Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Kalkulator Epidemi, Alat Canggih untuk Prediksi Perkembangan Coronavirus

1 April 2020   00:05 Diperbarui: 1 April 2020   20:42 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut ini contoh yang diberikan di Indonesia, sebagai proyeksi perkembangan COVID-19 di masa depan.

COVID-19 dengan data default [disini]
Data standard dan mempertimbangkan tingkat infeksi R0 sebesar sebesar 2.2. Kalkulator epidemi menunjukkan pasien dalam satu tahun penyakit ini akan menginfeksi setidaknya lebih dari satu juta orang.

Berdasarkan grafik, pandemic COVID-19 ini akan membunuh sedikitnya lebih dari 20.000 jiwa. Catatan penting dari angka-angka tersebut adalah sebagai berikut:

Pada mode default, kalkulator akan mengasumsikan bahwa pada hari ke-100 pasca kasus pertama yang telah dilaporkan, pemerintah telah memaksa beberapa wilayah atau negara ke dalam total lockdown.

Dengan adanya lockdown atau intervensi non-medis dengan cara lain, akan menurunkan R0 menjadi kurang dari 1. Angka R ini sangat penting artinya dalam grafik (lihat artikel sebelumnya).

Default lengkap | dokpri
Default lengkap | dokpri

Apabila lockdown atau intervensi non-medis lain telah dapat menurunkan R0 lebih awal, misalkan 70 hari setelah kasus pertama dilaporkan, maka jumlah kasus akan jauh lebih sedikit dan jumlah kematian secara garis eksponensial akan lebih rendah dibandingkan dengan tanpa batasan ketat.

Parameter penting lainnya adalah bahwa klakultor epidemi ini secara default menganggap fatalitas kematian sebesar 2.2 persen. 

Padahal, pada kenyataannya nilai itu bisa lebih besar seperti di China, Italia, Spanyol dan beberapa negara lainnya di dunia.

Apabila kita akan menggunakannya untuk Indonesia, maka bisa dilakukan besarnya nilai fatalitas (Pasien infeksi disbanding dengan jumlah kematian), dimasukkan nilainya ke dalam grafik.

Tingkat fatalitas di Indonesia khsusunya, tidak dapat diprediksi, karena saat ini jumlah korban terinfeksi dan meninggal terus bertambah. Besarnya nilai fatalitas adalah sebagai nilai dinamis yang nilainya terus berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun