Sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga pada hari Minggu (29/05/2022) melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada anak-anak di daerah Kedungturi, Tegalsari, Surabaya dengan membawakan materi tentang kepemimpinan. Mereka berinisiatif melakukan kegiatan tersebut dikarenakan latar belakang pada anak-anak disana kurang akan sifat kepemimpinan. Deanisa selaku ketua kelompok mengucapkan “Kami melihat potensi kepemimpinan mereka dalam memimpin dirinya sendiri ataupun mempengaruhi orang lain masih kurang, sehingga kami berinisiatif untuk mengadakan sosialisasi ke daerah tersebut.” Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2022 dengan diawali oleh pembacaan doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sifat kepemimpinan merupakan satu hal yang penting. Secara umum, kepemimpinan adalah sebuah kemampuan dalam diri seseorang untuk memengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Sedangkan teori kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seseorang pemimpin yang berupa sifat sifat tertentu, seperti : kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability) (Wahjosumidjo 1987:11). Kepemimpinan dapat diartikan juga sebagai pola hubungan antara individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerjasama untuk mencapai tujuan (Fiedler 1967). Menurut stephen covey, untuk menjadi pribadi yang unggul terdapat tujuh kebiasaan yang harus diterapkan, yaitu menjadi proaktif, berpikir untuk menang menang, bersinergi, toleransi, memikirkan rencana kedepannya (planning), mendahulukan yang utama, menyeimbangkan antara pekerjaan dan kesehatan. Oleh karena itu, Deanisa dan kawan kawan berniat untuk mengupayakan anak anak tersebut dapat menerapkan tujuh kebiasaan tersebut sebagai pengantar untuk dapat menerapkan sifat kepemimpinan.
Faqih selaku penghubung antara pihak mitra dan mahasiswa mengatakan bahwa “Selain karena apa yang dikatakan Deanisa mengenai potensi kepemimpinan anak anak disana yang kurang, kami memang menargetkan acara tersebut untuk anak anak khususnya generasi alpha atau anak anak yang lahir di atas tahun 2010. Ini sebagai wujud kepedulian kami terhadap generasi muda saat ini khususnya generasi alpha yang memang dari kecil sudah terbiasa dengan teknologi. Untuk itu kami menginginkan agar anak anak generasi alpha bisa mempunyai sifat kepemimpinan agar dapat menjadi generasi yang unggul saat bonus demografi nantinya”. Generasi alpha menurut McCrindle adalah anak anak dari generasi milenial dan akan menjadi generasi paling banyak diantara yang pernah ada. Menurut BPS, Indonesia memang akan mendapatkan bonus demografi di tahun 2020-2030. Artinya generasi Alpha akan menjadi usia produktif saat tahun tersebut. Untuk itu dalam menghadapi bonus demografi tersebut diperlukan generasi yang unggul dengan memiliki sifat kepemimpinan.
Acara yang dilaksanakan pada hari Minggu tersebut diawali dengan pembukaan oleh Irgi dan Rossa sebagai pembawa acara dan langsung dilanjutkan dengan membaca doa sebagai wujud implementasi sila pertama pancasila. Dwi dan Shefi selaku sekretaris dan bendahara mengatakan bahwa “Anak anak sangat menunjukkan respon positif kepada kami, bahkan setelah didata ternyata anak anaknya melebihi dari jumlah yang ditetapkan, hampir 2 kali lipat. Untungnya kami siap dan sedia baik dalam tenaga maupun dana, meskipun terdapat kendala kendala kecil”
Acara tersebut berjalan sangat khidmat dan penuh antusias. Dalam acara tersebut terdapat sesi penyampaian materi dimana anak anak diajarkan dan dikenalkan oleh sifat kepemimpinan, bagaimana cara menjadi seorang pemimpin, dan langsung mengimplementasikan sifat kepemimpinan tersebut, serta ice breaking berupa games yang dapat menyemangatkan kembali antusias anak anak. “Menjadi seorang pemimpin bukan hanya tugas dari laki laki, tetapi perempuan juga dapat menjadi seorang pemimpin. Contohnya adalah Presiden Megawati Soekarno Putri, dia adalah contoh pemimpin wanita. Meskipun dia seorang perempuan, dia bisa menjadi pemimpin di negara Indonesia tercinta ini” ujar Diaz selaku pemberi materi saat itu.
Acara tersebut berlangsung kurang lebih 3.5 jam yang diakhiri dengan membaca doa penutup. Dari acara tersebut didapatkan hasil yang memuaskan. “Kelompok kami melakukan penelitian dari awal sampai akhir, kami mengamati satu persatu anak anak, hasilnya memuaskan, banyak dari mereka yang sudah mulai berani menerapkan sifat kepemimpinan sedikit demi sedikit” ujar deanisa saat ditanya mengenai hasil dari proyek tersebut. Dari data yang diambil selama meneliti tersebut pun menunjukkan banyak anak anak yang mulai berani aktif dan mau tampil sendiri apa adanya. Dari 1-5 rentang proaktif mereka rata rata berada pada tingkat 3.67. Meskipun begitu, masih terdapat anak anak yang masih kurang berani untuk menunjukkan keaktifannya. Untuk tingkat kompetitifnya, dari rentang 1-5 rata rata berada pada tingkat 4.17. Kompetitif ini dapat dibuktikan saat bermain games, dimana semua anak berlomba lomba untuk menjadi pemenang. Kemudian untuk tingkat Planning, dari rentang 1-5 rata rata berada pada tingkat 3.17. Meskipun dapat dikatakan cukup baik, masih terdapat anak anak yang kurang dalam membuat rencana. Terbukti saat bermain game, terdapat anak yang kurang persiapan. Lalu, untuk toleransi rata rata mereka pada tingkat 2.67 dari rentang 1 - 5. Hal ini dapat dibuktikan ketika diminta secara cepat cepatan untuk maju ke depan, banyak anak yang tidak mau mengalah. Dalam indikator bersinergi, rata rata berada pada tingkat 3.5 dari rentang 1 - 5 . Angka tersebut cukup baik untuk indikator bersinergi.