Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kilas Balik Batik Dunia: Batik Itu Sudah Ada Sejak Dulu Kala

3 Oktober 2019   12:27 Diperbarui: 3 Oktober 2019   12:47 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman Majapahit
Sebagai kebudayaan jaman majapahit, batik dapat ditelusuri di Mojokerto dan Tulungagung. Saat itu daerah Tulungagung terdiri dari rawa-rawa yang terkenal dalam sejarah dengan dengan nama Bonorowo, daerah tersebut dikuasai oleh seorang adipate Kalang yang tidak mau tunduk dan patuh pada kerajaan Majapahit.

Dikisahkan dalam aksi polisionil yang dilakukan oleh majapahit, Adipati Kalang dikabarkan tewas disekitar desa Kalangbret. Dalam penyerangan tersebut, petugas tentara dan keluarga majapahit yang menetap dan tinggal di wilayah Bonorowo (Tulungagung) juga membawa kesenian membuat batik asli.

Selanjutnya obat-obat luar negeri untuk membuat batik Cap dikenal pasca perang dunia pertama oleh pedangang China di Mojokerto. Batik cap dapat ditemui ditemui juga di Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo. Saat Krisis Ekonomi, pengusaha batik ikut lumpuh dan sesudah krisis batik kembali hadir pasca jepang masuk ke Indonesia, akhirnya Batik saat itu eksis pasca revolusi.

Desa Majan dan Simo dikenal dengan tempat pembatikan sejak seabad yang lalu. Ciri khasnya adalah dasar putih dan coraknya coklat muda dan biru tua. Desa ini memiliki riwayat sebagai peninggalan di zaman perang diponegoro 1825. Saat itu pangeran diponegoro terlibat perang dengan pasukan Belanda, pasukan kyai mojo mengundurkan diri ke arah timur yang sampai dengan sekarang dinamakan Majan. 

Pembuatan batik Majan merupakan peninggalan seni batik sejak zaman dahulu. Tidak hanya dikenal di kedua tempat tersebut, batik juga terkenal di desa Sembung, Trenggalek, dan beberapa di Kediri.

Jaman Penyebaran Islam
Di daerah Batoro Katong, ada keturunan dari kerajaan Majapahit yang bernama Raden Katong, adik dari Raden Fatah. Batoro Katong ini kemudian yang membawa agama islam ke Ponorogo dan Petilasan, yang sekarang adalah sebuah Masjid di daerah Patihan Wetan. Karena hal inilah kesenian batik terkenal di daerah Ponorogo.

Perkembangan berikutnya adalah di daerah Tegalsari, puteri keraton Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri, maka dibawalah pengiring-pengiringnya menuju Ponorogo. Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia pertama dibawa oleh seorang Cina bernama Kwee Seng dari Banyumas. Batik Ponorogo dikenal pada awal abad ke 20 yang terkenal dengan pewarnaan nila yang tidak luntur. 

Batik legendaris pada awal perang dunia pertama sampai dengan perang dunia kedua dikenal dengan batik cap "mori biru" yang melambungkan namanya di pasaran  Indonesia.

Jika akan berwisata, kita bisa melihat daerah perbatikan yang masih dikenal hingga sekarang, yaitu di daerah Kauman (kepatihan wetan) yang meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono, dan Ngunut.

Budaya membatik di China
Menurut beberapa referensi menyebutkan bahwa membatik telah ada di China sejak dinasti Qin (221-207 SM) atau dinasti Han (206 SM).
Akan tetapi, perkembangan yang cukup pesat dan mulai dikenal oleh masyarakat pada Dinasti Tang (618-907) yang ketika itu batik menjadi komoditas "Jalur Sutra" lain yang di ekspor ke Eropa serta beberapa negara lain di dunia.

seperti hanya di negara kita, batik diturunkan dari generasi ke genarasi, akan tetapi budaya ini mulai menghilang di China. Setidaknya saat ini ada dua komunitas Zhuang dan Kelompok etnis Miao, yang tinggal di daerah kecil di Provinsi Guizhou, Guangxi, Sichuan, dan Yunnan. Mereka telah melestarikan tradisi kuno wax printing atau membatik hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun