Bagi yang merayakan ulangtahun hari ini, saya mengucapkan selamat ulang tahun, semoga Panjang usianya dan berkah rezekinya.
Manusia yang lahir di tanggal 29 Februari tergolong langka, karena orang ini lahir ditanggal yang memiliki peluang 1 dibanding dengan 1.461 atau sekitar 0.068 persen. Sedangkan mereka yang lahir pada tahun kabisat, jika dipresentase hanya sekitar 1 dibanding 500 di seluruh dunia saat ini.
Ulang tahun pada lain hari
Atikah, yang lahir 29 Februari 1988 meyakini bahwa tanggal tersebut unik dan mudah diingat. Tapi meskipun demikian hal ini membuatnya sedikit kesal. Karena ia lahir tidak selalu ada di tanggal kalender.
Untuk menyiasatinya, ia mengaku lahir pada tanggal 1 Maret. Hal ini dilakukannya agar dapat melaksanakan ulangtahunnya seperti teman-teman yang lainnya.
"Karena ingin punya hari ulang tahun yang ada setiap tahunnya, maka saya memilih 1 Maret biar yang lain bisa mengucapkan selamat."Atikah dilansir dari cnnIND.
Lain cerita dengan Febi. Febi merasa sedih telah memiliki ulang tahun di tanggal yang hanya muncul empat tahun sekali.
Perasaan sedih Febi diperparah dengan pertanyaan dari orang lain. DIa seringkali ditanyakan hari kelahirannya ketika mengurus dokumen ke Instansi pemerintah seperti KTP. Berbeda dengan Atikah, Febi dan kedua orangtuanya tidak menginginkan untuk merubah tanggal lahirnya.
"Saya tetap berulang tahun pada 29 Februari, karena memang tanggal itu lahirnya. Makanya ketika 29 Februari, perayaannya besar-besaranlah," kata Febi sembari tertawa. "Merayakannya paling makan-makan bersama teman-teman dan keluarga."
Febi pun bercerita tentang keinginan mencari komunitas bagi yang lahir tangal 29 Februari agar ia dapat bergabung dengan rekan-rekannya. Wah, aneh juga yah!
Sedangkan Dita, Mahasiswa salah satu Universitas di Yogyakarta ini merasa muda terus. Meskipun terkadang waktu kecil dia selalu mendapatkan ledekan dari teman-temannya, karena ulangtahunnya selalu ditunda. Hehehehe
Manusia special, tidak ada 17 tahun
Kenapa menjadi manusia special? Ya benar. Karena peluang untuk lahir pada tanggal tersebut hanya 0.068 persen dari populasi penduduk manusia di bumi.
Tentunya, kita akan mendapatkan apresiasi yang lebih dari rekan sejawat, bahkan keluarga. Karena hari istimewa itu tidak selalu ada.
Sedangkan di berbagai kesempatan, usia 17 tahun yang merupakan angka yang menunjukkan perubahan dari masa usia remaja, justru tidak dirasakannya pada orang yang lahir di tahun kabisat. Dari penelusuran, banyak dari mereka yang merayakannya satu hari sebelumnya.
Menjadi sejarah di lingkungannya
Dari pantauan teman-teman yang lahir di tanggal 29 Februari, biasanya akan sering menandai kelendernya. Karena jika saatnya tiba, merupakan saat special yang dirasakan tidak setiap tahunnya.
Bagi rekan-rekan yang lahir di tanggal ini meskinya patut berbagga hati, karena beberapa peristiwa besar terjadi di tanggal ini, diantaranya adalah Tenggelamnya Kapal Titanic (1912), Pertempuran Little Bighorn (1876), Pertama kali emas ditemukan di California (1848), Benjamin Franklin telah membuktikan bahwasanya petir adalah listrik.
Tidak hanya itu, tokoh besar lainnya yang lahir tanggal 29 Februari diantaranya Pope Paul III atau Alessandro Farnese yang terlahir 29 Februari 1468 sebagai petinggi Gereja Vatikan. Beliau juga terkenal sebagai sosok yang telah berhasil menggagas renovasi Universitas Roman yang telah rusak pada 1527.
Pedro Sanchez, perdana Menteri asal spanyol yang lahir di madrid 1972 juga lahir di 29 Februari. Dia merupakan anggota Congress of Deputies, hingga menjadi dewan di Madrid, tidak hanya itu dia juga merupakan ekonom terkemuka di Spanyol.
Bahkan seorang komponis terkemuka asal Italia, Gioachino Rossini juga terlahir pada 29 Februari 1972. Judul opera yang terkenal darinya adalah II Barbiere di Siviglia, dimainkan olehnya di Teatro Valle bertempat di Roma, tepatnya pada tahun 1816.
Kilas balik penanggalan menurut teori
Mari mengingat kembali teori bahwa pergerakan bumi mengelilingi sumbu rotasinya disebut ROTASI. Sedangkan pergerakan bumi mengelilingi matahari disebut revolusi.
Kemudian kita mengenal konsep bahwa dalam satu hari, bumi membutuhkan waktu rotasi satu putaran penuh dalam waktu 24 jam.
Sedangkan dalam waktu satu tahun, bumi mengelilingi matahari sebanyak satu putaran penuh.
Berapakah jumlah hari dalam setahun?
Bayangkan ketika bumi selesai selesai melakukan putarannya terhadap matahari, maka jumlahnya ada 365 hari. Kemudian jumlah 365 hari tersebut dibagi menjadi 12 bulan.
Uniknya, tidak semua bulan berjumlah sama, ada yang 28 hari, 30 hari dan 31 hari. Spesial untuk hari ni, hanya akan dibahas kenapa bulan Februari ada yang 28 hari dan 29 hari.
Berdasarkan telaah ilmu Astronomi, jumlah hari dalam setahun tidak pas 365 hari. Akan tetapi justru berjumlah 365 hari. Apabila jumlah ini ada tambahan dalam setiap tahunnya, maka bisa dipastikan dalam empat tahun adalah dikalikan dengan 4, berjumlah 1 hari.
Hal ini berarti dalam satu tahun, terdapat bonus tambahan satu hari dalam kalender kita. Sekarang dalam kasus kita ada tanggal 29 Februari yang hanya berlangsung selama empat tahun sekali yang disebut dengan tahun kabisat (tahun yang habis dibagi empat) sebagai contoh 2012, 2016, 2020, 2024 dan sebagainya.
Pertama kali tercipta
Adalah sang kaisar Julius Caesar yang mengganti penanggalan tradisional yang digunakan bangsa Romawi sejak abad 7 SM.
Dia memerintahkan ahli Astronomi dan matematika Sosigenes dari Alexandria untuk dapat mengubah system penanggalan kala itu. Ide cerdas Sosigenes kepada sang Kaisar adalah dengan adanya penanggalan baru yang dibuat dengan berdasar kepada perputaran matahari.
Dia mereferensi kepada bangsa Mesir kuno, yang menerapkan waktu hari dalam setahun adalah 365. Sang Kaisar juga menyarankan kepada sang ahli untuk menambahkan satu hari pada bulan kedua yang bertujuan agar tidak ada kejanggalan perumusan kalender Julius.
Penanggalan baru atau leap year meskipun sudah ditemukan, tapi tidak langsung diterapkan saat itu, perhitungan kemudian disempurnakan oleh Paus Gregorius XIII di tahun 1582.
Paus kemudian merelease kalender Gregorian yang kemudian hampir digunakan semua negara saat ini yang mana merupakan hasil revisi dan modifikasi dari kalender Julis. Paus Gregorian juga yang berpendapat bahwa tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali.
Fakta tahun kabisat dan penambahan sehari
Dalam mengitari matahari seperti yang telah dijelaskan diatas, bumi membutuhkan waktu 365 hari, 5 jam, 48 menit, 45 detik atau seitar 365,242189 hari.
Mereferensi kalender Gregorian dengan jumlah waktu 365 hari, penambahan satu hari ekstra merupakan penyeimbang kalender tahunan dibandingkan dengan kalender matahari.
Dalam ilmu Teknik sipil dan matematika, angka di belakang koma mengandung makna penting bahwa jika angka tersebut ditumpuk serta dijumlahkan akan dapat mengakibatkan gangguan dalam menghitung hari.
Fakta sejarah mengungkap bahwa gangguan tersebut pernah terjadi di Inggris, yang mana negara tersebut telah kehilangan 11 hari dalam bulan September pada tahun 1752.
Kenapa demikian? Karena Inggris saat itu menggunakan penanggalan kalender Julius yang belum dimodifikasi menjadi Gregorian.
Selanjutnya bayangkan jika kita tidak menambahkan satu hari pada perhitungan tahun tersebut, maka kita dalam setahun akan kehilangan waktu 6 jam dan 24 hari setelah mencapai 100 tahun.
Kenapa satu hari khusus bulan Februari
Julius Caesar disaat berkuasa, Februari memiliki 29 hari, Juli 31 hari, dan Sextilis (Agustus) 30 hari, yang merupakan penghormatan bagi Julius Caesar yang bergelar Kaisar Octavianus Augustus.
Lebih lanjut Senat Romawi akhirnya memutuskan nama Sextilis menjadi Agustus sesuai dengan gelar Kaisar dan menyamakan jumlah harinya dengan juli diambil dari nama sang Kaisar.
Kemudian hari yang ditambahkan pada bulan Agustus kembali dirombak, yang mana 1 hari di bulan Februari ditambahkan ke Agustus. Di masa itu, jumlah hari februari akhirnya menjadi semakin sedikit.
Kabisat
Pertama kali dikenalkan Juliu Caesar lebih dari 2000 tahun yang lalu. Penanggalan kabisat memiliki prinsip setiap tahun hanya habis dibagi empat dalam setahun.
Akibatnya, teori itu memunculkan banyak sekali tahun kabisat. Kemudian diperbaiki dengan kalender Gregorian lebih dari 1500 tahun kemudian.
Kalender Gergorian yang kita gunakan hingga sekarang, ada tiga kriteria yang dipertimbangkan diantaranya adalah satu tahun habis dibagi empat. Apabila habis dibagi 100, maka tahun tersebut tidak akan habis dibagi 400. Jika tahun tersebut habis dibagi 4 dan 100, tapi tidak dapat dibagi 400, maka tahun tersebut bukan merupakan tahun kabisat.
Tahun tersebut dapat terjadi pada awal abad baru 1900, 2100, 2200, 2300 yang merupakan abad baru yaitu 100 tahun, yang mana tahun tersebut telah habis di bagi empat, tapi tidak habis dibagi menjadi 400.
Sedangkan pada tahun 2012, 2016, 2020, 2024 adalah tahun kabisat, yang mana tahun ini habis di bagi menjadi 4. Meskipun tidak habis dibagi 100 tidak menjadi masalah, karena tahun genap tersebut bukanlah awal abad dunia baru.
Sebagai penutup, perubahan demi perubahan rupanya telah dilakukan saat itu. Oleh kerenya, saya mengutip Albert Eintein Sebagai berikut:
"No amount of experimentation can ever prove me right; a single experiment can prove me wrong."
"Tidak ada percobaan yang bisa membuktikan saya benar; Percobaan tunggal bisa membuktikan bahwa saya salah."
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 3 4 5 6
