Mohon tunggu...
FANY SEPTYANI
FANY SEPTYANI Mohon Tunggu... Lainnya - Kuliah di Unniversitas Negeri Semarang

I like musik and something that make me happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suku Bunga Naik, Gen Z Harus Pertimbangkan Ini Sebelum Ambil KPR

30 Mei 2024   21:53 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak dari perang antara Iran dan Israel rupanya merembet kemana-mana, mulai dari pelemahan rupiah hingga masalah investasi. Nah, saat ini investasi yang paling banyak dicari adalah investasi di bidang properti, terutama untuk anak muda seperti kami para mahasiswa, dan juga para kaum Adam ini sekarang sudah sangat melek dengan investasi di bidang properti, namun di tengah ketidakpastian seperti sekarang dan kita lihat harga properti atau rumah yang semakin lama semakin mahal, apakah layak atau lebih baik disewa saja?

Melemah sejak konflik antara Iran dan Israel semakin memanas. Dolar Amerika Serikat terus menguat terhadap rupiah dengan nilai tukar dolar Amerika Serikat yang telah mencapai Rp. 16.200. Bank Indonesia sendiri telah menaikkan suku bunga repo harian alias BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%. Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,5% dan suku bunga landing facility sebesar 25 bps menjadi 7%.

Para pemilik Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tak perlu risau dengan kenaikan BI Rate menjadi 6,25%. Sebab, kenaikan KPR disebut tak berpengaruh pada kredit rumah atau bahkan kredit kendaraan bermotor (KKB).

David mengatakan sementara untuk suku bunga sektor konsumsi justru menurun sebesar 5 bps. Adapun untuk KPR dan KKB juga turun sekitar 50-70 basis poin. David melanjutkan sebenarnya tidak ada korelasi yang kuat antara suku bunga acuan dengan bunga kredit. Sebab, kata dia, suku bunga kredit juga ditentukan oleh dinamika di pasar. Selain itu, dia mengatakan menurunnya bunga kredit KPR terjadi karena banyak bank yang bermain di ceruk kredit ini. Menurut dia, para bank berkompetisi memberikan kredit yang menarik.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon L.P. Napitupulu juga mengatakan KPR tidak akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga acuan BI. Terutama untuk KPR subsidi yang bunganya ditanggung pemerintah. Namun, dampak kenaikan suku bunga BI akan terasa pada nasabah KPR non subsidi. Pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan bunga. Namun untuk saat ini belum ada rencana untuk menaikkan KPR non subsidi. "Di KPR non-subsidi memang isunya adalah bagaimana kami bisa menaikkan bunga. Nah, kami juga mesti ngitung. Menjadi bankers ini kan gak gampang juga, gak kayak matematik. Bunganya naik, kita ikutin naik gak? Belum tentu, Bapak-Ibu juga bisa lihat ya. Kecuali Ibu naik dari fixed ke floating, hanya karena itu aja," jelasnya.

Sistem KPR memiliki implikasi yang kompleks dan positif terhadap perekonomian, terutama bagi mereka yang memiliki kredit KPR. Sistem ini dapat membuat inflasi lebih stabil dan terjangkau, sehingga pemerintah dapat menyediakan lebih banyak sumber daya dan mengurangi utang. Selain itu, hal ini juga dapat mendorong pemerintah untuk lebih aktif dalam pengelolaan keuangan dan mengurangi kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Bila suku bunga naik, Gen Z harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan untuk membeli rumah atau mengontrak. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang perlu diangkat:

1. Kenaikan Biaya Kenaikan suku bunga dapat berdampak pada kenaikan biaya kredit KPR, yang dapat membuat cicilan bulanan menjadi lebih mahal. Hal ini dapat membebani dompet Gen Z yang memiliki pendapatan yang tidak stabil atau yang memiliki biaya hidup yang tinggi.

2. Stabilitas Keuangan Gen Z harus mempertimbangkan stabilitas keuangan mereka sebelum memutuskan untuk membeli rumah. Kenaikan suku bunga dapat berdampak pada minat masyarakat untuk membeli rumah dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

3. Harga Rumah Kenaikan suku bunga dapat berdampak pada kenaikan harga rumah, yang dapat membuat Gen Z harus mempertimbangkan apakah mereka dapat membeli rumah dengan harga yang lebih tinggi.

4. Alternatif Gen Z harus mempertimbangkan alternatif lain seperti mengontrak atau menginvestasikan uang mereka pada aset lain yang lebih stabil.

5. Pengelolaan Keuangan Gen Z harus mempertimbangkan bagaimana mereka akan mengelola keuangan mereka jika suku bunga naik. Mereka harus memantau perubahan suku bunga dan menyiapkan anggaran yang tepat untuk pembayaran cicilan setiap bulannya.

6. Kondisi Ekonomi Gen Z harus mempertimbangkan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung. Kenaikan suku bunga dapat berdampak pada minat masyarakat untuk membeli rumah dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

7. Jangka Waktu Gen Z harus mempertimbangkan jangka waktu yang mereka ingin membeli rumah. Jika mereka ingin membeli rumah dalam waktu dekat, maka mereka harus mempertimbangkan kenaikan suku bunga dan bagaimana hal ini dapat berdampak pada keuangan mereka.

8. Pilihan Kredit Gen Z harus mempertimbangkan pilihan kredit yang tersedia. Mereka harus mempertimbangkan apakah mereka dapat membeli rumah dengan suku bunga yang lebih rendah atau apakah mereka harus mempertimbangkan kredit lain yang lebih stabil.

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, Gen Z dapat membuat keputusan yang tepat dan bijak dalam membeli rumah atau mengontrak ketika suku bunga naik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun