Tata cara penyebaran virus, strategi pengendalian juga disampaikan secara detail dalam diskusi tersebut. Juga dijelaskan tentang konsep publich health emergencies seperti gambar terlampir di bawah ini.
Beliau juga menceritakan tentang kondisi Wuhan, dan perkembangannya sampai dengan saat ini. Berbagai treatment diberikan dengan detail, sayangnya saya tidak menceritakan di sini karena keterbatasan jumlah tulisan dan beberapa ijin khusus, terutama untuk penanganan pasien dengan gejala ringan, sedang hingga berat. Untuk pasien dengan gejala ringan adalah sebagai berikut:
a. Rest, sufficient caloric intake, monitoring
b. Oxygen therapy, including nasal catheter and mask oxygenation and nasal high-flow oxygen therapy
c. Antiviral theraphy (be aware of the adverse reactions and contraindication): (1) There is no effective antiviral drug; (2) Interferon-α(IFN- α) inhalation 5.000.0000U q12h or ribavirin 500mg q12h or q8h or lopinavir/ritonavir (kaletra) 400/100mg bid for no longer than 10 d, Remdesivir; (3) Combination of 3 or more antiviral drugs is not recommended
d. Chloroquine phosphate: 500mg bid for 2 days then 500 mg qd for 5 d
e. Antibiotics: Azhithromycin 500mg qd for 5 d, Moxifloaxon 400mg qd for 5-7 d, Cephalosporins
f. Vitamin C
Bersatunya seluruh dokter di Tiongkok untuk menangani coronavirus menjadi kata kunci kesuksesan lainnya. Hal ini juga ditunjang oleh ilmuwan lain di bidang teknologi yang terus memberikan support untuk melakukan riset terapan dibidang AI untuk kemajuan ilmu kedokteran.
Penanganan pasien oleh dokter Indonesia
Ilmuwan dari Indonesia menghadirkan Prof. Dr. dr. Reviono Sp.P(K). Beliau adalah dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret-Surakarta. Dokter spesialis paru ini menggaris bawahi tiga poin utama dalam diskusi tersebut diantaranya adalah:
(1) bagaimana tata cara pengontrolan penyebaran penyebaran COVID-19; (2) apa saja yang perlu dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam rangka melindungi dirinya dari COVID-19; (3) tata cara pengobatan yang dilakukan dengan mereferensi pengalaman penanganan pasien di Indonesia.
Beliau menjelaskan tentang treatment pada gejala ringan, sedang dan berat. Penulis hanya menyampaikan jika terjadi gejala ringan diataranya adalah sebagai berikut:
"Treatment aadministered by PHC as out patient; self isolation at home for 14 days; Education on the necessary thins to do (take home messages in the leaflet form); Vitamin C supplementation, three times a day for 14 days; Chloroquine phosphate, 2x500 mg (for 5 days) or hydrocychloroquine, 1x400 mg (for 5 days); Azythromycin, 1x500mg (for 3 days); Symptomatic drugs (Paracetamol etc as necessary); Depending on the indication, Antiviral specimens may be administered: Osel tamivir, 2x75 mg OR Favipiravir (Avigan), 2x600 mg (for 5 days); and Clinical evaluation on site PHC for 14 days". Prof. Dr. dr. Reviono Sp.P(K) said.
Untuk gejala sedang dan berat, berat juga dijelaskan secara rinci. Namun, penulis hanya terbatas menyampaikan pada gejala ringan yang sering dialami di masyarakat. Sedangkan penanganan baik gejala ringan, sedang dan berat merupakan standar dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dan bisa di download di Internet dengan kata kunci “treatment guidelines of COVID-19 Patients”. Guidelines ini juga in line dengan penanganan covid-19 di Tiongkok.