Permasalahan coronavirus terus berkembang dari hari ke hari, bahkan semakin cepat menjadi hitungan waktu. Oleh karena itu, beberapa pakar dari berbagai bidang termasuk teknologi mencoba untuk membuat sistem terpadu untuk memudahkan pemantaun perkembangan virus secara berkala. ulasan ini diharapkan bermanfaat untuk membentengi kita dari berita yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
State of the Art
Tercatat pada 31 Desember 2019 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapatkan laporan tentang "pneumonia penyebab yang tidak diketahui" yang terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kota tersebut merupakan kota terbesar ketujuh dengan penduduk sekitar 11 juta pada 23 Januari 2020.
Selanjutnya Lauren Gardner dalam laman JHU menyampaikan secara cepat ada 800 kasus 2019-nCoV yang telah terkonfirmasi secara global, termasuk 20 wilayah di China serta Sembilan negara terdampak. Korban pertama dilaporkan pada 08 Desember 2019 dengan kasus yang ditemukan pada pemilik kios dari pasar makanan laut China selatan, Wuhan.
Ditahun baru 01 Januari 2020, saat negara kita sedang terkena banjir di berbagai wilayah di tanah air, virus yang menyebabkan wabah dengan cepat selanjutnya ditularkan oleh virus corona baru. Tertanggal 10 Januari 2020 virus tersebut berubah menjadi coronavirus Wuhan baru yang dikenal dengan nama 2019-nCoV, sebuah betacoronavirus, masih terkait erat dengan virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARSCoV). Hingga kini, penularan 2019-nCoV masih diselidiki, karena kemungkinan bervariasi dan berbeda dengan coronavirus yang telah ada sebelumnya.
Negara terdampak lainnya disebabkan adanya wisatawan yang terinfeksi dan kemudian kembali ke negaranya seperti dilaporkan Thailand pada 13 Januari. Sedangkan kasus di luar Wuhan sendiri (dalam negeri) baru dilaporkan 19 Januari. Sehari setelahnya, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengkonfirmasi adanya coronavirus yang dapat ditularkan antar manusia.
Uniknya, pada hari yang sama terkonfirmasi di Jepang, Korea Selatan, dan sehari berikutnya di AS, Taiwan. Kasus selanjutnya kini terdapat di Hong Kong, Makau, Singapura, Vietnam. WHO yang sebelumnya ragu-ragu, telah bersidang untuk membahas wabah tersebut dan diklasifikasikan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).
Antisipasi penyebaran virus pada tahun baru China selanjutnya menjadi fokus agar masyarakat tidak berkumpul untuk merayakannya secara bersama-sama. Tindakan nyata dari berbagai negara untuk mencegah penyebaran virus tersebut dengan cara melakukan inspeksi terhadap penumpang yang datang ke bandara atau yang datang dari luar negeri. Negara pasifik termasuk Malaysia, Sri Lanka, Bangladesh, India, dan lain-lain juga melakukan tindakan serupa.
Mengenal JHU CSSE?
The Center for Systems Science and Engineering (CSSE) adalah penelitian kolektif yang bertempat di Departemen Teknik Sipil dan Sistem (CaSE) di Universitas Johns Hopkins (JHU). Staf pengajar, peneliti, dan mahasiswa di JHU mengerjakan berbagai masalah kompleks dan interdisipliner, disatukan oleh tujuan untuk lebih memahami dan meningkatkan sistem sosial, kesehatan, dan sistem teknologi untuk semua orang.
Selain Fakultas dari berbagai departemen teknik, CSSE memanfaatkan keahlian para peneliti dari sekolah Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Seni dan Sains, Bisnis, dan Pendidikan; dan dari Laboratorium Fisika Terapan JHU, sudah menjadi salah satu pusat rekayasa sistem terkemuka saat ini.
Masalah modern dan kompleks membutuhkan pengembangan cara ilmiah baru untuk menganalisis dan mengatasinya yang berfokus pada hubungan antara berbagai disiplin ilmu. Tujuan dari CSSE adalah untuk memajukan pengembangan ilmu interkoneksi.
GIS Dashboard
Dalam menanggapi darurat kesehatan yang sedang berlangsung ini, JHU CSSE mengembangkan sebuah dashboard online untuk memvisualisasikan dan melacak kasus yang dilaporkan pada skala waktu harian; set lengkap data dapat di download sebagai Google sheet. Data kasus yang divisualisasikan dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk WHO, US CDC, ECDC China CDC (CCDC), NHC dan DXY.
DXY adalah situs Cina yang mengumpulkan NHC dan laporan situasi CCDC lokal di dekat real-time, menyediakan lebih banyak kasus saat ini perkiraan daerah daripada organisasi pelaporan tingkat nasional, dan dengan demikian digunakan untuk semua kasus daratan Cina telah di laporkan di dashboard JHU CSEE yang mengindikasikan (dikonfirmasi, dicurigai, pulih, kematian).
Kasus AS (dikonfirmasi, dicurigai, pulih, kematian) diambil dari CDC Amerika Serikat, dan semua negara lain (dicurigai dan dikonfirmasi) data kasus diambil dari Departemen Kesehatan daerah yang sesuai. Dashboard ini dimaksudkan untuk memberikan masyarakat dengan pemahaman tentang situasi wabah dengan sumber data transparan.
Menu yang dikembangkan oleh JHU CSSE
Total terkonfirmasi virus
Data total terkonfirmasi virus di update secara berkala, hingga hari ini sudah terdapat 2.118 orang terdampak virus dengan detail daratan China (2.062), Hongkon (8), Thailand (8), Macau (5), USA (5), Australia (4), Jepang (4), Malaysia (4), Singapura (4), Taiwan (4), Perancis (3), Korea Selatan (3), Vietnam (2), Kanada (1), Nepal (1). Lebih lanjut terkait jumlah total yang sudah terkonfirmasi disajikan pada Gambar di bawah ini.
Berita tentang jumlah meninggal dan korban pulih juga dapat di lihat secara langsung pada menu sebelah pojok kanan atas seperti tampilan di bawah ini.
Sumber data JHU CSSE mengacu pada WHO, CDC, dan Dixiangyuan, berikut ini tampilan yang dapat kita saksikan untuk riwayat perkembangan virus hingga saat ini.
World Health Organization (WHO)
Berikut ini disajikan tampilan menu dalam laman resmi World Health Organization (WHO).
Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
Salah satu Lembaga kesehatan yang berpusat di Amerika ini menyediakan layanan tentang perkembangan terbaru penyebaran virus corona. Berikut ini tampilan website CDC yang terdapat berbagai menu di dalamnya dengan membuka laman ini [cdc.gov]
Dixiangyuan
Website ini juga menyediakan layanan actual dan realtime, sayangnya dalam Bahasa mandarin. Akan tetapi tidak usah khawatir, kita dapat mentranslate jika penasaran dengan isinya. Berikut ini contoh tampilan website Dixiangyuan.
Sebagai penutup saya mengutip kata bijak Albert Einstein sebagai berikut:
"If you can't explain it simply, you don't understand it well enough."
yang jika diterjemahkan:
"Jika Anda tidak bisa menjelaskannya secara sederhana, Anda tidak memahaminya dengan cukup baik."
Semoga sesuatu yang sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca dan Masyarakat Indonesia pada khususnya yang berada di dalam dan Luar Negeri.
Mari kita berdo'a semoga WNI yang sedang berada disana diberikan kesehatan dan tidak terdampak virus. Aamiin.
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References: 1 2 3 4 5 6 7
NB: Jika ada saudara yang sedang berada di China, dan ingin meminta bantuan kekonsuleran, bisa menghubungi KBRI Beijing di nomor Hotline: (+86) 138 1128 4505 (Arianto Surojo); email: set.beijing.kbri@kemlu.go.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H