Teknik fermentasi ini kemudian akan menghasilkan produk berupa nektar substitute dan pollen substitute sebagai pakan tambahan untuk memenuhi nutrisi lebah madu selama musim belum panen. Di sisi lain, potensi limbah yang digunakan dalam project ini sangat besar dan banyak ditemukan di sekitar lokasi rumah mitra.
Ide kreatif dalam konsep "POLTARBEE" tercetus sebagai bentuk keprihatinan akan kurangnya produksi madu lokal Indonesia sedangkan konsumennya sangat banyak terutama beberapa anggota tim kami yang sering mengkonsumsi madu tersebut. Hal ini dikarenakan madu termasuk cairan manis yang enak dan berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh.
Program project kolaborasi ini dilaksanakan selama lima minggu dengan rincian satu minggu penyusunan proposal dan persiapan pelaksanaan serta empat minggu pelaksanaan, evaluasi, dan revisi. Kegiatan ini bertempat di Universitas Airlangga Surabaya dan Desa Purut sebuah daerah di Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Metode dan teknis pelaksanaan project kolaborasi mendapatkan respon positif dari pihak mitra kami, Pak Rudi. Kami juga mengalami beberapa kendala karena kegiatan ini dilakukan dalam situasi Pandemi walaupun sekarang sudah berangsur menjadi Endemi.Â
Adapun teknis pelaksanaan project kami dilakukan dengan dua metode yaitu  satu kali pertemuan luring dengan menerapkan protokol kesehatan dan pertemuan lainnya secara daring menggunakan aplikasi  video conference seperti Zoom Meetings, Google Meet, dan Whatsapp. Namun, segala kendala tersebut dapat kami atasi dengan baik tentunya berkat kerja sama antara seluruh anggota, fasilitator, dan mitra yang saling membantu demi tercapainya tujuan bersama.
Selama satu bulan implementasi project, mitra kami, Bapak Rudi melaporkan bahwa koloni lebah madunya mengalami perkembangan yang optimal. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan menggunakan kelompok kontrol yang hanya diberikan pakan tambahan larutan gula saja dengan koloni lebah madu yang diberikan pakan tambahan POLTARRBEE. Hasilnya, kelompok kontrol hanya mampu pecah koloni dari satu koloni menjadi dua koloni dalam satu bulan.Â
Sedangkan, kelompok perlakuan berupa koloni lebah madu yang diberikan pakan tambahan POLTARBEE mampu pecah koloni hingga tiga koloni dari satu koloni dalam kurun waktu yang sama yakni satu bulan. Selain itu, dengan inovasi pakan tambahan POLTARBEE ini mampu menekan biaya perawatan lebah madu dikarenakan para peternak lebah madu tidak perlu untuk mengeluarkan biaya transportasi ketika pindah lokasi dan penyewaan tempatÂ
atau lokasi yang terdapat banyak serbuk sari (pollen) sebagai sumber protein lebah madu selama musim belum panen tersebut. Oleh karena itu, pihak mitra bisa menghemat biaya perawatan lebah madu selama musim belum panen hingga 50% dengan perkembangan lebah yang jauh lebih optimal.
Mendapat respon positif membuat tim POLTARBEE pun merencanakan ide untuk mengembangkan inovasi ini lebih jauh sehingga mampu dimanfaatkan sesuai kebutuhan peternak lebah madu Indonesia sebagai upaya nyata memenuhi tingginya permintaan dari para konsumen madu, sekaligus mendorong kemajuan industri serta perekonomian lebah madu demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tim POLTARBEE berharap, implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam pengolahan bahan pangan yang juga termasuk limbah sekitar selama rangkaian program project kolaborasi ini dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi mitra peternak lebah madu, sehingga tujuan konsep "POLTARBEE" sebagai upaya menekan biaya perawatan lebah madu selama musim belum panen dapat tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H