Screen shot pada 13 Juli 2014 pukul 20:47
Siang tadi saya menemukan tulisan dari Kompasianer Ronnie W. tentang situs yang menunjukkan hasil perhitungan suara real Pilpres 2014. Sangat menarik. Situs tersebut (http://kawal-suara.appspot.com/) menghitung hasil Pilpres 2014 berdasarkan data perhitungan suara oleh KPPS di tiap TPS di seluruh Indonesia.
Data yang digunakan berasal dari form C1 yang ada di situs (resmi) KPU dan entry data boleh (dan dianjurkan) dilakukan oleh siapapun tanpa perlu mendaftar dan tanpa login. Seorang pengisi data bisa langsung masuk ke situs tersebut dan begitu masuk ke aplikasi data entry akan segera diberikan "tugas" untuk membaca satu formulir C1 ( yaitu hasil scan yang diisi dengan tulisan tangan petugas KPPS), lalu memasukkan data perolehan suara Prabowo-Hatta, perolehan suara Jokowi-JK, total suara sah, dan jumlah suara tidak sah. Disediakan pula tempat untuk mengisikan komentar kalau-kalau ada hal yang janggal pada formulir tersebut. Hasil data yang telah di-entry dapat dilihat secara nasional, per provinsi, per kabupaten/kota, per kecamatan, per kelurahan/desa, dan per TPS. Pada level TPS kita bisa memeriksa lagi apakah data yang sudah dientry tersebut sesuai dengan scan C1 KPU. Datanya sangat transparan. Untuk detail cara memasukkan data dan melihat data, silakan buka tulisan Kompasianer Ronnie tersebut. ( http://politik.kompasiana.com/2014/07/14/bantu-awasi-real-count-pilpres-2014-dengan-aplikasi-ini-668123.html ) Saya akan membahas apakah situs tersebut layak dipercayai dan adakah gunanya berpartisipasi mengisikan data di sana ? Melibatkan kerumunan orang (crowd) untuk melakukan suatu task, seperti meng-entry perolehan suara Pilpres 2014 mungkin baru pertama kita lakukan di Indonesia. Keakuratan data tergantung pada orang-orang yang memasukkan data. Tentu saja ada yang iseng, ada yang asal-asalan, ada yang sungguh-sungguh dan ada yang sengaja memasukkan data yang keliru untuk mengarahkan hasil sesuai dengan keinginannya. Bagaimana memastikan data yang ada di tabulasi elektronik tersebut adalah benar? Jika meminta sekelompok orang yang dipercaya untuk mem-verifikasi tentu akan memakan waktu karena pasti jumlahnya tak bisa banyak. Dalam crowd-source count (perhitungan oleh orang banyak) ini, kebenaran suatu entry dilakukan dengan melakukan pemasukan data secara berulang-ulang oleh orang yang berbeda-beda. Data yang telah berulang kali dimasukkan identik oleh orang yang berbeda akan menjadi data yang dianggap benar. Bagaimana jika ada orang yang ingin membuat data rekaannya menjadi data yang dianggap valid dengan cara memasukkan data yang sama berulang-ulang ? Tidak bisa. Dalam aplikasi ini, orang yang meng-entry data hanya bisa memasukkan data untuk satu TPS satu kali saja. Lagi pula, data yang akan dimasukkan oleh seseorang tidak dipilih oleh orang tersebut, tetapi secara random diberikan oleh sistem. Karena itu, kemungkinan untuk curang dengan memasukkan data yang salah secara berulang-ulang akan bisa diatasi. Hal lain yang menarik adalah data yang dimasukkan dibagikan kepada orang-orang yang bersedia terlibat dalam pengisian data tersebut secara random. Artinya, setiap TPS (dari 478.828 TPS di seluruh Indonesia) memiliki peluang yang sama untuk diproses terlebih dahulu. Dengan demikian, kita bisa memandang bahwa persentasi suara untuk Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang terlihat secara nasional merupakan sampel yang representatif dari data keseluruhan. Namun, untuk saat ini, karena belum seluruh C1 diupload ke situs KPU, maka kita hanya dapat menyimpulkan hasil yang ditampilkan adalah representatif untuk data yang sudah masuk ke KPU dan form C1-nya telah di-upload. Tentu saja, sistem ini tak bisa dipercaya begitu saja. Tidak jelasnya siapa yang membangun sistem tersebut pasti menimbulkan pertanyaan : apakah hasil perhitungan totalnya tidak dimanipulasi? Saya masih menanyakan pada pengelola situs tersebut apakah kita boleh men-download data mentah yang telah kita masukkan bersama. Jika kita bisa mendapatkannya, tentu dengan mudah kita bisa menghitung sendiri. Sedangkan kesesuaian data yang digunakan dengan data di form C1, silakan disampel saja untuk memastikan apakah cukup bisa dipercaya atau tidak. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan data yang di"feed" kepada para pengisi data tidak benar-benar random, tapi sudah dipilih oleh pengelola situs. Ini bisa digunakan untuk memenangkan pasangan capres tertentu di awal-awal pengisian data, namun akan ketahuan jika data tidak lagi bertambah padahal di situs KPU scan C1 tersebut sudah tersedia. Kemungkinan lain adalah turunnya "pasukan cyber" dari satu atau kedua kubu masuk ke situs ini. Jika mereka terorganisir dan dilengkapi dengan data yang telah difabrikasi maka mungkin saja mereka bisa mempengaruhi hasil. Namun, jika saja ada beberapa ratus orang independen lain yang terlibat mengisi, maka efek mereka akan bisa diabaikan. Sistem pendistribusian tugas pemasukan data secara random akan menghalangi mereka untuk bisa menjaga "data palsu" nya terus menerus. Saya rasa ini adalah sistem yang baik dan sebuah terobosan sambil menunggu KPU mengumumkan hasil resmi 22 Juli 2014. Seharusnya KPU memberikan di situs mereka data digital dari keseluruhan TPS, tapi kabarnya hal tersebut tak akan dilakukan. Crowd-sourced count ini adalah cara komunitas dunia maya untuk tolong menolong memenuhi keingintahuan kita tentang hasil Pilpres 2014. Tapi, ingat, ini bukan hasil resmi. Oh ya, karena pengelola situs tersebut "misterius", kita tidak tahu apakah ada motivasi tertentu dibalik kebaikan hatinya menyediakan fasilitas ini. Selain itu, karena ini gratis, kita tidak tahu apakah situs tersebut punya sumberdaya yang cukup jika nanti traffic menjadi sangat tinggi. Untuk sementara ini saya berpikir positif saja, bahwa situs tersebut adalah situs relawan nonpartisan. Bagaimana kalau teman-teman Kompasianer meluangkan waktu beberapa menit untuk memeriksa hasil terakhir perhitungan perolehan suara para capres jagoan masing-masing dan mengisi beberapa data C1 di situs tersebut ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!