Mohon tunggu...
Fany Wirda Putri
Fany Wirda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia

As an undergraduate student majoring in Indonesian Language and Literature, I bring a wealth of experience in project participation and organizational involvement, particularly in the realms of publication, documentation, and field research. With a track record as a field researcher and prior leadership roles, including as a team leader during field studies, I possess a robust skill set in research methodology and team coordination. I am particularly drawn to opportunities in social media and the creative industry, where I can leverage my writing proficiency and creative flair to craft compelling content. My adeptness in video editing, copywriting, and content creation, coupled with a strong penchant for problem-solving and adaptability, equips me to excel in roles that demand creativity, precision, and effective communication.

Selanjutnya

Tutup

Music

Golden Rules JKT48, Peraturan atau Justifikasi Ujaran Kebencian untuk Anggota?

12 Agustus 2024   21:03 Diperbarui: 12 Agustus 2024   21:03 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idol Group kenamaan Indonesia yaitu JKT48 memiliki istilah yang cukup populer di kalangan penggemar, yaitu Golden Rules. Golden Rules merupakan prinsip atau aturan dasar yang sangat penting dalam kontrak para anggota JKT48 selama menjadi anggota aktif. Aturan ini bersifat sangat krusial bagi para anggota dan penggemar. Umumnya, Golden Rules sering dianggap masyarakat awam sebagai panduan yang fungsinya membantu organisasi atau seseorang dalam mencapai tujuannya dengan metode yang efisien dan efektif.

Grup JKT48 pun juga memiliki Golden Rules tersendiri di dalamnya. JKT48 merupakan salah satu cabang atau adik dari grup asal Jepang, AKB48. Grup ini memiliki sejumlah peraturan yang dibuat oleh grup pusat mereka, aturan-aturan tersebut adalah pedoman yang wajib hukumnya dipatuhi untuk menjaga citra serta etika mereka selayaknya grup idola.

Salah satu golden rules yang sangat krusial bagi para anggota JKT48 adalah anggota JKT48 dilarang memiliki hubungan asmara. Aturan yang dibuat sejak grup ini lahir, sampai detik ini selalu menjadi perdebatan di kalangan masyarakat terutama penggemar. Karena topik ini menjadi sangat sensitif ketika penggemar mendapati idolanya berinteraksi dengan lawan jenis.

Hal ini disebabkan oleh adanya skandal anggota JKT48 yang kedapatan sedang menjalin hubungan asmara di luar aktivitas JKT48 baru-baru ini. Terhitung dari tahun ini, sudah ada 3 anggota yang dijatuhi hukuman yaitu penangguhan aktivitas mereka di JKT48 selama tiga bulan lamanya. Ketiga anggota tersebut adalah Indira, Amanda, dan Callie. Sementara itu ada satu anggota yang sama kasusnya namun pihak manajemen langsung mengeluarkannya dari grup karena tidak jujur dalam mempertanggungjawabkan skandalnya, anggota tersebut bernama Jeane.

Skandal berpacaran anggota JKT48 ini sebetulnya sedari dulu selalu menjadi persoalan, karena peraturan ini semata-mata bukan hanya untuk memberikan hukuman bagi para anggota, namun juga kerap dijustifikasi oleh penggemar dalam melakukan ujaran kebencian pada anggota yang melanggar peraturan tersebut. 

Saking seringnya, ujaran kebencian tersebut seakan-akan menjadi hal yang wajar karena disampaikan untuk anggota yang mengalami skandal. Penggemar JKT48 ini tidak pandang bulu mengeluarkan kata-kata makiannya kepada anggota tersebut yang tanpa disadari anggota itu masih dibawah umur. 

Tidak sedikit anggota JKT48 yang secara gamblang menyuarakan persoalan ujaran kebencian tersebut, karena hal yang dilakukan penggemar mereka tentunya berdampak sangat besar bagi mental mereka. Namun hingga saat ini, ujaran kebencian pada mereka masih sangat sering ditemukan, bahkan anggota yang tidak terdampak pada skandal tersebut pun juga sering mendapatkan ujaran kebencian itu.

Berdasarkan persoalan tersebut, akhirnya menimbulkan berbagai pertanyaan yang muncul. Para penggemar ini sebetulnya tidak terlalu peduli atas permasalahan yang dialami anggota itu, melainkan mereka hanya ingin meluapkan emosi mereka dengan melontarkan ujaran kebencian kepada pelaku pelaku pelanggaran Golden Rules tanpa memikirkan apa dampak yang akan dialami anggota yang menjadi sasaran komentar jahat mereka.

Pelanggaran terhadap Golden Rules tentunya tidak bisa dinormalisasi, peraturan tetaplah peraturan. Anggota grup pasti harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Namun alih-alih memberikan pelajaran kepada anggota dengan bijak, para penggemar justru menebar kebencian tanpa memikirkan dampaknya pada pihak lain dan berlindung di balik ketikan jahat yang mereka buat sendiri.

Akibat dari banyaknya ujaran kebencian yang dilakukan oleh penggemar mereka sendiri, tidak jarang anggota JKT48 akhirnya mengumumkan untuk mengundurkan diri atau lulus dari grup tersebut karena tidak sanggup terus menerus mendapati banyaknya ujaran kebencian yang membanjiri kolom komentar sosial media milik mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun