"Seratus tahun yang lalu, seorang Amerika yang hebat, yang di bawah bayangan simbolisnya kita berdiri menandatangani Proklamasi Emansipasi. Pernyataan bersejarah ini datang sebagai cahaya mercu suar harapan kepada jutaan budak orang Negro yang telah gosong oleh api ketidakadilan yang menghinakan. Pernyataan itu datang sebagai fajar sukacita yang mengakhiri malam panjang penawanan.
Saya berkata kepada Anda pada hari ini, sahabat-sahabat saya, bahwa di balik kesulitan dan frustrasi saat ini, saya masih memiliki impian. Itu adalah impian yang mengakar secara mendalam pada impian orang Amerika. Saya memiliki impian bahwa suatu hari bangsa ini akan bangkit dan menjalankan makna sebenarnya dari pernyataan ikrarnya: “Kami berpegang pada kebenaran ini untuk menjadi kenyataan sendiri: bahwa semua manusia diciptakan setara.”
Saya memiliki impian bahwa suatu hari di bukit-bukit merah Georgia, para putra mantan budak dan para putra mantan pemilik budak akan dapat duduk bersama di meja persaudaraan.
Saya memiliki impian bahwa suatu hari bahkan negara bagian Mississippi, negara bagian gurun pasir, yang dipanggang oleh panasnya ketidakadilan dan penindasan, akan berubah menjadi oase kebebasan dan keadilan.
Saya memiliki impian bahwa keempat anak saya akan hidup di negara di mana mereka tidak akan dihakimi menurut warna kulit mereka tetapi menurut isi dari watak mereka.
Saya memiliki impian hari ini. Saya memiliki impian bahwa negara bagian Alabama, yang bibir gubernurnya sekarang ini dibasahi oleh perkataan menyela dan peniadaan, akan berubah menjadi situasi di mana anak-anak kecil lelaki dan perempuan kulit hitam akan dapat bergandeng tangan dengan anak-anak kecil lelaki dan perempuan kulit putih dan berjalan bersama sebagai saudara laki-laki dan saudara perempuan.
Saya meiliki impian hari ini. Saya memiliki impian bahwa setiap lembah akan ditinggikan, setiap bukit dan gunung akan direndahkan, tempat-tempat yang bergelombang akan diratakan, serta tempat-tempat yang berliku-liku akan diluruskan, dan kemuliaan Tuhan akan disingkapkan, dan seluruh 'daging hidup' akan melihatnya bersama!"
***
Beberapa orang berjalan ke Washington dari New york yang jaraknya 230 mil dan bahkan ada seorang pria bernama Ledger Smith yang menggunakan roller skate dari Chicago, 11 hari lamanya perjalanan yang ia tempuh.
Disekitar monumen Lincon dengan patung Abraham Lincoln, kerumunan manusia berkumpul disalah satu sisi kolam dangkal yang panjang. Apa yang terjadi?
Itu karena, hari itu, tepat 100 tahun yang lalu, Presiden Lincoln membantu orang-orang yang diperbudak selama perang sipil. Lincoln tahu, bahwa perbudakan harus diakhiri.
Pada 1963, tidak ada lagi perbudakan. Tapi ada masalah lain;ketidaksetaraan antara warga berkulit putih dengan mereka yang berkulit hitam. Itulah alasan mereka berkumpul di Washington hari itu.
Banyak hukum tertulis yang memisahkan warga berkulit putih dan berkulit hitam. Mereka yang berkulit hitam tidak boleh makan dibanyak restoran dan tidak bisa menginap dibanyak hotel. Di bioskop, mereka harus masuk lewat pintu berbeda dan duduk dibagian balkon. Di bis umum, mereka harus duduk dikursi belakang.
We are not afraid
We are not afraid today
We shall overcome
We shall overcome someday"
Joan Baez, penyanyi yang terkenal masa itu ikut meramaikan demonstrasi dengan menyanyikan We Shall Overcome diikuti oleh massa di Washington.
Puncak dari peristiwa hari itu adalah pukul 3 siang, ketika seorang pria muda berkulit hitam naik keatas panggung
“I have a dream!”
Enam kali dia mengatakannya dalam pidato selama 16 menit, dia bermimpi tentang kesetaraan antara kulit hitam dan putih, dia bermimpi tentang anak-anak kulit hitam yang kelak bisa bergandengan tangan dengan anak-anak kulit putih, bermain dan tertawa bersama terlepas dari warna kulit yg berbeda, tanpa diskriminasi.
Dia adalah Martin Luther King Jr. Dan setahun setelahnya, undang undang bernama Civil Rights Act of 1964 yang menerapkan persamaan hak semua warna kulit diterbitkan.
***
50 Tahun Telah berlalu
Ya, 50 tahun telah berlalu dan nahkan sekarang President Amerika Serikat adalah seorang pria berkulit hitam; Barrack Obama.
Tapi bukan berarti masalahnya selesai.
Tahun lalu, kita dikejutkan dengan pelegalan LGBT di Amerika setelah sekian lama mereka menuntut kesetaraan. Banyak kaum lesbian, gay, transgender, biseksual dan beberapa aktivis berfoto didepan white house, yang berubah menjadi rainbow house selama beberapa saat untuk merayakan pelegalan itu.
Baiklah, cukup untuk Amerika, mari kita lihat apa yang terjadi di Indonesia.
Ada yang ingat Dolly? Daerah lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yang pernah ada di Surabaya itu?
Pada tahun 2014, walikota Surabaya yang baru dan walikota wanita pertama dalam sejarah Surabaya, Tri Rismaharani atau dikenal dengan nama Risma, membuat sebuah keputusan kontroversial untuk menutup tempat tersebut.
Ada banyak alasan dibalik penutupan Dolly, salah satunya ialah kisah seorang putri PSK di Dolly yang dikatakan Risma ia sampai menangis karenanya.
Saat remaja lainnya sibuk dengan pendidikan dan bermain dengan anak seusianya, gadis kecil ini telah mengetahui kehidupan seksual, karena sejak usia yang masih sangat muda dia sudah harus berada dilingkungan kerja ibunya, dia sering menyaksikan ibunya melayani 'pelanggan-pelanggannya'. Bukan hanya sekedar mengenal kehidupan seksual, gadis ini akhirnya juga memiliki libido yang tinggi, ia bahkan menggoda (dengan tanda petik) pekerja rehabilitasi yang menyelamatkannya.
Penutupan Dolly dilakukan walau dengan suara protes dimana-mana. Dan pada peringatan kemerdekaan Indonesia beberapa pekerja seksual menggelar upacara yang khidmat disana, dengan tentu saja mengibarkan bendera merah putih.
I Have A Dream Too
Jika Martin masih hidup, aku ingin mengatakan ini padanya;
Martin, I have a dream too
Tapi tidak seperti mimpimu, ini adalah mimpi yang tidak aku inginkan.
Tapi tidak seperti mimpimu, mimpiku adalah sebuah mimpi buruk.
Aku bermimpi, bahwa suatu hari orang-orang akan sibuk menuntut hak mereka lalu mulai lupa dengan kewajibannya,
mulai lupa kodrat mereka sebagai manusia....
Dan bahwa sesungguhnya, kebebasan adalah kekangan yang terkuat, rantai yang paling mengekang dari semua rantai, walaupun kilau rantai itu menyilaukan matamu.... – Kahlil Gibran
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan..." (QS. Huud (Hud) [11] : ayat 112)
Al Ain, January 14, 2016.
-----
Sumber ilustrasi:
wamc.org
businnesinsider.com
www.michaeloart.com
trivialmtb.wordpress.com
sbynews.blogspot.com
www.salam-online.com
m.keepo.me
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H