Kemudian setahun berikutnya dikutip dari laman portal Ekonomi, pada Kamis, (18/10/2018) daya saing Indonesia menempati peringkat ke-4 di kawasan Asia Tenggara. Peringkat pertama dipegang oleh Singapura (peringkat 2 di dunia), Malaysia (25), dan Thailand (38).
Saat ini, Indonesia naik 11 poin dari sebelumnya di posisi 43 pada tahun 2018, berubah menjadi 32 di tahun 2019. menjadi salah satu negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di Kawasan Asia Pasifik.
Hal ini dilaporkan oleh International Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking 2019 yang diterbitkan oleh IMD World Competitiveness Center pada tanggal 28 Mei 2019. IMD adalah sekolah bisnis independen berpusat di Swiss yang telah menerbitkan laporan ranking tahunan ini sejak 1989.
Laju perkembangan daya saing Suku Melayu
Laju perkembangan daya saing global antara suku Melayu menunjukkan persaingan yang cukup ketat. Sebagai ilustrasi penting, saya gambarkan ke dalam bagan di bawah ini, daya saing global antar suku melayu dalam kurun waktu 2018.
Berdasarkan data Global Competitive Rank 4.0 mengacu pada pada data per-Desember 2018. Bangsa melayu yang menempati GCI tertinggi adalah Singapura dengan nilai 83.48; disusul Malaysia (74.38), Thailand (67.53), Indonesia (64.94), Filipina (62.13), dan Brunei (61.43). berdasarkan rangking dunia itu, Singapura menempati posisi pertama, kemudian Malaysia (25), Thailand (38), Indonesia (45), Filipina (56), Brunei (62).
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa rangking kompetitif dunia untuk suku melayu menempati posisi yang dibilang cukup strategis dari 140 negara di dunia yang telah di survey.
Bangsa Melayu ingin Unggul?, Belajar dari Singapura
Singapura menjadi satu-satunya negara di Melayu terbaik dalam hal global kompetitif rangking dunia. Singapura menempati urutan kedua setelah Amerika pada tahun 2018. Skor yang berhasil dikumpulkan sebesar 83.5 atau selisih lebih sedikit 2.1 dari Negara adikuasa Amerika Serikat.
Akan tetapi, Berdasarkan laporan terbaru pada Mei 2019, Singapura berhasil menduduki peringkat pertama dunia, di susul Hongkong SAR untuk pertama kalinya di posisi kedua dan Amerika (3). Sedangkan Malaysia (22), Thailand (25), Indonesia (32), Filipina (46). Sementara Brunei terlempar dari posisi sebelumnya.
Berbeda dengan kateogori di atas, berdasarkan The Global Talent Competitiveness Index based on Entrepreneurial Talent and Global Competitiveness, Singapura menempati posisi (2), disusul Malaysia (27), Brunei (36), Filipina (58), Thailand (66), dan Indonesia (67).