Dalam layanan kesehatan kampus tersebut, mahasiswa dimanapun berada wajib melaporkan data diri kesehatannya. Di mana mereka tinggal, berapa suhunya, apakah lingkungan terdeteksi COVID-19 dan lain sebagainya.
Linda, wanita yang berasal dari Wuhan ini membuka layanan terkait informasi yang didapatkannya dari pemerintah, media asing.
Dia menerjemahkan isi berita, kemudian membagikannya kepada masyarakat. Berita tentang Linda pun menjadi heboh karena dia masuk dalam url www.technologyview.com, yang merupakan komunitas kampus MIT.
Linda berhasil memilah-milah informasi yang berisi kritikan terhadap pemerintah, serta kisah orang-orang yang terkena COVID-19. Dengan cara ini, keluarganya menjadi tenang dalam menghadapi COVID-19.
Tidak hanya itu, Linda juga mengarsipkannya serta memberikan kepada mereka yang membutuhkan bantuannya. Kebanyakan dari mereka adalah pasien dan tenaga paramedis. Linda secara aktif menerjemahkannya dalam Bahasa Inggris, juga mengupload di Twitter, Youtube, dan media social lainnya.
Sementara itu di Hongkong, Grup Whatssapp dengan nama GloNews Room atau Global News Room secara aktif membagiakn informasi tentang COVID-19.
Singapura
The National volunteer and Philantropy Centre berhasil menginisiasi donasi untuk membantu korban COVID-19. Hingga saat ini, telah terkumpul 2,2 juta dollar Singapura tertanggal 02 Maret 2020.
Platform mereka dinamakan Giving.sg yang telah nyata di dukung oleh lima ratus organisasi.
Masih di Singapura, O'Joy Care Service membagikan secara sukarela hand sanitizer kepada lansia untuk menghindari terjangkitnya COVID-19. Sayang Sayang Fund, sebuah organisasi yang didirikan oleh Community Foundation Singapore juga telah berhasil menggalang dana untuk diserahkan kepada Giving.sg.
Sayang sayng Fund, dalam waktu cepat sekitar tiga minggu dapat mengumpulkan dana sekitar 200 ribu dollar Singapura atau sekitar 2 miliar lebih. Dana tersebut selanjutnya digunakan untuk keselamatan dan transportasi petugas kesehatan di Giving.sg.