Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

WHO Lambat Peran hingga Skenario Mengendalikan "R0" COVID-19 yang Terus Mengganas

2 April 2020   00:05 Diperbarui: 2 April 2020   00:05 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skenario implementasi s.d. 2021 | imperialcollege

Skenario implementasi s.d. 2021 | imperialcollege
Skenario implementasi s.d. 2021 | imperialcollege

Terkait dengan data populasi, karena Indonesia sekitar 269 juta jiwa, kita akan mengasumsikan bahwa sekitar setengah persen penduduk Indonesia terinfeksi (13.450.000) jiwa dengan kematian (1.345.000) jiwa meninggal dunia.

Analisis skenario terburuk | dokpri
Analisis skenario terburuk | dokpri

Skenario terburuk dapat diilustrasikan di dalam gambar di atas, yang mana jumlah korban terinfeksi, jumlah korban dirawat, jumlah korban meninggal dan korban sembuh agaknya sama dengan gambar sebelumnya. Namun, sebenarnya tidak.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor skala penggambaran yang dipakai, tidak menggunakan skala rigid. Sehingga gambar awal dan akhir dari kedua skenario ini terlihat sama. Untuk membuktikan dapat diperiksa pada jumlah korban terinfeksi dan meninggal, jumlahnya cukuplah besar.

Keterbatasan Software
Kalkulator Epidemic yang digunakan adalah software yang dibuat berdasarkan data yang kita masukkan. Setiap negara memiliki tingkat fatalitas yang berbeda, seberapa luas nilai R0 pandemi COVID-19?, beberapa peneliti menyebut 4, 2, bahkan ada yang menyebut 6.

Lantas, bagaimana dengan data lain seperti durasi pasien terinfeksi, masa penyembuhan, masa perawatan dirumah sakit, berapa lama suatu negara dapat merawat pasien IGD?, dan lain-lain adalah angka yang dapat dimasukkan oleh para pakar dari pemerintah, karena basis data ada disana. Inilah keterbatasan software yang dibuat manusia.

Sebagai penutup, apapun software telah dikembangkan, yang terbaik adalah yang berusaha dan mencoba, bukan diam dan hanya membuat statement tidak jelas. Basic sains dan teknologi di Indonesia masihlah lemah, sehingga dengan adanya software ini diharapkan dapat memberikan gambaran apa yang akan terjadi ke depan jika kita masih belum dapat berbuat banyak dan penuh retorika.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebenarnya adalah cara bertempur untuk membuat kurva R0 menjadi lebih landai, meskipun persentasenya hanya sedikit, itulah yang dapat kita lakukan sembari menunggu penawarnya datang. Semoga!

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun