Mohon tunggu...
Fany Septiyani
Fany Septiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tadris Biologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila dan Revitalisasi Industri Tradisional: Mempertahankan Kearifan Lokal Dalam Era Modern

7 Maret 2024   07:10 Diperbarui: 7 Maret 2024   17:51 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Revitalisasi merupakan kata serapan dari kata bahasa Inggris yaitu "Revitization". Kata ini berasal dari akar kata atau kata dasar ''vital'' yang berarti ''penting'' atau 'mperlu'' dan ''re-'' yang berarti ''kembali''. Revitalisasi dapat dipahami sebagai langkah untuk memperbaiki atau merevitalisasi (menghidupkan kembali) sesuatu yang penting demi hasil dan manfaat yang optimal. Langkah-langkah revitalisasi sering dilakukan di berbagai bidang. Mulai dari bidang industri, kemasyarakatan, ekonomi hingga bidang keagamaan dan budaya. Upaya tersebut akan membantu meningkatkan pembangunan dan kualitas program pemerintah yang selama ini belum optimal. Maka dari itu, berbagai program yang mempunyai tujuan baik namun belum maksimal dilaksanakan dapat diperbaiki melalui langkah revitalisasi.

Tradisi adalah elemen penting dalam mempertahankan warisan budaya suatu masyarakat. Di berbagai penjuru dunia, tradisi-tradisi lokal terkait dengan pertanian memiliki peran yang tak ternilai dalam memelihara keanekaragaman budaya dan pelestarian pengetahuan lokal. Di Indonesia, sebuah negara yang dikenal dengan kekayaan budaya dan pertanian sebagai tulang punggung ekonomi, tradisi pertanian adalah warisan yang berharga yang mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan (Abdullah, 2020).

Pancasila sebagai prinsip dasar negara Indonesia mengemukakan lima asas yang mendasari kehidupan bernegara dan berbangsa. Pada saat yang sama, ketika industri modern berkembang pesat, banyak industri tradisional juga menghadapi tantangan untuk bertahan hidup. Dalam hal ini, pentingnya pemahaman dan penyerapan nilai-nilai Pancasila ditonjolkan dan menjadi landasan kokoh bagi perlindungan dan pengembangan industri tradisional. Artikel ini akan mengupas bagaimana revitalisasi industri tradisional menjadi wujud nyata nilai-nilai Pancasila, dengan fokus menjaga kearifan lokal di era modern.

Keberagaman yang dimiliki Indonesia dapat dimaknai sebagai suatu kekayaan yang membanggakan, karena merupakan suatu anugerah yang besar jika bangsa Indonesia dapat hidup dan berkembang setara dengan negara lain, berkembang dan maju secara setara di tingkat nasional dan internasional (Setyaningsih, 2021). Negara yang memiliki perbedaan besar dalam hal agama, etnis, budaya, dan bahasa akan mempunyai permasalahan dan ancaman potensi fragmentasi jika tidak mempunyai landasan nasional yang kuat. Pancasila telah melalui proses yang cukup panjang bagi bangsa Indonesia. Gagasan Pancasila dirancang, digagas, diakui dan dijadikan sebagai pedoman dan landasan negara bangsa Indonesia dengan kekuatan yang tiada tara. Banyak ideologi baru bermunculan silih berganti, namun pemikiran Pancasila tetap menjadi ruh bangsa Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, seiring dengan perubahan peradaban dunia, ancaman terhadap ideologi ini akan terus ada.

Menurut Muvid, keberagaman budaya, agama, dan suku masyarakat Indonesia menjadi sebuah karakteristik dan keunikan yang tetap terjaga seiring berjalannya waktu dalam ikatan persatuan yang kuat. Namun, harus kita sadari bahwa menjaga persatuan dan kesatuan yang telah terjalin selama ini bukanlah suatu hal yang mudah mengingat setiap masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Keunikan dan keberagaman masyarakat Indonesia jika tidak dijaga dan dilindungi dengan baik maka akan berdampak pada rusaknya hubungan antar manusia dan antar anak bangsa (Muvid, M. B. 2022).

Industri tradisional bukan hanya sekedar pencipta produk, namun juga menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Pengakuan ini menyoroti pentingnya melestarikan dan merevitalisasi industri tradisional. Melalui rencana revitalisasi, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mendukung industri tradisional. Hal ini melibatkan peningkatan kualitas produk, pemasaran yang efektif, dan pendekatan inovatif yang menggabungkan unsur-unsur modern.

Menganalisis kasus-kasus revitalisasi yang berhasil dapat memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi daerah lain. Contoh nilai-nilai Pancasila yang diterapkan dalam kasus nyata dapat menjadi model bagi upaya serupa di seluruh tanah air. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, revitalisasi industri tradisional sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal dapat menjadi kenyataan. Dengan memahami dan merangkul warisan budaya, Indonesia dapat mempertahankan keberagaman dan identitasnya di tengah perubahan global.

Contoh revitalisasi industri tradisional dapat ditemukan di berbagai sektor, termasuk tekstil, kerajinan dan pertanian. Revitalisasi industri batik di Indonesia merupakan sebuah salah satu contoh sukses. Program sertifikasi, dukungan pemasaran dan penggunaan teknologi modern dalam proses produksi telah membantu meningkatkan kualitas batik dan membuatnya lebih kompetitif di pasar global. Label "Batik UNESCO" juga memperkuat citra batik sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan.

Selain batik, ada juga tekstil kain tenun Lombok. Industri tekstil tradisional di Pulau Lombok, Indonesia, mengalami direvitalisasi melalui program pelatihan dan promosi. Pemberdayaan pengrajin lokal dengan keterampilan baru dan mengintegrasikan pasar online membuat produk tekstil Lombok lebih kompetitif dan telah meningkatkan daya saing produk kain tenun Lombok. Di India, sektor tekstil tradisional, seperti sari dan khadi, mengalami revitalisasi melalui kampanye "Make in India". Peningkatan promosi, dukungan keuangan, dan integrasi teknologi dalam desain dan produksi tekstil tradisional telah membantu menghidupkan kembali industri ini.

Revitalisasi juga dapat terjadi dalam industri kuliner tradisional, seperti masakan tradisional dan khas daerah. Dengan menggunakan bahan-bahan lokal, meningkatkan kualitas dan melakukan promosi melalui media sosial, kita dapat membuat masakan tradisional kembali populer di tingkat lokal dan global. Revitalisasi industri tradisional tidak hanya berarti mempertahankan produksi yang sudah ada, namun juga mengintegrasikan inovasi dan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas, daya saing, dan daya tarik pasar. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan konsumen, sangat penting bagi keberhasilan upaya revitalisasi ini.

Melestarikan kearifan lokal di zaman modern merupakan tantangan penting yang memerlukan pendekatan holistik dan keterlibatan partisipasi aktif  masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Berikut  beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan memajukan kearifan lokal di tengah  globalisasi dan modernisasi dengan  mendukung pelaku ekonomi lokal, koperasi dan kelompok kerja untuk memproduksi dan memasarkan produk lokal. Hal ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal secara ekonomi dengan melestarikan kearifan lokal  melalui kegiatan ekonomi  berkelanjutan.

Hal ini juga dapat dicapai dengan melestarikan dan mempromosikan seni, musik, dan warisan budaya lokal. Festival, pameran seni, dan kegiatan budaya lainnya dapat dijadikan cara yang efektif untuk melestarikan dan mempromosikan aset budaya lokal. Memberikan dukungan dan insentif bagi industri tradisional untuk memodernisasi proses produksinya tanpa kehilangan identitas lokalnya. Revitalisasi ini mencakup pelatihan pekerja terampil, investasi pada teknologi  berkelanjutan, dan pemasaran yang lebih efektif.

Dalam Menelusuri perjalanan Pancasila dan kebangkitan industri tradisional, kita bisa merasakan  pentingnya melestarikan kearifan lokal di zaman modern. Kearifan lokal merupakan warisan berharga yang menambah warna dan kekayaan budaya negara kita. Dengan berupaya merevitalisasi industri tradisional, kita tidak hanya menjaga keberlangsungan tradisi nenek moyang kita, namun juga menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Mari bersama-sama merangkul dan mendukung produk lokal, memperkuat daya saing, dan menerapkan kearifan lokal dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai dasar negara kita, Pancasila memberikan landasan moral dan etika yang dapat menjadi pedoman kita dalam menjalankan revitalisasi ini. Keberagaman, persatuan, keadilan, demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi penggerak kita semua untuk tetap menjaga keselarasan dengan modernitas dan kearifan lokal. Saat kita menghadapi tantangan global, marilah kita menggunakan Pancasila sebagai pedoman dan memastikan bahwa semua tindakan kita menghormati dan membanggakan kearifan lokal. Tanggung jawab kita sebagai generasi penerus bangsa bukan hanya sekedar melestarikan warisan budaya kita saja, namun mengembangkannya agar tetap relevan dan memberikan dampak positif bagi masa depan.

Mari bersama-sama kita jaga, pelihara, dan hargai kearifan lokal serta bersinergi dalam semangat gotong royong. Karena dalam keberagaman  kita menemukan kekuatan kolektif untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan bermakna. Kebangkitan Pancasila dan revitalisasi industri tradisional merupakan tonggak sejarah menuju keberlangsungan dan kejayaan negara kita di tengah tren dunia atau arus global yang terus berubah.

Referensi :

Abdullah, M. Q. (2020)Riset Budaya: Mempertahankan Tradisi Di Tengah Krisis Moralitas.

Juniani, E., & Dora, N. (2024). Tradisi Bondang: Kearifan Lokal dalam Menanam Padi di Desa Silo Lama, Kabupaten Asahan. Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(12).

Muvid, M. B. (2022). Pendidikan Damai Berdimensi Sufistik: Alternatif Merajut Kebhinekaan Masyarakat Indonesia. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(1), 27-40.

Oktaviani, S. A., Dewi, D. A., & Hayat, R. S. (2024). Peran Saung Angklung Udjo Sebagai Sarana Literasi Budaya Di Jawa Barat. Semantik: Jurnal Riset Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Budaya, 2(1), 153-163.

Purnomo, H. (2024, February). "SEGO KUCING" MBOK MISNATI UPAYA MEMBANGUN KETAHANAN PANGAN NASIONAL MELALUI REVITALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL. In International Conference on Humanity Education and Society (ICHES) (Vol. 3, No. 1).

Setyaningsih, W. (2021). Implementasi Pendekatan Multikultural dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Kebhinekaan Menuju Masyarakat Madani. ENTITA: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu - Ilmu Sosial, 3(1), 65-74.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun