Hal ini sudah barang tentu karena mutu Pendidikan adalah kunci bagi maju atau mundurnya suatu negara di masa yang akan datang.
Di tingkat pendidikan tinggi, pemerintah bersikeras bahwa terbaik di Asia saja tidak cukup untuk negara sebesar Tiongkok, semua orang bermimpi negaranya dapat memiliki kampus besar kelas dunia.
Di tahun 2015, pemerintah menargetkan Rencana Double First Class University, yang pada 2050 akan ada 42 kampus yang akan menjadi kampus kelas dunia.
Menarik untuk di simak, bagaimana sebenarnya gaya belajar mahasiswa Tiongkok untuk mencapai Visi 2050 itu? Mari kita bersama-sama mempelajarinya.
Gaya belajar di kelas
Mereka sangat disiplin dalam hal belajar mengajar, terutama saat jam perkuliahan di mulai. Mereka harus hadir lima belas menit sampai dengan setengah jam sebelum perkuliahan dan semua tertata dengan rapih. Meskipun ruang kelas yang disediakan sangatlah besar, Jarang dari mereka memilih duduk di kursi paling belakang.
Idealnya jika kita mengamati perkuliahan di negara kita, mereka lebih suka bergerombol karena saling kenal satu sama lain, tapi disini berbeda. Mereka cenderung lebih senang menyendiri di kelas, banyak dari mereka menempati kursi yang kosong.
Sehingga menjadi sesuatu yang wajar jika dalam satu ruang yang besar mereka duduk terpisah-pisah (tidak tertata rapi).
Perbedaan dengan mahasiswa asing, mereka lebih senang duduk berdekatan satu dengan yang lainnya, bahkan mohon maaf terkadang sering terlambat memasuki ruangan kelas.
Fenomena ini seringkali tidak di sukai oleh mereka dengan cara menunjukkan raut wajah yang sedikit kesal.
Mahasiswa asing wajib mengikuti perkulihan selama dua semester, setelah dua semester (untuk tingkat master dan doctor) mereka akan melanjutkan penelitian di laboratorium masing-masing.