"Today's science is tomorrow's technology, Sains hari ini adalah teknologi di masa depan" [Edward Teller, Ahli Fisika Amerika Serikat, 1908-2003]
Di tengah pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai, perguruan tinggi di Indonesia terus melakukan upaya yang terbaik agar sistem pembelajaran tetap dilaksanakan, meskipun dengan metode online.
Kepedulian kampus terhadap mahasiswa
Berbagai permasalahan pun timbul, karena tidak semua mahasiswa tergolong mampu untuk membeli paket kuota dalam jumlah besar. Sekadar informasi, pertemuan dalam satu jam menggunakan platform tertentu, akan menghabiskan minimal satu Giga byte kuota internet.
Beberapa kampus kemudian bekerja sama dengan jaringan perusahaan telekomunikasi. Kesempatan secara gratis didapatkan dengan cara registrasi melalui nomor handphone dan kemudian mahasiswa akan mendapatkan secara gratis kuota sebesar 50 Giga byte untuk pembelajaran.
Alih-alih mendapatkan kuota gratis, banyak di antara mereka yang tetap kurang puas, karena kuota yang dimaksudkan hanya khusus untuk pembelajaran dan tidak dapat digunakan untuk menggunakan komunikasi atau live streaming lain.
Selain itu, lain lagi dengan urusan kehidupan mereka di kampus, mahasiswa yang tidak mudik, tetap mendapatkan kupon untuk makan selama tiga kali sehari. Bentuknya ada sembako, ada pula yang tinggal langsung santap saji, saya mengatakan itu adalah satu bentuk Kampus Peduli,
Selanjutnya, masalah timbul bagi mahasiswa yang akan lulus, yang mana harus merelakan membatalkan prosesi wisudanya. Kampus libur dan semua layanan ditangguhkan, termasuk di antaranya adalah pembagian ijazah dan transkrip nilai.
Kepanikan pun timbul karena mereka tidak mendapatkan ijazah tepat pada waktu yang telah direncanakan.
Ijazah dan Transkrip Digital Signature
Bagi yang sudah pernah lulus perguruan tinggi, pasti akan mengerti makna pentingnya sebuah ijazah dan transkrip nilai. Dengan ijazah dan transkrip nilai, kita dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan termasuk melamar pekerjaan.