Selanjutnya, ketika sang ibu mengganti puasanya di hari lain, justru orang disekitanya giliran yang tidak berpuasa. Suasana ini akan terasa berat dijalankan jika tidak ikhlas dalam menjalaninya, jika tidak dilakukan, maka hutang puasa itu akan terus menumpuk dari tahun ke tahun bahkan bisa sampai lupa. Berdasarkan kesaksian dan diskusi dengan salah satu anggota keluarga, ada yang hutangnya bila dikalkulasi mencapi 30 hari sampai dengan 40 hari selama hidupnya, karena kebiasaan menunda dan lupa.
Kehilangan momen penting
Hal yang paling menyedihkan bagi seorang wanita adalah jika sudah melakukan puasa seharian penuh, namun 5 menit menjelang buka ternyata datang bulan.
Alhasil momen penting itu akan hilang, terlebih itu terjadi di hari pertama. Jika dikalkulasi secara matematis, ketika kehilangan di hari pertama puasa, maka akan kehilangan puasa juga di penutup Ramadhan.
Kehilangan momen penting ini terjadi pada salah satu anggota keluarga kami. Di saat puasa hari pertama yang terasa cukup berat dan udara yang sangat menyengat, kami pun melaksanakan rangkaian ibadah bersama-sama (tadarus, shalat berjama'ah, dan menyimak ceramah dari pemuka agama).
Seusai shalat Ashar kami mempersiapkan buka dan memasak bersama-sama, namun ketika saat menunggu berbuka hanya tinggal 5 menit saja, ternyata "datang bulan" pun hadir disaat injury time. Momen penting puasa pertama Ramadhan pun terlewatkan.
Momen penting yang biasanya terlewatkan selanjutnya adalah ketika idul fitri yang dirayakan dengan penuh kemenangan, sementara wanita tidak merasakan itu. Lagi-lagi sebagai seorang wanita (ibu) menjadi kurang beruntung karena tidak mengikuti jamaah shalat Iedul Fitri, namun islam tetap membolehkan mereka untuk hadir di tanah lapang untuk bertakbir dan bertahmid di hari kemenangan tersebut.
Sebagai penutup, 5 menit menjelang berbuka dan datang bulan bagi seorang ibu harus dijalani dengan ikhlas dan senantiasa disyukuri. Kehilangan banyak momen penting di bulan Ramadhan patut kita apresiasi dan selalu berdo'a terbaik untuknya. Mungkin, jika wanita tidak mendapatkan "tamu bulanan", ibadah mereka akan lebih giat dan rajin dari laki-laki. Sayangnya banyak lelaki yang hanya memandang sebelah mata peran wanita. Padahal tidak ada yang menjamin ibadahnya diterima oleh Allah SWT, karena pada dasarnya puasa Ramadhan itu pertanggungjawabannya langsung kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI