Beijing- Tenis meja atau terkenal dengan nama ping pong (merk dagang) dan dalam Bahasa 汉字 dikenal dengan nama (乒乓球 pinyin: pīngpāng qiú), atau "whiff whaff" pertama kali dikenalkan di Eropa, tepatnya di Inggris pada abad ke 19. Secara serentak pada tahun 1901 melalui perusahaan Inggris J. Jaques & Son Ltd nama "ping pong" kemudian digunakan hampir di semua negara. Hak merk dagang "ping pong" kemudian di jual kepada Parker Brothers yang berada di Amerika Serikat.
Parker Brothers selanjutnya melakukan perubahan nama menjadi "tenis meja". Beberapa penemu selanjutnya bermunculan terkait dengan olah raga ini, diantaranya James W. Gibb yang menemukan bola seluloid tahun 1901 dan E.C. Goode yang menemukan raket versi modern untuk permainan ini, meskipun kemudian terakhir dimodifikasi dan digunakan hingga sekarang oleh S.W. Hancock Ltd. dengan cara menggunakan lembaran karet yang digabung dengan lapisan spons di dasarnya.
Permainan yang telah dimulai sejak 1901 ini selanjutnya menuai kontroversi di Russia, dimana negara tersebut melarang permainan ini pada level penguasa pada dekade itu yang mempercayai bahwa tenis meja memiliki efek yang berbahaya bagi penglihatan pemain.
Setali tiga uang meskipun dilarang, perkembangan olahraga ini justru sangat menggembirakan, olahraga ini mulai dikenal di dunia dan banyak negara, bahkan di tahun 1988 permainan ini resmi di perkenalkan pada cabang olah raga di Olimpiade.
Ping pong di Indonesia
Melalui jalan berliku, permainan ini dikenal pada tahun 1930 atau dua puluh sembilan tahun setelah lahirnya di ping pong di dunia. Kemudian Indonesia mulai resmi menjadi anggota ITTF pada tahun 1961 dan perkembangannya sangat pesat, wujud nyata pada saat itu tercatat pernah melahirkan pemain bintang berkelas dunia.
Sebutlah kala itu telah terukir dalam sejarah Abdul Rojak pada tahun 1973 yang sempat menduduki peringkat 11 dunia, legenda Sugeng Utomo Suwindo yang pernah menduduki peringkat 5 dunia, Anton Suseno, Rossy Pratiwi DS yang berhasil menyabet Sembilan medali emas SEA GAMES tahun 1990.
Ping pong Indonesia di Beijing
Masih dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, pingpong nya Indonesia pun hadir di KBRI Beijing. Panitia Kegiatan, Sub Koordinator olahraga Pingpong di komandoi oleh Bapak Kiki dari Staff KBRI Beijing. Pertandingan yang digelar sekitar pukul 10.00 sampai dengan 13.17 CST ini sukses mempertandingan sebanyak empat puluh orang peserta putera dan puteri.
Pertandingan ini diadakan pada Sabtu, 03 Agustus 2019 dan berlokasi di Aula Serbaguna KBRI Beijing. Pertandingan sangat seru sempat diperagakan oleh beberapa kontestan. "Akan tetapi ada juga yang mengikuti kegiatan ini untuk sekedar silaturahim dan bercengkerama satu sama lain, tanpa ada target tertentu untuk meraih juara. Sehingga, suasana kekeluargaan menjadi sangat kental karena hampir sebagian kontestan bermain sangat lepas. "ungkap salah satu peserta".
Akhirnya Mahasiswa meraih gelar perdananya
Setelah menelan kekalahan telak pada perlombaan sebelumnya, dalam pertandingan kedua ini mahasiswa mulai menunjukkan penampilan terbaiknya. Tercatat pada papan skor tim puteri mahasiswa berhasil meraih Juara II dan Juara III oleh Saudari Riva dan Uzula.
Sementara Staff KBRI Beijing tetap menjadi jawara pada pertandingan tersebut yang mana Juara I berhasil disabet oleh Ibu Wati. Mesikupun poin demi poin berhasil diperjuangkan, akan tetapi kemampuan, Teknik individu, dan kecepatan masih menjadi masalah utama bagi tim mahasiswa.
Sementara itu dari tim putera, seluruh gelar juara I, II dan III di sapu bersih staff KBRI Beijing oleh bapak Kiki, bapak Heru, dan bapak Siswo. Perjuangan mahasiswa tidak semudah yang dibayangkan, berbagai usaha telah dilakukan, teknik, strategi kecepatan dan adu skill pun dikeluarkan akan tetapi hasilnya tetap nihil.
Dalam pingpong terdapat beberapa gaya permainan, diantaranya offensive, defensive, dan all-round. Bet (paddle) offensive dibuat lebih tipis dan keras agar dapat memaksimalkan daya pantul bola. Sementara bet defensive biasanya dibuat lebih besar dan lentur yang dimaksudkan agar mendapatkan kontrol bola lebih baik dan dapat meminimalisasi kecepatan datangnya bola dari lawan.
Penguasaan dasar teknik pingpong seperti : Grip, Stance, Footwork, Stroke, beberapa pengetahuan seperti topspin dan backspin menjadi modal awal apabila ingin mendalami olahraga ini lebih mendalam.
Sebagai penutup, pingpong sendiri sangat bermanfaat untuk kesehatan diantaranya melatih refleks dan koordinasi mata-tangan, dapat membakar kalori sebesar 272 dalam 30 menit, dan dapat memperlancar peredaran darah.
Pertandingan ini merupakan rangkaian kegiatan kedua dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan repubik Indonesia ke 74. Nantikan berita menarik lainnya yang dihimpun dari KBRI Beijing yang di dukung oleh masyarakat Indonesia dan Mahasiwa sampai dengan tanggal 17 Agustus 2019 mendatang.
Salam Merdeka!!!
Semoga bermanfaat
Copyright @FQM
References: 1 2 3 4 5 6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H