Seseorang pernah berkata, hidup itu butuh keseimbangan, ada hitam ada putih, ada kaya ada miskin…
Tapi yang gue lihat, keseimbangan itu justru kehancuran; si putih memperbudak si hitam, si kaya menguras harta si miskin..
Apakah keseimbangan hanya sekedar perbandingan 1:1?
Orang ketiga itu merusak, katanya. Tapi benarkah?
Kemarin-kemarin gue mengobrol via chat FB dengan Om Bella, seorang mahasiswi jurusan Hubungan Internasional.
Gue bertanya karena dia pernah berkata ke gue, dunia itu anarki. Terus apa dong artinya Mahkamah Internasional?
Ternyata yang namanya Mahkamah Internasional itu (jika kita tidak membandingkan dengan ukuran skala), kewenangannya mungkin lebih lemah dari Mahkamah Agung yang ada di Indonesia. Dia hanya sebagai third-party,hakim antara dua pihak yang berseteru, antara si penggugat dan tergugat, orang ketiga…
Dan sebuah negara yang terbukti bersalah tidak serta merta bisa dihukum, ia bisa menerima hukumannya dan bisa juga menolaknya.
Lalu gue teringat salah satu alasan bubarnya The Beatles. Bukan karena Yoko Ono istri John Lennon, bukan juga karena fans perempuan The Beatles yang tiap konser teriaknya buset dah gak pernah ngeliat konser seramai itu sampe sekarang (nonton sendiri di youtube, kayaknya grup musik sekarang gak ada yang seramai itu konsernya), tapi karena John Lennon dan Paul Mccartney (am I writing it right?)
John Lennon dan Paul Mccartney merupakan dua tipe orang yang berbeda. Yang pertama merupakan orang yang skeptis dan sinis yang ibunya meninggal karena ditabrak seorang polisi mabuk yang akhirnya bebas dari tuntutan apapun, Paul Mccartney merupakan orang yang optimis yang mempunyai ibu bernama Mary (yang menjadi inspirasi lagu Let It Be) yang meninggal karena kanker. Sifat yang berbeda dengan nasib yang sama; ibu mereka sama-sama meninggal ketika muda.
Tapi, kenapa The Beatles bisa bertahan lama? Karena manajer mereka, Brian Epstein. Orang yang sangat berjasa terhadap The Beatles dari awal perkembangan, bahkan orang yang memberi gaya berpakaian rapi kepada The Beatles agar terlihat berbeda dengan band-band rock masa itu.
Sepeninggal manajer mereka yang meninggal karena overdosis di usia 32 tahun, ketika Paul Mccartney dan John Lennon saling berebut tampuk kepemimpinan band, bahkan John Lennon sempat meminta agar lagunya dan lagu Paul dipisah dalam album yang berbeda, itulah awal kehancuran The Beatles hingga album Let It Be (Biarkanlah Sebagaimana Adanya) menjadi album terakhir mereka.
Dua pendiri negara kita, dwitunggal yang kita kenal sebagai Bung Karno dan Bung Hatta, tanpa keberadaan orang ketiga juga akhirnya berpisah. Bung Karno yang mendukung konsep massa dan berapi-api, Bung Hatta yang mendukung konsep kaderisasi dan santai, akhirnya Bung Hatta sendirilah yang mengundurkan diri. Tak cukup dengan Hatta mengundurkan diri, bahkan buku Demokrasi Kita-nya Bung Hatta dilarang untuk terbit di masa Orde Lama. Meskipun hingga akhir hayat Bung Karno mereka tetap dua sahabat yang akrab.
Gue jadi teringat salah satu film Woody Allen, Vicky Christina Barcelona (dibintangi oleh Scarlett Johansson), dimana film itu bercerita tentang dua pelukis yang bercerai karena mereka begitu membenci sama lain hingga hampir saling membunuh, kemudian bersatu kembali ketika Cristina masuk ke kehidupan sang lelaki, dan menjalani kehidupan asmara mereka bertiga (bukan poligami, lebih tepat jika dikatakan threesome).
Ketika Cristina memutuskan untuk pergi, akhirnya dua pelukis itu kembali sering bertengkar sehingga mereka akhirnya berpisah lagi…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H