Beijing-Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok, menggelar acara webinar atau seminar online jum'at (12/04). Seminar ini mengusung tema "Indonesia Cerdas, Mandiri dan Cendekia melalui Hak Kekayaan Intelektual". Acara ini dibuka dengan sambutan oleh ketua PPIT Fadlan Muzaki, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Bapak Yaya Sutarya.
Sedangkan Pembicara pada webinar adalah bapak Suyanta selaku Ketua LPPM UNY, Bapak Dr. Ir. Mujiyono, S.T.,M.T.,W.Eng., selaku Kepala Sentra KI, LPPM UNY, sekaligus perwakilan Sentra Divisi IT Asosiasi Sentra Kekayaan Intelektual, ASKII-Indonesia, Bapak Dr.Phil. Mashoedah, M.T., selaku reviewer Hak Cipta.
webminar HKI yang diadakan oleh PPIT Tiongkok pertama kali dilakukan oleh pelajar Indonesia di luar negeri. Kegiatan webminar HKI tahap kedua ini mendapat sambutan positif karena berkaitan dengan peran pelajar Indonesia di Luar Negeri dalam meningkatkan hasil karya melalui HKI, “tutur Fadlan”. Sedangkan dalam sambutannya, Bapak Atase Pendidikan dan Kebudayaan berpesan agar webminar ini menjadi pemicu semangat untuk berkarya bagi mahasiswa di Tiongkok, khususnya untuk mahasiswa Master dan Doktor. Secara umum, KBRI Beijing melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan siap membantu berbagai hal terkait dengan HKI yang selama ini telah bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta-Indonesia.
KegiatanSalah satu rangkaian acara Literasi Edisi Akhir tahun pengurusan ini diikuti sekitar 70 dari 83 mahasiswa Indonesia yang telah mendaftar, baik di dalam dan diluar Tiongkok. Pembawa Acara pada seminar ini adalah saudari Nadya dan dimoderatori oleh Reza Fahlevi. Ketua Panitia Faqih Ma’arif mengatakan bahwa Webminar HKI ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat mahasiswa dalam berkarya, lebih menghargai karya agar dilindungi oleh undang-undang, khususnya bagi pelajar Indonesia di Tiongkok.
Pusat Kajian Sains dan Teknologi (Pukat Sains) PPI Tiongkok saat ini menghimpun karya pelajar Indonesia melalui kerjasama antara PPIT Tiongkok dan LPPM Universitas Negeri Yogyakarta. “Selain itu juga terus aktif dalam menjalin kerjasama dalam bentuk publikasi berskala Internasional dalam bentuk jurnal ilmiah dan konferensi bereputasi Scopus, EEEI, SCI index,” ungkap Faqih dalam rilisnya kepada rekan-rekan panita KPPSLN di KBRI Beijing, dalam sela-sela kesibukkan mempersiapkan pemilu luar negeri, Jum’at (12/04).
Ketua LPPM Bapak Dr. Suyanta menjelaskan pentingnya HKI bagi Indonesia, peluang, serta tantangan bagi generasi millenial 4.0, beliau membuka peluang kerjasama kepada pelajar di Tiongkok untuk dapat melegalkan karyanya melalui HKI, “tuturnya.
Sedangkan Kepala Sentra Kekayaan Intelektual Dr. Ir. Mujiyono, M.T.,W.Eng., memaparkan tentang pentingnya Hak Paten bagi kemajuan suatu bangsa. Penelitian ditingkat master dan doktor diharapkan berbasis permasalahan pada Industri. “ujarnya”. Beliau juga menambahkan bahwasanya Inovasi yang dikembangkan pada muaranya adalah bukan hanya output, akan tetapi juga income bagi penciptanya. “imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Reviewer hak Cipta Bapak Dr.Phil. Mashoedah, M.T., memberikan gambaran secara ringkas tentang hal apa saja yang bisa dibuat menjadi Hak Cipta. Banyak masyarakat beranggapan keliru terkait dengan paten dan hak CIpta. “Dalam pembuatan Hak CIpta, prosedur pengajuan lebih ringkas dan sederhana, serta tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. “ujarnya.
Acara webminar akhir tahun kepengurusan ini mendapatkan atensi sangat luar biasa dari peserta. Tidak semua pertanyaan dapat dijawab, karena waktu yang sangat terbatas. Waktu yang hanya 2 jam dirasa tidak cukup untuk membahas materi yang demikian penting. “tutur Bapak Oki, salah satu dosen di Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam seminar tersebut”.
Wanda Putera, selaku Kordinator Pusat Kajian Strategis menambahkan bahwa keberadaan Pusat kajian Sains dan Teknologi PPI Tiongkok dinilai dapat menjadi wadah bagi pelajar Indonesia di Tiongkok untuk melegalkan hasil karyanya agar dilindungi undang-undang. “Semoga seluruh pelajar Indonesia yang mengikuti webminar ini dapat memahami dan meningkatkan jumlah Hak Paten dan Hak CIpta bagi Indonesia, “imbuhnya.
Penulis:
Faqih Ma'arif (Ketua Pusat Kajian Sains dan Teknologi -- PPIT Tiongkok), Mahasiswa Doktoral, Beijing Aeronautics and Astronautics (BUAA), Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H