Mohon tunggu...
A Faqih Qadafi
A Faqih Qadafi Mohon Tunggu... -

kalahiran Madura muda energik. aktif diberbagai organisasi. Gemar membaca, menulis dan meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aburizal Bakrie: Antara Capres Vs. Lapindo

30 Mei 2012   15:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh: Amir Faqih al Qadafi*

Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical nama yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, seorang pengusaha papan atas pernah nangkring diurutan pertama dalam daftar orang terkaya di Indonesia (Majalah Forbes), sekarang Ical menjadi orang nomer satu dalam partai berlambang beringin –Golkar-.

Memasuki percaturan politik  yang akan ditabuh pada tahun 2014 nanti, nama Ical sudah santer diisukan sebagai calon presiden (capres) Partai Golkar. Isu ini bukan hanya sekedar sensasi tapi ini merupakan aksi yang mungkin sudah pasti. Fakta ini dikuatkan dengan dukungan dari beberapa Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi dan pernyataan Ical sendiri tentang calon tunggal Partai Golkar (detik, Okezone, Tempo, Metro).

Dari beberapa data/berita yang kami input (baca Koran; detik, Kompas, Republika Online dll), sebanyak 33 DPD Provinsi se-Indonesia sepakat mendukung Aburizal Bakrie untuk maju sebagai Presiden pada pemilihan 2014, DPD juga mendorong agar Rapat Pimpinan Nasional Khusus (Rapimnasus) Partai Golkar harus dipercepat pelaksanaannya dengan agenda utama mengukuhkan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden (capres). Dari penetapan ini muncul beberapa pertanyaan. Mengapa Partai Golkar mengusung Ical sebagai capres?, pantaskah Ical menjadi Capres Partai Golkar?, dan  seberapa besar peluang Ical untuk menang di pemilihan Presiden 2014?. Tulisan singkat ini mengajak para pembaca yang budiman untuk menganalisa secara seksama, seberapa besar kekuatan Partai Golkar untuk memenangkan Aburizal Bakri sebagai Presisen 2014.

Capres Vs Lapindo

Pengusungan Partai Golkar terhadap Aburizal Bakrie patut dipertanyakan, tidak adakah calon/kader lain yang lebih kompeten, kredibel dan kapabel? Sehingga tidak harus Ical capresnya. Sesungguhnya jika Partai Golkar mau membuka mata dengan memberikan kesempatan kepada kader lain, tentunya banyak diluar sana seperti Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Agung Laksono, Muhammad Fadel dll. Dari segi pengalaman, mereka tak kalah bahkan melebihi kemampuan Ical.

Setidaknya ada dua alasan mengapa Partai Golkar mengusung Ical; pertama, karena Ical merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, sehingga seyogyanya Ketua Umum didukung untuk maju sebagai capres dan ini bukan hal yang tabu lagi bagi partai karena Ketua Umum merupakan kader terbaik partai. Namun demikian, Partai Golkar tidak harus menutup kader lain untuk berkompetisi secara fair (sehat), apalagi dalam AD/ART partai, tidak ada aturan yang tertulis Ketua Umum harus menjadi capres.

Kedua, Materi. Dari sisi materi Aburizal Bakrie sangat diuntungkan dari pada kader lainya. Di zaman globalisasi ini uang seakan sudah bertindak sebagai tuhan, apapun arusannya semua bisa diatur dengan uang. Dengan sokongan materi,  begitu mudah bagi Ical untuk melanggeng menjadi capres Golkar. Partai masih terjerembab dalam Ideologi pragmatisme  dengan menganggap uang bisa meraih segalanya, padahal yang menjadi tolak ukur pemimpin adalah kemampuan, berani, tegas, tangkas, cepat, bertanggung jawab, rela berkorban dan mau mendengarkan bahkan merasakan jeritan rakyat kecil.

Jikapun Ical ditetapkan menjadi capres tunggal Partai Golkar dengan kekuatan materi yang berlimpah, tantangan terbesar berikutnya adalah mengembalikan reputasi Ical dengan menyakinkan dan mengembalikan kepercayaan rakyat Indonesia, hal itu bukan hal yang mudah bagi Golkar. Tentu masih ingat kejadian bencana lumpur Lapindo 2004 silam yang menyebabkan kerugian Negara triliunan rupiah dan kesenjangan sosial. Bukan hanya itu, masyarkat Sidoarjo harus rela kehilangan tanah dan tempat tinggal, mereka tertatih-tatih memulai kehidupan baru dari nol.

Sebagai pemilik PT. Lapindo Brantas ical seharusnya bertanggung jawab dengan memberikan kehidupan yang layak dan ganti rugi yang semestinya, sampai sekarang ganti rugi itu masih jauh dari yang diharapkan masyarakat Sidoarjo.

Menurut beberapa pakar geografi, baik dari dalam atau luar negeri, meluapnya lumpur murni karena kelalaian PT. Lapindo Brantas. Sungguh sangat ironis sekali tatkala MetroTV yang juga milik Aburizal Bakrie mengalihkan berita kenyataan dari lumpur Lapindo menjadi lumpur Sidoarjo. Mungkin kita tidak sadar dengan pengalihan ini, dengan dialihkan menjadi lumpur Sidoarjo maka pemerintah yang harus ikut menanggung karena termasuk bencana alam, berbeda sebaliknya.

Hukuman sosial yang ditanggung Ical sangat besar dampaknya terhadap pencalonanya sebagai Presiden. Sejak dini Golkar harus memutar otak 180 derajat untuk memenangkan Ical di Pemilihan Presiden (pilpres) 2014.

Nampaknya pengusungan Ical hanya sebatas pengurus DPD saja, sedangkan rakyat akar rumput berteriak untuk menjatuhkan Ical. Apalagi masyarakat Sidoarjo yang masih sakit hati, umumnya masyarakat Jawa Timur. Dari sini, peluang Golkar untuk memenangkan Aburizal Bakrie for president 2014 sangat tipis, belum lagi dengan munculnya calon-calon lain yang lebih merakyat seperti Dahlan Iskan, Mahfudh MD, Sri Mulyani, Prabowo Subianto Gerindra (yang masih malu-malu), Hatta Radjasa PAN, Wiranto Hanura. Akan sangat sulit bagi Ical untuk menandingi pamor-pamor mereka yang sudah teruji pengabdian dan kerja kerasnya terhadap Bangsa dan Negara.

*Penulis adalah Mahasiswa Tingkat IV Univ. al-Ahgaff, Aktivis DPP Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman (PPIY).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun