Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Termutakhir, Dua Subtipe Utama COVID-19 Ditemukan

5 Maret 2020   18:20 Diperbarui: 5 Maret 2020   20:58 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedua jenis SARS-CoV-2 menunjukkan perbedaan temporal dan spasial distribusi | Xiaolu Tang, et.al. | NSR Journal

China – Hingga hari ini 05 Maret 2020 korban terkonfirmasi COVID-19 di China berjumlah 80411 jiwa, dengan total 3.286 jiwa meninggal dunia, dan 40,574 jiwa atau sekitar 50 persen penderita telah sembuh.

Terkait dengan itu, gabungan ilmuwan dari berbagai perguruan tinggi di China melakukan penelitian bersama tentang COVID-19. Disebutkan bahwa Para Ilmuwan telah berhasil menemukan virus jenis corona baru. Coronavirus baru ini telah berevolusi menjadi dua sub tipe utama

Dengan hasil ini, Ilmuwan sementara ini percaya bahwa dengan meneliti perbedaan serta fitur dari subtype COVID-19 dapat membantu dalam merumuskan tindakan perawatan dan pencegahan, disamping itu juga dapat menimilasir resiko yang terjadi akibat virus jenis ini.

Dua subtipe tersebut diberi nama L dan S. Tipe L lebih agresif dan lazim pada tahap awal wabah di Wuhan, provinsi Hubei Cina Tengah. Tetapi contoh tipe S, yang lebih tua dan kurang agresif, telah meningkat dalam frekuensi baru-baru ini, sehingga mungkin menjelaskan momentum penyakit yang melambat di China.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa para ilmuwan telah megidentifikasi 149 mutasi dalam 103 genom, berurutan dimulai dari coronavirus novel.

Ilmuwan percaya bahwa mutasi ini telah terjadi baru baru ini, dan sebanyak 83 mutasi tidak identik, yang berarti bahwa mereka telah dapat mengubah urutan asam amino protein kemudian dapat berakibat pada perubahan biologis terjadi di organisme.

Hasil riset tersebut telah dipublikasikan atau  diterbitkan di jurnal NSR Oxford Academic, National Science Review, pada 03 Maret 2020, diberi judul "On the Origin and Continuing Evolution of SARS-CoV-2".

Penelitian ini adalah kolaborasi dari para ilmuwan berjumlah 12 orang, di berbagai Universitas Top di China yaitu Peking University-Beijing, Institut Pasteur of Shanghai, Chinese Academy of Sciences, China; University of Chinese Academy of Sciences, China, School of Life Sciences, Shanghai University, China, Institute of Pathogen Biology; Chinese Academy of Medical Sciences and Peking Union Medical College, Beijing

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengakui masih memiliki keterbatasan bahwa Strain tipe "L" berevolusi dari tipe "S", juga bagaimana mutase jenis ini akan dapat mempegaruhi transmisi dan pathogenesis virus.

"There is a strong need for further immediate, comprehensive study," Ujar salah satu peneliti di lansir dari chinadaily.com.cn.

Para ilmuwan berpendapat bahwa 103 jenis virus corona baru yang telah diteliti dapat dibagi menjadi dua jenis utama, dengan nama "L" dan "S". Disebutkan lebih lanjut, tipe "L" mencakup pemeriksaan secara umum dan lebih dari 70 persen telah diperiksa.

Divergensi molekuler dan tekanan selektif selama evolusi SARS-CoV-2 dan virus terkait | Xiaolu Tang, et.al. | NSR Journal
Divergensi molekuler dan tekanan selektif selama evolusi SARS-CoV-2 dan virus terkait | Xiaolu Tang, et.al. | NSR Journal

 Sedangkan tipe "S" adalah strain awal (induk), dibandingkan dengan tipe "L", tipe "S" lebih lambat berkembang. Penderita COVID-19 saat ini, diprediksi berasal dari corona tipe  "L".

Analisis haplotype virus SARS-CoV-2 | Xiaolu Tang, et.al.| NSR Journal
Analisis haplotype virus SARS-CoV-2 | Xiaolu Tang, et.al.| NSR Journal

Saat ini, tipe "L" penyebarannya menurun di China. Sebagai referensi dapat mengacu pada data actual bahwa terdapat penurunan jumlah pasien terdampak. China mengklaim bahwa penderita akan sembuh pada bulan April. Berbanding terbalik dengan tipe "S", penyebarannya justru stabil.

Pohon filogenetik tanpa akar dari genom 103 SARS-CoV-2 | Xiaolu Tang, et.al.|NSR Journal
Pohon filogenetik tanpa akar dari genom 103 SARS-CoV-2 | Xiaolu Tang, et.al.|NSR Journal

Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, penurunan penderita coronavirus tipe "L" dapat ditekan karena langkah pencegahan pemerintah yang komprehensif, dengan melibatkan seluruh teknologi canggih serta peran serta masyarakat yang beritu besar. Hipotesis ini masih akan di dalami pada penelitian berikutnya.

Dilaporkan juga dalam riset tersebut, para penderita diindikasikan terserang COVID-19 tipe "L" atau "S". akan tetapi, kembali disampaikan bahwa hasil ini masih harus diteliti lebih lanjut lagi.
 

Kedua jenis SARS-CoV-2 menunjukkan perbedaan temporal dan spasial distribusi | Xiaolu Tang, et.al. | NSR Journal
Kedua jenis SARS-CoV-2 menunjukkan perbedaan temporal dan spasial distribusi | Xiaolu Tang, et.al. | NSR Journal

Dalam penelitian tersebut, diambil sampel seorang pasien wanita berumur kurang lebih 63 tahun berasal dari Chicago, yang berpergian ke Wuhan, diindikasikan terserang coronavirus tipe "L" dan "S".

Selanjutnya pasien dari Australia, kemungkinan juga membawa dua tipe virus "L" dan "S" ketika kembali ke negaranya. Studi intensif dan mendalam akan terus dilakukan untuk menyelidiki perbedaan utama dari SARS-CoV-2.

Dilaporkan bahwa dalam minggu ini, ilmuwan dari Inggris dan Brasil menyatakan bahwa urutan jenis virus dari pasien pertama di Amerika Latin memiliki strain yang berbeda dari Wuhan oleh tiga mutasi.  Disampaikan juga bahwa dua dari mutase jenis ini membuat lebih dekat ke jenis yang terdeteksi di Jerman.

Ilmuwan Beijing menuturkan bahwa temuan ini sangat menarik, karena coronavirus novel telah ditemukan memiliki dua subtype yang berbeda, dan memiliki efek yang berbeda kepada manusia.

Dilansir dari chinadaily.com.cn Ilmuwan Beijing menyampaikan bahwa saat ini masih terlalu awal untuk menyatakan bahwa virus yang bermutasi adalah jenis yang jahat atau dapat dijinakkan. Bisa jadi, virus bermutasi mungkin terjadi pada bagian genom yang tidak melakukan apa apa sama sekali.

Sebagai penutup, semakin mempelajari virus, akan semakin banyak hal dan rahasia yang dapat ditemukan. Fakta yang terjadi saat ini adalah ada seorang yang terdeteksi terinfeksi jenis "S", akan teteapi tidak menunjukkan gejalanya sama sekali.

Di saat negara lain berlomba-lomba meneliti tentang COVID-19, kita sepertinya terlalu sibuk dengan hal yang kurang pas terkait dengan wabah ini, seperti panic buying, hoax dll.

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 3

NB: Jika tertarik ingin memiliki papernya, bisa menghubungi saya di email: faqihmaarif24@gmail.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun