda energik. aktif diberbagai organisasi. Gemar membaca, menulis dan meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kunjungan (Motivasi) Dua Wakil Ketua MPR RI Ke Yaman; Sosialisasi Empat Pilar Bangsa dan Audiensi Dengan Pelajar di Yaman

16 September 2012   08:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pada waktu MTs(Madrasah Tsanawiyah) dulu, tepatnya ketika saya masih duduk di bangku sekolah, hanya bisa menonton Bapak Lukman Hakim Syaifuddin berkomentar tentang internal PPP atau tentang perkembangan politik parlemen dibalik layar televisi, maka pada Rabu, 5 September kemarin saya bisa bertemu dengan beliau secara langsung, berdialog dan bersalaman.

Kader PPP yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI ini berkunjung ke Yaman dalam rangka memenuhi undangan KBRI Sana'a yang sengaja dibarengkan dengan grand final Lomba Pemahaman Kebangsaan (LPK). Beliau tidak hanya sendiri, tapi beliau berdua bersama Bapak Farhan Hamid PAN koleganya yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.

Dalam kunjungannya, beliau berdua sangat mengapresiasi akan adanya LPK tersebut. Terbukti, beliau berdua sangat antusias mengikuti acara yang diadakan KBRI Sana'a yang pertama kalinya dilaksanakan di luar negri. Lebih dari itu, beliau berdua juga mensosialisasikan empat pilar bangsa; pancasila, NKRI, undang-undang dasar 1945 dan bhineka tunggal ika.

Audiensi dengan pelajar Indonesia di Yaman dilakukan dua kali pertemuan. Pertama, pagi hari di police club Ibu kota Sana'a, pada kesempatan itu, beliau berorasi dan mensosialisakan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Bapak Lukman yang diberikan kesempatan pertaman kali oleh pembawa acara, menerangkan dengan jelas dan singkat empat pilar tersebut. Beliau lebih menyinggung tentang kekayaan budaya, bahasa, agama, pulau suku dll yang dimiliki Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di seluruh dunia ini, termasuk juga tiga waktu yang berbeda dalam satu Negara dan itu hanya dimilikiIndonesia. Lebih lanjut beliau menyampaikan, dari keberagaman tersebut bagaimana Indonesia tetap berada dalam satu kesatuan dan keutuhan. Perbedaan adalah hal sunnatullah, namun bukan berarti perbedaan menjadi penyebab perpecahan. Bagaimana masyarakat Indonesia menyikapinya dengan arif dan bijaksana dengan menghargai dan toleran tehadap perbedaan yang ada sesuai dengan demokrasi yang dianut Indonesia (demokrasi moderat).

Orasi kedua, dilanjutkan oleh Bapak Farhan Hamid. Beliau lebih menyinggung keadaan masyarakat di Yaman dengan mengangkatnya sebagai realita nyata agar menjadi rujukan untuk membangun bangsa Indonesia. Tradisi Yaman seperti mengunyah Gat, menjadi kritikan pedas beliau. Beliau menyatakan, bagaimana masyarakat Yaman ingin membangun negaranya jika masih nge_Gat, orang yang demikian tidak lagi memikirkan negaranya. Beliau juga menegaskan bahwa Gat merupakan "penyakit sosial" yang akan menghambat perkembangan Negara Yaman. Maka dari itu, beliau menghimbau, agartradisi tersebut tidak dibawa ke tanah air Indonesia. Setelah berorasi, dilanjutukan dengan dialog dengan pelajar Indonesia di Yaman sekitar setengah jam tentang sosialisasi empat pilar tersebut. Inti dari audiensi itu agar hendaknya empat pilar bangsa dijadikan landasan dasar sebagai falsafah Negara Indonesia untuk mebangun bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan. Kegiatan yang diseleggarakan oleh KBRI Sana'a ini dihadiri oleh Dubes Nurul Aulia dan hampir semua staf KBRI Sana'a.

Audiensi yang ke dua, pada malam hari di gedung serba guna KBRI Sana'a. Beliau berdua meluangkan waktunya untuk menghadiri Musyawarah Besar (Mubes) ke XI yang diadakan PPI Yaman. Dalam acara yang berlangsung singkat, Bapak Lukman Hakim Syaifuddin memberikan pesan dan kesan. Ada tiga hal penting yang beliau wasiatkan; pertama, rasa syukur kepada Allah Swt karena kita diberikan kesempatan dan bisa menikmati bangku kuliah di luar negri, karena tidak semua orang bisa menikmati kuliah apalagi diluar negri, maka dari itu, kita harus bisa mempertanggungjawabkannya dalam bentuk nyata ketika sudah pulang ke Indonesia, karena tujuan kita ke Yaman adalah untuk "belajar."

Kedua, punya target sendiri. Karena dengan menarget sesuatu yang akan kita raih, arah kita akan lebih terencana. Logikanya, yang mentarget belum tentu berhasil apalagi yang tidak mentarget. Kerjakan apa yang telah direncanakan dan rencanakan apa yang akan dikerjakan.

Ketiga, pengalaman. Selain study, pengalaman juga penting, seperti organisasi dan bahasa. Beliau mengharapkan agar kita bergaul dengan masyrakat setempat sehingga kita bisa menguasai bahasa dengan fasih dan faham. Selain itu, agar kita juga selektif dalam memlih budaya, fikiran dan yang lainnya dengan tetapselalu nerkonsultasi dengan pihal KBRI.

Sedangkan Bapak Farhan Hamid berpesan agar kita membangun prinsip hidup dengan "kepercayaan," sekali orang tidak percaya kepada kita, maka sulit orang lain untuk percaya lagi kepada kita. Lebih lanjut beliau berpesan agar kita hendaknya disiplin yang tinggi, jujur, pekerja keras, menghormati dan menghargai pencapaian orng lain sebagai penopang kesuksesan. Beliau juga menekankan, agar kita punya berkarakter. Tanpa karakter kita akan hanya jadi pengikut, penurut yang tidak punya arah dan pendirian.

Ala kulli hal, dua pertemuan dengan Wakil Ketua MPR RI Bapak Lukman Hakim Syaifuddin dan Bapak Farhan Hamid meberikan kesan yang positif bagi pelajar Indonesia yang ada di Yaman. Pelajar menemukan semangat baru yang menggelora untuk lebih tekun dan rajin dalam mengejar cita-cita mulia, apalagi beliau mengharapkan ketika pulang ke tanah air, agar hendaknya menjadi mercu suarbagi Bangsa Indonesia dengan ikut andil mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Amir Fiqih al Qadafi

Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Syari'ah wal Qanun Univ. al-Ahgaff Tarim Hadhramaut. Koordinator MPA (Majelis Permusyawaratan Anggota) di DPP PPI Yaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun