Autokritik: Meskipun didalam fasilitas umum tertulis GRATIS, tapi tetap saja kita harus membayarnya jika ingin membuang air kecil ataupun air besar. Jadi, kebersihan di tempat umum itu sebenarnya tanggungjawab siapa?
Berkahnya: saat ini, hampir semua fasilitas umum memiliki hand sanitizer dan sabun cuci tangan, dengan alasan instruksi dari pemerintah untuk mencegah Pandemi COVID-19.
Fasilitas Pendidikan
Sekarang kita tinjau beragam fasilitas Pendidikan, terutama dikampus-kampus besar baik negeri ataupun swasta di Indonesia. Seperti yang dirasakan pada umumnya, hanya sebagian kecil kampus saja yang peduli terhadap kesehatan.
Begitu Pandemi COVID-19 ini sampai di Indonesia, maka pimpinan perguruan tinggi pun membuat surat edaran yang disampaikan hingga unit terbawah di Universitas. Surat Edaran tersebut berisi tentang pentingnya hidup sehat yang salah satu bentuknya adalah dengan menyediakan hand sanitizer atau sabun cuci tangan di semua tempat yang dianggap penting.
Autokritik: “Selama ini, apa yang dilakukan?”, hand sanitizer sepertinya hanya tersedia di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lainnya. Meskipun terkadang isinya habis, kerena itu bukan menjadi prioritas utama. Di tingkat SD, SMP, SMA lebih memperihatinkan lagi.
Berkahnya: saat ini sudah tersedia sabun cuci tangan atau hand sanitizer hampir disetiap titik krusial, terutama toilet, di laboratorium, di ruang jaga. Hingga hari ini, seolah-olah semua sadar akan bahaya Pandemi COVID-19. Apakah mereka membersihkan tangan dengan hand sanitizer atau sabun cuci tangan untuk kesehatan mereka, atau takut dengan COVID-19?.
Pentingnya hidup sehat
Hidup sehat merupakan budaya, budaya ini tidak serta merta muncul dengan begitu saja, akan tetapi timbul dari pembelajaran yang dibiasakan, dan terus di implementasikan hingga kita sadar akan pentingnya apa yang harus lakukan.
Dalam lingkup kecil seperti keluarga saat ini, tidak semuanya sadar akan kebersihan. Anehnya, orang yang tidak sadar akan kebersihan menyukai hidup bersih. Celakanya, mereka sampai menghina orang yang hidupnya kurang bersih, padahal diri sendirinya tidak pernah bersih-bersih.
Autokritik: Hanya sedikit orang yang mau membersihkan ketika rumah kotor, kamar mandi kurang terawat, dan lain sebagainya. Semua seolah diam melihat lingkungan kotor dan pura-pura tidak mengetahui. Jika di tilik lebih jauh, dalam fasilitas asrama juga demikian, mereka yang hidupnya dikatakan layak juga sebagian besar hanya membuat kotor.
“Kebersihan adalah buah dari keimanan”
Berkahnya: Nampaknya kiasan di atas tepat untuk orang-orang yang mencintai kebersihan, dan menjaga hidup bersihnya. Bahwasanya kalau kita sudah iman, maka buahnya adalah menjaga kebersihan.