"Burit" merupakan kata dasar dalam bahasa sunda yang berarti menjelang sore, senja, atau mendekati waktu maghrib. Jika dikaitkan dengan bulan Ramadhan, maka kita akan terbiasa dengan istilah "Ngabuburit" yang menurut Kamus Bahasa Sunda di lansir dari wikipedia adalah kepanjangan dari "Ngalantung Ngadagoan burit" yang artinya bersantai-santai sembari menunggu waktu sore atau buka puasa tiba.
Lintas budaya "burit" dunia
Ngabuburit dalam bahasa lain bisa diartikan sebagai "kill the time". Rekan-rekan saya di perkuliahan yang beragama Islam, biasanya mengistilahkan bahasa ini dengan sebutan "killing time before iftar" ketika menjalankan bulan puasa Ramadan atau ibadah sunnah lainnya.
Bentuknya pun beragam, diantaranya adalah jalan-jalan sore, memasak dirumah, padusan, memancing ikan, berbelanja, tadarus dan lain-lain.
Sedangkan di negara lain kita kenal seperti di Sarajevo, Bosnia, Ngabuburit dilakukan dengan cara mandi (padusan) di sebuah goa wilayah kladanj.
Di Albania, masyarakat melakukan burit dengan cara memainkan musik yang disebut "Lodra" (musik gendang dengan dua suara berbeda). Uniknya, musik yang dimainkan ini bukan hanya untuk ngabuburit, tapi juga digunakan di kala membangunkan sahur.
Sedangkan di Palestina, ngabuburit dilakukan dengan cara membuat menu buka puasa yang disebut dengan "Falalel". Falalel adalah makanan pembuka puasa yang berasal dari bahan kacang-kacangan dipadatkan yang dibentuk bulat dan digoreng menggunakan minyak zaitun.
Di Mesir, ngabuburit dilakukan dengan cara memasang lentera di jalan-jalan atau ditempat seperti pekarangan rumah. Sedangkan budaya ngabuburit di "Makkah" dilaksanakan dengan menyalakan "Meriam" sebagai petanda telah tiba waktunya berbuka puasa.
Sedangkan Turki tidak kalah menarik, sekelompok orang menggunakan kostum ala kerajaan Ottoman berkeliling kota menjelang berbuka dan di kala sahur. Mereka menggebuk drum untuk memeriahkan suasana bulan ramadhan di dua waktu tersebut.
Subway burit
"Burit" seperti pengertian di atas biasanya saya lakukan setiap harinya dengan cara menghabiskan waktu di laboratorium. Namun pada bulan ramadhan, saya melakukan ngebuburit dengan cara "subway burit".
Subway burit adalah perjalanan nan panjang mengunakan subway, yang saya lakukan setiap harinya menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing untuk melaksanakan buka puasa dan kajian rutin di bulan Ramadhan.
Zhicunlu ke Agricultural Exhibition Center). Waktu tempuh sekitar 40-45 menit sampai dengan lokasi atau tujuan.
Perjalanan dimulai dari kampus menuju stasiun subway dengan waktu kurang lebih 15-20 menit. Kemudian saya melanjutkannya dengan menggunakan subway sebanyak 11 stasiun dari (Kami melaksanakan shalat tarawih dan berbagai kegiatan Ramadhan di Aula Serbaguna KBRI Beijing. Setiap harinya diramaikan lebih dari 40 peserta terkhusus pada hari jumat yang dapat mencapai 80-100 jamaah.
Waktu tempuh perjalanan tersebut cukup lama, belum lagi suasana di subway yang terkadang penuh penumpang dari masyarakat lokal. Jika beruntung, maka kita dapat duduk didalam subway.
"Subway burit" merupakan salah satu sarana penunjang kreatif untuk dalam menunggu buka puasa tiba. Karena di Beijing, buka puasa biasanya baru dilaksanakan pada pukul 19.00 CST atau 20.00 CST.
Akses publikasi International free
Dalam situasi pandemi covid-19, semuanya menjadi tidak mudah, karena segala aktivitas kita dibatasi. Bagi mahasiswa pascasarjana atau menjalani semester akhir dan sedang mengerjakan skripsi atau thesis, aktivitas yang dilakukan saat ini adalah belajar daring.
Belajar yang dimaksud dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah free akses jurnal seperti pada daftar di bawah ini:
1. Cambridge University Press, dapat diakses melalui link [1]
2. Taylor and Francis, dapat di akses melalui link [2]
3. Elsevier, dapat diakses melalui link [3]
4. Springer, dengan akses tautan [4]
5. SAGE, diakses melalui akses [5]
Kelima hal di atas dapat di akses free ditengah pandemi covid-19, berbagai macam artikel juga dapat kita download.
Perlu diketahui, untuk men-download satu file jurnal baru saja, terkadang kita harus merogoh kocek sampai dengan Rp500.0000,00 sampai dengan Rp1000.000,00.
Untuk level pascasarjana, kelima hal diatas sangatlah diperlukan untuk prasyarat kelulusan ataupun tugas perkuliahan. Jadi, segera dikunjungi alamat-alamat penting di atas.
Dengan mengakses jurnal dan membacanya, merupakan salah satu strategi dalam ngabuburit di tengah pandemi. Dengan membaca berbagai artikel yang kita inginkan, akan membantu mempercepat waktu berbuka puasa, karena sangat tidak terasa ketika sudah bekerja dalam memahami publikasi ilmiah level internasional.
Stay calm, keep clean
Tetap tenang, tinggal dirumah dan menjaga kebersihan diataranya adalah dengan selalu menjaga kebersihan rumah. Kebersihan tempat tidur, tempat kerja dan pastikan semuanya bersih dari debu. Buku-buku dapat dibersihkan secara berkala, laptop dan peralatan elektronik selalu dijaga kebersihan setiap harinya.
Tempat tidur kita harus di jemur langsung di bawah terik matahari untuk menghindari bau pengap tidak sedap lainnya.
Selain itu, ternyata juga dipercaya dapat mengendalikan kuman. Lantai selalu dipel setiap hari dengan bahan dasar desinfektan.
Kegiatan ini jika dilakukan secara rutin akan dapat mengeluarkan keringat, dan menambah kebugaran, karena termasuk salah satu jenis olahraga murah meriah yang dapat dilakukan di rumah oleh siapapun.
Sebagai penutup, Semoga ketiga tips Ngabu "Burit" bagi mahasiswa baik di dalam dan luar negeri ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian yang budiman, kecuali subway, tidak semua negara ada fasilitas ini. Terimakasih.
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H