Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manfaatkan Start-Up, Penjahit Bersatu Lawan COVID-19

8 April 2020   00:07 Diperbarui: 8 April 2020   08:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembuatan masker di Sumampir | radarbanyumas.co.id

Masker saat ini menjadi barang yang cukup langka. Langka artinya ada, namun jumlahnya terbatas dan harganya mahal. Hampir seluruh lapisan masyarakat kesulitan mendapatkannya. Bukan hanya warga, tenaga medis dan kesehatan pun ternyata sulit untuk mendapatkan masker.

Bersatu melawan corona
Kisah inspiratif datang dari saudari Asri, yang berhasil menyatukan penjahit dengan berbagai kompetensi, pengrajin, dan desainer di seluruh Indonesia untuk bersama-sama menjahit masker dalam rangka melawan COVID-19.

Rumah Asri dibanjiri oleh orang dengan beragam kebutuhan, banyak dari mereka mengambil potongan kain, ada pula yang menyetor hasil jahitannya. Potongan kain dimana-mana, mesin jahit tertata rapi.

Tenaga kerja yang berada di rumah Asri adalah mereka para relawan yang ingin berperan penuh dalam melawan pandemi covid-19. Mereka bekerja dengan bahan baku yang tersedia yang terdiri dari kain, karet, ataupun benang, disertai dengan contoh masker sesuai dengan berbagai variasi ukuran.

Apabila sudah jadi, masker segera disetor. Lalu, dicek apakah sesuai hasil yang diinginkan. ''Setoran masker langsung kita bayar," terang Asri, dilansir dari Jawapos.com

Hebatnya, dalam start-up yang dikembangkan, Asri menyiapkan pelatihan secara daring bagi tenaga kerja yang sudah bergabung. Hal ini berasal dari keprihatinan Seorang Asri yang melihat banyak masker beredar di lapangan, harganya mahal, namun ukurannya banyak yang tidak sesuai, atau tanpa standar.

Start-up yang dikembangkan Asri | jahitin.com
Start-up yang dikembangkan Asri | jahitin.com

Rupa-rupanya, Asri juga melakukan riset tentang keberadaan dan pentingnya masker dari berita yang berkembang di dunia, diantaranya dari Amerika Serikat, Taiwan dan beberapa negara lainnya.

Hal ini dipeparah dengan persediaan masker yang habis dan harus menunggu sekian minggu dengan harga yang cukup mahal. Lalu apakah masker dapat dibuat dari kain?. Petanyaan inipun terjawab, karena ternyata beberapa negara di dunia juga menggunakan masker yang terbuat dari kain, masker khusus berwarna hijau dengan lapiran tahan air khusus digunakan untuk tenaga medis dan kesehatan.

Adapun kain yang baik digunakan untuk masker adalah berbahan katun. Alasannya adalah kain katun dipercaya memiliki antibakteri dibandingkan dengan kain jenis lainnya; kedua, kain katun mudah dicuci dan bisa disetrika, dijemur dan dapat digunakan berkali-kali.

Start-up digital jahitin.com ini telah berdiri empat tahun yang lalu. Start-up ini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan penjahit di seluruh Indonesia. Mereka memiliki Akademi Jahitin, dapat menerima pesanan, dan ada juga pelajaran tentang Teknik menjahit. Saat ini, sudah ada 500 tenaga kerja yang telah bergabung. Mereka tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

Dengan jargon "buy one help one" diharapkan orang dapat membeli masker sekaligus beramal. Masker sudah di distribusikan ke Malang dan Sumatera. Untuk dapat membedakan produk dari jahitin.com, pembeli dapat mengamati dengan adanya lubang diantara dua lapis kain, yang mana bisa berfungsi sebagai tisu (mirip seperti di Australia ya).

Buleleng juga tampil
Penjahit di Buleleng bergerak untuk membuat masker dan APD, dan kemudian di distribusikan ke berbagai rumah sakit di daerah nya. Dalam sehari, dapat mencapai 500 buah masker namun hanya memiliki delapan karyawan.

Dia adalah Arta yang dalam kurun waktu lima belas hari berhasil memproduksi seribu lusin masker kain. Untuk harga maskernya adalah 90 ribu, sedangkan per masker di jual dengan harga delapan ribu rupiah. Bahan yang digunakan pun sama, yaitu kain katun dengan harga per meter sekitar Rp45 ribu rupiah.

Berbeda dengan Asri, Arta tergabung ke dalam UMKM buleleng. Permintaan terbesar berasal dari rumah sakit dan instansi swasta yang berada di Buleleng. Dengan adanya permintaan masker dalam jumlah besar, ternyata dapat membantu warga sekitar dalam meningkatkan taraf hidup ekonomi rakyat.

Nol Rupiah masker
Warga di Desa Sumampir, Kecamatan Rembang bersama-sama mendonasikan uangnya untuk dialokasikan dalam pembuatan masker kain. Saat ini, sudah ada dua puluh penjahit yang dengan sukarela membuat masker dan dibagikannya kepada warga masyarakat.

Ilustrasi pembuatan masker di Sumampir | radarbanyumas.co.id
Ilustrasi pembuatan masker di Sumampir | radarbanyumas.co.id
Dalam sehari dapat dibuat sekitar lima puluh masker untuk per-orang, namun permintaan yang datang justru sampai puluhan ribu. Hal ini yang membuat tantangan tersendiri bagi para relawan di desa tersebut.

Dengan hasil donasi sekitar 5.8 juta rupiah, telah menghasilkan 2.500 masker. Sedangkan permintaan diangka 6000 buah, dan saat ini sedang dikejar sampai dengan 4000 buah masker.

Masker diprioritaskan untuk tenaga medis dan kesehatan di Puskesmas Rembang, hal ini karena disana kehabisan masker untuk bedah dan standar APD. Tidak hanya itu, Relawan juga memiliki target agar sebelas ribu warga dapat menggunakan masker di setiap rumah dan aktivitasnya.

Mendapatkan dukungan dari DKI
Angin segar datang dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ditengah kebingungan tentang keberadaan masker, pada saat yang sama Gubernur memberikan himbauan tentang penggunaan masker kain untuk aktivitas sehari-hari. Tidak hanya itu, masyarakat yang berada di luar rumah sudah wajib menggunakan masker kain.

"Selalu menggunakan masker ketika berada atau berkegiatan di luar rumah, tanpa kecuali. Menggunakan jenis masker kain minimal dua lapis yang dapat dicuci. Secara rutin mencuci masker yang digunakan, dikerjakan tiap hari," ujar Anies dalam seruan itu seperti dilihat detikcom, Sabtu (4/4/2020).

Dalam pidatonya beliau juga mengatakan tentang delapan himbauan untuk warganya, khususnya tentang penggunaan masker kain. Masker kain harus minimal terdiri dari dua lapis dan dapat dicuci, mencuci masker setiap hari apabila habis digunakan, diharapkan dapat membantu memproduksi pembuatan masker kain dengan membantu UMKM setempat.

Dalam himbauanya lebih lanjut disampaikan bahwa masker bedah hanya digunakan untuk tenaga medis dan kesehatan. Sedangkan masyarakat diharapkan cukup membeli masker kain, karena keterbatasan masker bedah. Mantan mendikbud ini juga menyampaikan kepada warganya bahwa jika ingin membantu sesama, maka cukup dengan membagikan masker kain.

Keunggulan masker kain
Masker bedah menggunakan bahan spunbond yang tidak dapat dicuci dan hanya sekali pakai, kecuali dilapisi tisu di depannya seperti di Australia, tapi masyarakat kita akan berburu tisu pada akhirnya. Secara matematis, jika seluruh masyarakat Indonesia menggunakan masker bedah, maka dalam satu bulan saja akan mencapai lima miliar masker limbahnya. Sedangkan untuk masker kain dapat dipakai satu hingga tiga bulan, asalkan dirawat dengan cara di cuci yang bersih, dan disetrika.

Sebagai penutup, aksi serupa dilakukan oleh penjahit di berbagai wilayah di Indonesia. Seperti di DIY, Blitar, Makassar, Jakarta, dan kota besar lainnya di Indonesia. Sudahkah kita memiliki masker kain hari ini?!

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun