Tertegun saya, menyaksikan keadaan mati listrik sejak tanggal 04 Agustus yang menyedot perhatian tanah air dan dunia. Bahkan hingga tanggal 07 Agustus 2019 pun, pemadaman bergilir masih terasa di daerah Tangerang. Berdasarkan laporan saudara Yunadillah, banyak warga mengantri untuk membeli air Aqua galon, bukan hanya digunakan untuk minum, melainkan menjadi multi fungsi, yaitu sebagai air untuk mandi, dan lain-lainnya. "Ungkapnya"
Pun kerugian yang telah diperkirakan akibat pemadaman selama hampir sepuluh jam lamanya telah ditaksir mencapai triliunan rupiah. Beberapa sektor yang sangat terasa mengalami kerugian dilaporkan oleh laman Kompas.com diantaranya adalah MRT, UMKM, Ritel dan Azas tigor.
Hasil investigasi petugas di lapangan yang berlokasi di Ungaran, penyebabnya adalah terdapatnya pohon yang sudah ditebang karena berada di bawah jaringan tegangan tinggi, di desa Malon, Gunung jati (28 km arah selatan Jakarta). Berdasarkan keterangan, batas ketinggian pohon maksimal 8,5m, apabila melebihi batas tersebut, makan akan terjadi lompatan listrik yang mengganggu jalur transmisi tersebut "ungkap PL". Beberapa media melaporkan bahwa hingga saat ini, penyebab padamnya listrik adalah karena faktor alam.
Pohon sengon
Tinggi pohon sengon sendiri dapat mencapai 40 meter dengan tinggi bebas cabang sepanjang 20 meter, apabila menjadi kayu, pohon ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Pohon ini memiliki nama latin Albazia Falcataria.
Pohon yang ramai menjadi perbincangan publik ini memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Dari tanamannya dapat mengikat nitrogen dan banyak dimanfaatkan untuk reboisasi, karena tumbuh sangat cepat. Dari kayunya dapat digunakan sebagai material interior dan berbagai keperluan di bidang teknik sipil untuk pekerjaan non-struktural; dari daunnya dapat digunakan untuk pakan ternak; dari pohonnya disebutkan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Secara umum, pohon ini dapat mengurangi pemanasan global.
Baca juga: Akhirnya Sejarah Dunia Baru Tercipta, Suhu Terpanas di Muka Bumi
Kelemahan pohon jenis ini apabila digunakan sebagai bahan bangunan struktur adalah pada waktu kayu tersebut terkena air. Air akan merusak kayu serta menyebabkan menjadi mudah lapuk, yang berakibat akan mengurangi kekuatannya. Kenapa demikian? Karena pori-pori kayu jenis ini cukuplah lebar, yang menyebabkan kayu jenis ini sangat cepat menyerap air. Oleh karena itu kayu akan menjadi lunak.
Tapi, rupanya bukan ini saja kelemahannya. Tingginya yang menjulang menjadi penyebab padamnya listrik baru-baru ini. "Sungguh malang nian pohon Sengon bukan?".
Karena Sengon, Mantan Menteri-pun bicara!!!
Kajian menarik disampaikan oleh mantan Menteri BUMN, melalui laman Dahlan Iskan Way, pada Rabu 07/08/2019, beberapa catatan penting disampaikan terkait penyebab listrik padam, manajemen recovery, system aliran listrik Jawa-Bali, ganti rugi PLN 1 triliun sampai dengan "Kopassus" dan Pusat Pengatur Beban (P2B).
Urgensi SUTET
Mungkinkah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Pemalang jawa tengah bermasalah, sehingga berakibat fatal sampai dapat melumpuhkan sebagian listrik di pulau jawa?; Kenapa SUTET sangat rapuh?; Menyenggol saja tidak boleh, apalagi memasuki medan magnet SUTET pun akan sangat mengganggu (korsleting).
Sebagai informasi, tinggi tiang SUTET adalah 40 meter, sedangkan tinggi sengon 15 meter, yang mana dengan ketinggian tersebut sudah mencapai medan magnet SUTET.
Lantas, Kenapa korsleting di Semarang, padamnya bisa sampai di Jakarta, Bekasi, Karawang, Bogor, Tangerang bukankah beberapa daerah tersebut merupakan Kawasan Industri dan konsumsi listriknya sangat besar.
Pertanyaannya sebagai orang awam yang muncul selanjutnya adalah mungkinkah listrik dalam jumlah besar sekitar 3000 Mega Watt (bukan jumlah pasti) dikirimkan dari Paiton (Jawa Timur) ke Jakarta dan sekitarnya?. "Jawabannya adalah Mungkin".
Pengiriman dalam jumlah besar ini bisa dikirimkan dari Paiton ke Jakarta hanya dengan menggunakan SUTET. Berdasarkan referensi menyebutkan bahwa karena tingginya tegangan SUTET, maka makin luas medan magnetnya. Tanaman tinggi di daerah SUTET harus di larang (Row-Right of way). "ungkap Dahlan"
Dalam masa kepemimpinannya, selalu ada patroli area SUTET, yang bertugas untuk mengamankan lokasi sekitar. Lantas, apakah patroli area SUTET masih ada? Ataukah ada gejala lain seperti manajemen patroli yang lemah, atau laporan tidak sesuai dengan fakta di lapangan?. "kritiknya"
Berdasarkan keterangan beliau, Pulau Jawa memiliki dua jalur SUTET. Jalur pertama adalah jalur utara (Ungaran, Semarang) dan jalur tengah (yang membentang dari ujung timur ke ujung barat Jawa). Sehingga, meskipun terdapat gangguan di jalur utara sebenarnya tidak ada masalah, karena dengan otomatis arus listrik akan pindah ke SUTET jalur tengah. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya Jawa sudah aman. "ungkapnya"
Akan tetapi, pada hari Ahad dilaporkan sedang ada perbaikan jalur SUTET tengah, sedangkan pada saat yang bersamaan jalur SUTET utara terkena pohon sengon. Oleh karena itu, terjadilah hilangnya pasokan dari dua SUTET (jalur tengah dan utara) yang mengakibatkan pembangkit listrik di wilayah barat padam. Inilah kemudian disebutkan bahwa pohon sengon memiliki peran sangat besar untuk dapat memadamkan listrik kala itu.
Kopassus dan otaknya PLN
Manajemen resiko menjadi poin utama dalam hal ini. Disebutkan oleh Dahlan, pernah ada pasukan khusus, peralatannya khusus, bajunya khusus, kepandaiannya khusus yang disebut "Kopassus-nya PLN" pada masanya. "lanjutnya"
Tidak hanya Kopassus, juga terdapat bagian khusus seperti P2B, yang bertugas mengatur seluruh system listrik di pulau jawa (terdiri dari ahli-ahli listrik yang handal). P2B ini diibaratkan seperti otak-nya listrik. Itulah yang mengatur seluruh sistem listrik di Jawa. Isinya orang-orang istimewa. Ahli-ahli listrik.
"Kopassus P2B" yang dimaksudkan adalah pasukan khusus yang diisi orang-orang istimewa yang memiliki kepandaian khusus dengan pekerjaan sangat berisiko. Mereka adalah ahli-ahli listrik yang mampu mengatur seluruh sistem listrik di Jawa. "ungkap Dahlan"
Seharusnya jika kunci-kunci yang telah disebutkan diatas dilaksanakan dengan baik, maka kejadian seperti mati listrik dapat diminimalisir, apalagi pusat kegiatan bisnis terbesar dan pemerintahan ada di area Jawa. Tokoh senior seperti bapak Dahlan Iskan yang kaya akan pengalaman bisa dirangkul dan di ajak diskusi, serta dilibatkan dalam mencari solusi permasalahan bangsa, khususnya PLN. Karena bagaimanapun juga, beliau adalah salah satu tokoh sentral disana pada waktu itu.
Pertanyaannya, masihkah kita mau dan sudi untuk belajar dari pengalaman?. Mengutip dari Laurence J. Peter menyebutkan bahwa.
"Hanya ada satu hal yang lebih menyakitkan dari mempelajari pengalaman, yaitu tidak mempelajari pengalaman." (Laurence J. Peter)
Semoga kejadian ini tidak dialami lagi dimasa mendatang, bagaimanapun juga konflik antara SUTET dan Pohon Sengon harus segera diatasi, sebelum bermunculan pohon jenis lainnya seperti pohon beringin, pohon kelapa, pohon bambu, serta pohon lainnya yang dapat menyebabkan listrik padam di negeri ini. Rasanya sudah menjadi rahasia umum bahwasanya banyak kabel-kabel listrik saling terkait dan sangat akrab dengan pohon-pohon besar disekitar kita, termasuk juga layang-layang yang tersangkut di tiang listrik.
Semoga bermanfaat
Copyright @FQM
References: 1 2 3 4 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H