Mohon tunggu...
Faqih Hindami
Faqih Hindami Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau dan Kain-kain

25 Maret 2014   01:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Faqih Hindami


Kau dan kain-kain itu

berjalan menanggalkan mewah dunia

bersama tari rumput-rumput basah

ke tepi-tepi sungai yang mengalir airnya

sebelum bersua kau dengan sejuk udara dan jernih telaga.

Kain-kain itu, yang menjaga rapi indah dirimu,

menjelma jadi sayap-sayap waktu

menerbangkanmu di atas pendar pelangi

melewati tangga-tangga langit, tinggi ke sudut-sudut galaksi.

Sebab di antara nebula telah dimegahkan singgasana abadi

buat kau yang suci.

Kain-kain itu, yang menutupi elok ragamu,

telah melarang bara menyentuh ujung rambutmu,

lalu memperdengarkan kidung yang disenandungkan hamba;

ayat-ayat yang melagukan tembang semesta,

lantas menjadikanmu bidadari surga.

Kau dan kain-kain itu,

bukan hanya tentang memilih utopia atau cantik bunga-bunga.

Tapi tentang memilih panas api yang nyala, atau bening telaga surga.


Depok,

23 Maret 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun