Beberapa hari ini, media sosial diramaikan oleh wacana kemungkinan pergantian Wakil Presiden, KH. Ma'ruf Amin. Asal muasalnya adalah desas-desus yang dilontarkan oleh "seseorang yang mengaku" pengamat politik.
Melalui pesan berantai, Tony Rosyid "mengarang cerita" bahwa Kiai Maruf akan dimakzulkan. Caranya dengan "memaksa" Mantan Ketum MUI tersebut mundur dengan alasan usia dan akan digantikan oleh Prabowo Subianto. Wow, bukan?
Isu seperti ini sebenarnya sudah lama basi. Namun entah kenapa diangkat kembali. Tapi yang perlu digaris bawahi, desas-desus seperti ini tidak akan menemukan jangkar kebenarannya.
Ya, namanya desas-desus, maka kebenarannya pasti diragukan, bahkan kalau perlu dinafikan saja. Mengapa? Karena menggantikan seorang Wapres tidak semudah "imajinasi" Tony Rosyid semata.
Apa yang diungkapkannya itu sungguh ngawur dan tidak berdasarkan kenyataan.
Pertama, Presiden atau siapapun itu tidak bisa seenaknya memaksa seorang Wapres mundur. Apalagi "menekan" seorang Kiai sepuh yang sangat dihormati.
Di sisi lain, KH. Ma'ruf Amin hingga saat ini tidak ada keinginan untuk mundur sedikitpun. Beliau masih aktif menjalankan tugasnya dan mengabdi untuk bangsa Iini.
Jadi darimana informasi Tony Rosyid bahwa Kiai Maruf akan mundur? Ini jelas desas-desus yang diciptakannya sendiri.
Kedua, mengganti seorang Wapres itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada sejumlah aturan konstitusi yang harus ditaati.