3. Laporkan kepada guru/ pihak sekolah untuk segera dilakukan penyelidikan.
4. Meminta pihak sekolah untuk memberikan info tentang apa yang sebenarnya telah terjadi.
5. Mengajarkan anak cara-cara menghadapi bullying.
Pihak sekolah pun bisa menekan angka bullying atau mencegah bullying secara mandiri melalui sebuah program pendidikan karakter di lingkungan sekolah. Upaya yang dilakukan antara lain: (1) memperkuat pengendalian sosial, hal ini dapat dimaknai sebagai berbagai cara yang digunakan pendidik untuk menertibkan peserta didik yang melakukan penyimpangan, termasuk tindak kekerasan dengan melakukan pengawasan dan penindakan; (2) mengembangkan budaya meminta dan memberi maaf; (3) menerapkan prinsip-prinsip anti kekerasan; (4) memberikan pendidikan perdamaian kepada generasi muda; (5) meningkatkan dialog dan komunikasi intensif anatar siswa dalam sekolah (Yuyarti, 2018).
Ada banyak strategi menghadapi bullying yang bisa kita terapkan kepada para remaja, diantaranya yaitu ajarkan untuk menyembunyikan kemarahan atau kesedihannya. Bila ia tampak bereaksi si bullying akan senang. Selain itu, ajarkan anak berani memandang mata si bullying, berdiri tegak, kepala ditegakkan dalam menghadapi bullying. Tidak berjalan sendirian dan tetap tenang dalam situasi apapun (bila dalam bahaya segera menyingkir) (Sucipto, 2013).
Kesimpulan
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Tak dapat dipungkiri, banyak remaja yang telah mengalami bullying, terlebih lagi di lingkungan sekolahan. Hampir semua orang tahu tentang bullying, namun mirisnya kasus ini seringkali dibiarkan begitu saja. Hubungan pelaku dan korban bullying biasanya merupakan teman sebaya. Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas cakupannya. Remaja yang menjadi korban bullying lebih beresiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Contoh bullying antara lain menghina, memukul, menatap dengan ancaman, dan lain sebagainya. Faktor-faktor penyebab bullying diantaranya yaitu keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan lingkungan di sekitar.
Bullying tentu memiliki dampak yang sangat besar dalam pendidikan remaja, salah satunya yaitu penurunan prestasi akademik. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi bullying yaitu orang tua membiasakan diri memberikan feed back positif bagi anak dan menggunakan alternatif hukuman kepada anak dengan tidak melibatkan kekerasan fisik maupun psikologis. Selain itu, orang tua diharapkan mau menjalin relasi dan konsultasi dengan pihak sekolah jika anaknya menjadi pelaku bullying ataupun korban. Pihak sekolah menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif, misalnya dengan mengadakan praktik kedisiplinan tanpa menggunakan hukuman kekerasan dan menjalankan program pendidikan karakter.
DAFTAR PUSTAKA
Ela Zain, dkk. 2017. "Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying". Jurnal Penelitian & PPM. Vol. 4, No.2.
Sucipto. 2012. "Bullying dan Upaya Meminimalisasikannya". Jurnal Psikopedagogia. Vol. 1, No. 1.