Mohon tunggu...
Fantasi
Fantasi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Mikro

" When we are born we cry that we are come to this great stage of fools. " - William Shakespeare -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengintip Belang Parpol yang Hendak Membekukan KPK

10 September 2017   00:26 Diperbarui: 10 September 2017   21:14 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sebelumnya mulut manis para anggota DPR mencoba membual tentang tujuan pembentukan Pansus KPK adalah untuk penguatan KPK, sekarang belang mereka yang sebenarnya tak lagi disembunyikan.

Adalah seorang anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (yang notabene adalah Partai Pemerintah) berterus terang menyerukan pembekuan KPK. Pemberantasan korupsi akan diserahkan kembali kepada kepolisian dan kejaksaan.

Mendapat umpan cantik dari Henry Yosodiningrat - nama anggota DPR itu - langsung saja Fahri Hamzah, sang maestro manuver di DPR, menyundul : KPK jangan hanya dibekukan, tetapi harus dibubarkan! Pembubaran juga tak perlu menunggu proses panjang, Presiden Joko Widodo tinggal mengeluarkan Perppu untuk mengeksekusi kematian KPK - begitu usulan Wakil Ketua DPR itu.

KPK dulu begitu perkasa menangkapi para koruptor tersohor di negeri ini - mulai dari pemimpin dan pejabat tinggi partai politik, anggota DPR yang merangkap selebriti, ketua atau pimpinan lembaga tinggi negara, hakim, jaksa, jenderal, menteri, gubernur, bupati, walikota, hingga istri atau istri siri pejabat.

Sekarang KPK diobok-obok oleh pihak eksternal, terutama oleh DPR. KPK dituding-tuding oleh orang-orang yang pernah atau sedang berurusan dengan kasus korupsi. KPK diramai-ramaikan oleh orang dalamnya sendiri.

Masih banyak orang mendukung KPK, tapi semakin banyak pula yang berterus-terang atau diam-diam menghendaki kematian KPK. Pendukung KPK beranggapan bahwa mereka yang menghendaki kematian KPK adalah penikmat dan penerima manfaat dari korupsi. Sementara para pembenci KPK punya berbagai alasan kamuflase untuk mengakhiri hidup KPK yang terlanjur melegenda sebagai pahlawan pemberantas kejahatan korupsi.

Pernyataan Henry Yosodiningrat tentang usulan pembekuan KPK membuat mata orang terbuka melihat bahwa Partai PDI Perjuangan ternyata adalah algojo yang akan menghabisi KPK. Memang ada banyak partai lain yang ikut meramaikan kematian KPK, tetapi tak dapat dipungkiri kekuatan besar yang menggerakan Pansus KPK adalah dari PDIP. Mengingat pula bahwa pemerintah sekarang adalah koalisi yang dipimpin oleh PDIP, maka Pansus KPK punya kesempatan besar untuk merealisasikan hasrat terdalamnya.

Lalu, dimanakah posisi Presiden Jokowi, kader PDIP itu ? Beliau selalu berkilah tak akan mengintervensi Pansus Angket KPK. Sebenarnya sungguh aneh, Pansus KPK yang sepenuhnya diisi oleh partai pendukung pemerintah berniat membekukan KPK sementara pemerintah ingin KPK tetap kuat.

Pernyataan Henry Yosodiningrat kemudian diralat oleh Sekjen PDIP. Tapi, percumalah !  Orang sudah sempat mengintip belangnya partai ini. Dapatkah harimau mengubah belangnya ?

Henry sudah memberi umpan cantik, lalu disundul oleh Fahri dan diarahkan kepada Jokowi. Apa yang akan dilakukan oleh Presiden Jokowi ?

Mari kita tunggu dan amati, seperti apa belang Jokowi. Jika belangnya tak beda dengan orang-orang separtainya, apakah yang masih diharapkan dari kepemimpinan beliau ? Tapi, jika beliau "koppig" dalam mempertahankan KPK, Indonesia masih punya harapan.

Sumber1, Sumber2, Sumber3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun