Mohon tunggu...
Adi Arifin
Adi Arifin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Keindahan Bali sebagai surga bagi pelancong sudah mendunia sejak berabad-abad yang lalu. Dari sejak jaman kolonial, sejumlah seniman mancanegara telah menggunakan Bali sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan karya-karya adiluhung yang tetap dikagumi sepanjang masa. Apakah keindahan Bali masih semurni dahulu ...

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Serabi Ala Bali

30 April 2013   15:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:21 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daripada mumet ngeliatin dagelan nggak lucu yang dipertontonkan (mantan) Jendral Susno dan pengacaranya yang super jaim, mendingan kita ngomongin topik yang lain saja, topik yang tidak ada matinya buat kita semua, wisata kuliner. Dimana lagi kalo bukan di Bali. Bicara jajan pasar di Bali, memang tidak jauh-jauh dari satu rasa, manis. Sepertinya lidah Bali memang punya pemisah imajiner, makan harus asin, jajan harus manis. Salah satu yang menarik untuk disimak dan layak dicicipi siapapun karena terbuat dari bahan-bahan halal adalah laklak yang memberi kombinasi legit gula kelapa dan gurih parutan kelapa muda. Kalau anda mengenal serabi ala sunda, anda tidak akan terlalu merasa asing dengan laklak karena keduanya hampir sama. Beberapa hal yang membedakan diantaranya:

  • Sama-sama berbahan tepung beras yang dicetak di atas bara dengan cetakan yang terbuat dari tanah liat, yang membedakan hanya ukuran. Ukuran laklak lebih kecil dari serabi. Jika satu porsi serabi biasanya berisi 2 kue, satu porsi laklak bisa berisi 8 sampai 10 kue.
  • Siraman serabi yang dalam bahasa sunda dikenal sebagai kinca terbuat dari campuran gula merah dan santan kental. Sementara itu laklak disiram gula merah yang dicairkan. Rasa gurih kelapa laklak datang dari kelapa muda parut yang ditaburkan sebelum disiram gula.

Meskipun perbedaannya hanya sedikit, tetapi membawa perbedaan yang sangat besar dalam soal rasa, serupa tapi tak sama. Dua-duanya enak, dua-duanya manis, dua-duanya legit, bahan dan teknik pembuatannya pun sama persis. Tapi seperti kata pepatah, lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain kali anda berkunjung ke Bali, jangan lupa untuk mencicipi sajian khas Bali yang satu ini. Jika anda tidak tahu dimana bisa mendapatkannya, tanya Fantastic Bali yang akan dengan senang hati memberikan informasi wisata kuliner Bali dan berbagai aktivitas wisata lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun