Mohon tunggu...
Fatihnokturnal
Fatihnokturnal Mohon Tunggu... Pelajar -

Orang malam yang membicarakan terang ngefapfapfap.wordpress.com Al Ain, UAE

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saus Tomat atau Kecap?

16 Januari 2016   21:38 Diperbarui: 16 Januari 2016   21:39 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Pakai saus tomat atau pakai kecap?

Pakai kecap atau pakai saus tomat?

Atau pakai dua-duanya?

Ah tapi nanti kalau begitu cepat habisnya dong! Hemat!

Terus yang mana nih!?

“Iih, tinggal dipilih aja kok susah amat!” Tia, biasa kupanggil Tiyak, teman perempuanku sejak SMA yang selalu menemaniku ke banyak tempat itu, mulai dari perpustakaan daerah, Gramedia, hingga kadang kita menonton bersama, kesal melihatku kebingungan dari tadi memilih kecap atau saus untuk telur mata sapi di sarapan pagi ini, di rumah kami yang baru saja jadi—setelah hampir beberapa tahun kami tinggal dirumah mertua.

“Hehehe” Aku cengengesan dengan tetap kebingungan. “Kamu tau kan aku seorang yang peragu? Peragu akan kebenaran, mempertanyakan banyak hal, tidak mudah percaya dengan sesuatu”

“Hhh…” Tia hanya mendesah. Bukan mendesah yang itu. Pikiranmu jangan ngeres, mblo.

Tia pun melanjutkan memakan telur mata sapi yang diberinya kecap (tanpa nasi, karena dia sedang diet) sambil menyuapi Fata, bayi kami yang berumur satu tahun.

Keringatku semakin dingin, entahlah, masalah saus tomat dan kecap ini membuatku pusing.

“Sayaang, kamu itu peragu, tapi jangan seperti ini juga dong ihh!” Tia kemudian menegurku lagi.

“Namanya juga peragu!” Kataku dengan sedikit berteriak, sedikit marah, dan sedikit air liur yang muncrat.

Tia kaget, kemudian diam dengan sedikit manyun memasang muka ngambek,

“Kamu peragu akan kebenaran, skeptis, tapi setelah bertahun-tahun kita berteman dan bertahun-tahun kita hidup bersama, aku yakin kamu itu tuh sebenarnya bukan peragu yang benar-benar peragu. Yang bahkan ragu untuk menjadi peragu…”

Hening beberapa saat. Aku hanya diam dengan memegang saus tomat di tangan kananku dan kecap di tangan kiriku, sementara Tia melanjutkan makannya. 

"AAAA!" Tia berteriak, aku kaget mendengar teriakannya, rupanya ada kecoa dibawah meja makan.

Dengan sigap dan cepat langsung kuambil semprotan obat nyamuk di kamar, lalu kusemprotkan ke kecoa yang ternyata bukan hanya sekedar kecoa, tetapi kecoa terbang....

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun