Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Teladan Antisipasi Covid-19 di Berbagai Negara

4 Maret 2020   11:56 Diperbarui: 5 Maret 2020   08:44 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 100m | tribunnews.com

COVID-19 menjadi ancaman serius berbagai negara di dunia. Ada negara yang mempersiapkan dirinya sebaikmungkin agar tidak terdampak seperti Wuhan, ada juga yang menganggap itu hanya lelucon dengan berbagi meme di media sosial.

Selanjutnya, terjadi juga di berbagai negara fenomena "panic buying". Hal ini sangat meresahkan masyarakat karena seolah-olah persediaan makanan akan habis.

Beberapa hal tersebut di atas memang menjadi keprihatinan kita bersama, akan tetapi lebih baik jika kita tidak hanya melakukan tindakan pencegahan, tapi kita harus membangun budaya "solutif" dalam menghadapi virus COVID-19.

Sebagaimana diketahui bersama hingga hari ini 04 Maret 2020, sudah terdapat 79 Negara yang terdampak COVID-19 atau terdapat sembilan negara baru yang terjangkit COVID-19.

Sementara itu, dilaporkan dari Johns Hopkins JSSE sebanyak 3.162 Jiwa dikonfirmasi telah meninggal dunia, dengan pasien sembuh sebesar 48.327 jiwa dari total 93.006 Jiwa yang terkonfirmasi.

Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat ini membuat masyarakat dunia kurang siap mengatasinya. Pada saat korban pertama kali berjatuhan di Wuhan, provinsi Hubei, dengan seketika seluruh kota "lock down", sehingga suasana layaknya kota mati.

Lambat laun, semakin berjalannya hari mereka sadar, bahwa mereka yang tidak terdampak harus tetaplah hidup dengan cara membangun kebersamaan satu sama lain. Kala itu mereka meneriakkan yel-yel "Wuhan Jiayou" yang artinya "Tetap kuat Wuhan, terus Bergerak Wuhan".

Izinkan saya menyampaikan beberapa kisah teladan yang diantaranya terdapat salah satu langkah solutif mencegah penyebaran COVID-19 dari beberapa negara terdampak.

Dukungan kepada Tenaga Medis
Banyak dari masyarakat kala itu membeli bahan makanan untuk dikonsumsi oleh keluarga masing-masing, akan tetapi melihat kondisi yang semakin hari makin memburuk, banyak dari mereka tergerak hatinya untuk membantu menyediakan makanan untuk diberikan kepada tenaga medis.

"Saya mau melakukan bagian saya, tidak peduli betapa tidak berartinya itu," tutur Li Bo dilansir dari tempo.co.

Sementara itu, lain dengan Li Bo, masyarakat tergerak untuk memberikan lima belas ribu masker seharga beli dua puluh ribu Yuan atau sekitar empat puluh juta Rupiah.

Platform Resmi Tempat Terinfeksi Virus
Mewabahnya COVID-19 di Wuhan, membuat perusahaan pemetaan data, QuantUrban dan miniprogram WeChat membuat platform terkait dengan berbagai tempat yang terinfeksi COVID-19. Platform tersebut dapat melihat secara geografis, letak dimana daerah terdampak di wilayahnya masing-masing.

QuantUrban mendeteksi Sembilan kota yang berada di Tiongkok, sementara WeChat dengan platform YiKuang atau situasi epidemi, meliputi Sehnzhen dan Guangzhou.

Platform resmi COVID-19 | dokpri [e]
Platform resmi COVID-19 | dokpri [e]

 Platform ini sangat berguna, karena kita dapat mengetahui seberapa besar dan dekatnya kita dengan daerah yang terinfeksi COVID-19. Dengan cara ini, penyebaran COVID-19 yang mematikan itu diharapkan dapat teratasi.

Relawan dilibatkan dalam aplikasi Yikuang, mereka memberikan tanda tengkorak dan tulang untuk lokasi yang mana dikonfirmasi terdapat COVID-19.

Kisah Kepedulian Generasi Muda di Berbagai Dunia

China
Platform Wechat menyediakan informasi secara berkala terkait penyebaran COVID-19. Sejak terdampak pada Januari 2020, perusahaan dengan cepat membuat aplikasi yang dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun.

Platform resmi COVID-19 Kemenkes China | dokpri [e]
Platform resmi COVID-19 Kemenkes China | dokpri [e]

Tidak ketinggalan, dunia Pendidikan melalui kampus juga terus memantau perkembangan baik secara online (melalui aplikasi) dan secara langsung setiap hari pada jam istirahat, setiap mahasiswa diperiksa kesehatannya secara berkala.

Layanan kesehatan kampus | dokpri
Layanan kesehatan kampus | dokpri

Dalam layanan kesehatan kampus tersebut, mahasiswa dimanapun berada wajib melaporkan data diri kesehatannya. Di mana mereka tinggal, berapa suhunya, apakah lingkungan terdeteksi COVID-19 dan lain sebagainya.

Linda, wanita yang berasal dari Wuhan ini membuka layanan terkait informasi yang didapatkannya dari pemerintah, media asing. 

Dia menerjemahkan isi berita, kemudian membagikannya kepada masyarakat. Berita tentang Linda pun menjadi heboh karena dia masuk dalam url www.technologyview.com, yang merupakan komunitas kampus MIT.

Linda berhasil memilah-milah informasi yang berisi kritikan terhadap pemerintah, serta kisah orang-orang yang terkena COVID-19. Dengan cara ini, keluarganya menjadi tenang dalam menghadapi COVID-19.

Tidak hanya itu, Linda juga mengarsipkannya serta memberikan kepada mereka yang membutuhkan bantuannya. Kebanyakan dari mereka adalah pasien dan tenaga paramedis. Linda secara aktif menerjemahkannya dalam Bahasa Inggris, juga mengupload di Twitter, Youtube, dan media social lainnya.

Sementara itu di Hongkong, Grup Whatssapp dengan nama GloNews Room atau Global News Room secara aktif membagiakn informasi tentang COVID-19.

Singapura
The National volunteer and Philantropy Centre berhasil menginisiasi donasi untuk membantu korban COVID-19. Hingga saat ini, telah terkumpul 2,2 juta dollar Singapura tertanggal 02 Maret 2020. 

Platform mereka dinamakan Giving.sg yang telah nyata di dukung oleh lima ratus organisasi.

Masih di Singapura, O'Joy Care Service membagikan secara sukarela hand sanitizer kepada lansia untuk menghindari terjangkitnya COVID-19. Sayang Sayang Fund, sebuah organisasi yang didirikan oleh Community Foundation Singapore juga telah berhasil menggalang dana untuk diserahkan kepada Giving.sg.

Screenshoot Giving.sg | dokpri
Screenshoot Giving.sg | dokpri

Sayang sayng Fund, dalam waktu cepat sekitar tiga minggu dapat mengumpulkan dana sekitar 200 ribu dollar Singapura atau sekitar 2 miliar lebih. Dana tersebut selanjutnya digunakan untuk keselamatan dan transportasi petugas kesehatan di Giving.sg.

Korea Selatan
Sejak COVID-19 menyerang Korea Selatan, negara itu membentuk sebuah aplikasi berbasis Android, yang dapat diunduh via play store. Aplikasi ini diberi nama 100m dan telah diluncurkan 11 Februari 2020 berhasil diunduh lebih dari 1 juta kali.

Ilustrasi 100m | tribunnews.com
Ilustrasi 100m | tribunnews.com

Aplikasi ini berisi data dari pejabat publik termasuk dari Pusat Pengawasan Penyakit Korea, yang menunjukkan data pasien yang didiagnosa teinfeksi COVID-19. 

Tidak hanya itu, dalam data tersebut, seorang pasien akan secara lengkap dan up to date diketahui kewarganegaraannya, usia, jenis kelamin dan tempat terakhir mereka berkunjung.

Hebatnya, aplikasi ini akan memperingatkan pengguna. Apabila dalam jarak serratus meter ada manusia terjangkit virus, maka dengan otomatis akan terdeteksi agar pengguna lebih waspada. Karena kehandalannya, aplikasi ini diunduh 20 ribu orang setiap jamnya.

Korea Selatan juga telah mengembangkan Corona Map untuk mengetahui dimana jejak lokasi orang yang terkena COVID-19. Kedua aplikasi ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap masyarakat di Korea Selatan, untuk mencegah korban lebih banyak lagi akibat COVID-19.

Eropa
Sementara itu di Eropa, melalui European Centre for Disease Prevention and Control menyediakan informasi akurat terkait dengan penyebaran COVID-19. Masyarakat dapat mengaksesnya langsung terkait perkembangan di daerahnya dan berbagai negara di dunia.

Screenshoot ECDC | dokpri [e]
Screenshoot ECDC | dokpri [e]

Sebagai penutup, saya mengutip Albert Einstein sebagai berikut:

"A man should look for what is, and not for what he thinks should be."

"Seorang manusia harus mencari apa yang sebenarnya, dan bukan untuk apa yang seharusnya dipikirkannya."

Lalu, Indonesia kapan? Saya rasa Panic Buying dengan membeli sembako, Masker, pembersih tangan saja tidaklah cukup. Pemerintah sebaiknya menyediakan platform yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, tidak hanya sekedar himbauan. Semoga menjadi renungan bersama.

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 3 4 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun